Kisah Irawati Puteri: Dulunya Berjuang Jalani Banyak Pekerjaan, Kini Bahagia Diterima S2 Stanford University!

Rini Apriliani | Beautynesia
Rabu, 08 Mar 2023 13:00 WIB
Kisah Irawati Puteri: Dulunya Berjuang Jalani Banyak Pekerjaan, Kini Bahagia Diterima S2 Stanford University!
Kisah Irawati Puteri yang kini diterima S2 Stanford University/Foto: Irawati Puteri

Nama Irawati Puteri mendadak viral, usai membagikan kabar bahagianya diterima S2 Stanford University.

Kabar bahagia tersebut mulanya dibagikan di laman Twitter. Ia bercerita tidak menyangka, jika yang dulunya bekerja sebagai SPG PRJ, kini bisa diterima di Stanford University.

"I got accepted to Stanford! Mantan SPG chicken nugget PRJ bisa keterima Stanford!," tulis Irawati Puteri di laman Twitternya, Sabtu (25/2). 

Lewat cuitan viral tersebut juga, dengan tangan terbuka Ira bersedia membantu banyak orang yang ingin mengikuti jejak yang sama.

"Kalau ada yang mau tanya-tanya atau mau daftar juga, please jangan ragu tanya aku aja! Pasti aku bantuin! I will #payitforward!," lanjutnya. 

Diketahui di Stanford University, Ira diterima sebagai mahasiswa program Master in International Education Policy Analysis 2023-2024. Tak hanya itu saja, ternyata ia juga lolos seleksi Beasiswa LPDP untuk menempuh pendidikannya ini, Beauties!

Lebih lengkap tentang cerita Irawati Puteri yang diterima S2 Stanford, baca di sini yuk!

Lulusan SMAK 1 BPK Penabur Jakarta dan S1 Hukum UI

Kisah Irawati Puteri, perempuan asli Indonesia yang lolos S2 Stanford UniversityKisah Irawati Puteri, perempuan asli Indonesia yang lolos S2 Stanford University/ Foto: Dok. Irawati Puteri

Ira sapaannya, ia adalah lulusan SMAK 1 BPK Penabur Jakarta dan S1 Hukum Universitas Indonesia. 

Meski jejak pendidikannya sering diasumsi sebagai sekolah dan kampus yang mahal dan ia pasti kaya raya, namun kenyataannya tidak demikian.

Ira bukanlah sosok yang terlahir dari keluarga kaya raya. Justru semasa pendidikan SMA dan kuliahnya ini, ia banyak mengalami kesulitan ekonomi. 

Namun beruntungnya, pendidikan tempat Ira menimba ilmu bisa memahami kesulitan ekonomi yang dialaminya ini. Sehingga, ia pun bisa tetap menyelesaikan pendidikan dengan baik. 

Di SMA misalnya, SMAK Penabur Jakarta mengonfirmasi jika Ira adalah salah satu alumninya dan mengungkapkan kalau Ira memang mengalami kesulitan ekonomi saat itu. 

"Yup betul banget kak @irawatiputeri adalah alumni kebanggaan SMPK 1 Penabur Jakarta yang walaupun dahulunya pernah berada dalam keterbatasan secara finansial tetap mampu berjuang dan bertekun belajar sehingga bisa sampai ke titik sekarang ini," tulis SMAK 1 Penabur Jakarta. 

Lalu saat menempuh pendidikan S1 Hukum di UI, ia juga mendapat keringanan biaya, seperti Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan (BOP-B) di UI. Kepada Beautynesia, Ira bercerita jika masa kuliahnya selain mendapat BOP-B, ia juga dibantu dengan dua beasiswa yang didapatkannya.

"Jadi waktu aku keterima lewat Simak UI, cuma dulu Simak UI itu masih masuknya reguler, jadi aku masih berhak atas BOP-B. Jadi, saat aku keterima UI, biaya kuliahnya itu disesuaikan dengan kemampuan ekonomiku. Dan di tengah jalan pun aku dapat beasiswa, namanya Bakti BCA dan beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik)," ujar Ira. 

Karena beasiswa, masa kuliah Ira bisa terselesaikan dengan baik. Tak hanya itu, berkat upah ngajar lesnya juga, ia bisa kembali melanjutkan pendidikan adiknya yang sempat terhenti. 

"Jadi, selama kuliah aku terbantu dengan dua beasiswa itu, ditambah lagi aku mulai banyak jadwal ngajar-ngajar, jadi aku bisa membantu lagi adikku yang putus sekolah. Akunya juga jadi bisa kuliah lagi dengan lancar. Berkatnya banyak masa itu, sampe aku bisa lulus dari UI," lanjutnya.

Cerita Irawati Melakoni Berbagai Pekerjaan dan Kondisi Ekonominya

Kisah Irawati Puteri, perempuan asli Indonesia yang lolos S2 Stanford University

Kisah Irawati Puteri yang kini diterima S2 Stanford University/Foto: Dok. Irawati Puteri

Sudah Kuliah Sambil Bekerja Sejak Dulu, Termasuk Jadi SPG dan Pengajar

Karena kesulitan ekonomi yang dialami oleh Ira, kuliah sambil bekerja pun dilakoninya untuk menambah keuangan.

Ira bercerita, jika selain menjadi SPG, ia juga sempat menjadi guru les, jurnalis, dan penerjemah. 

"Waktu jadi SPG itu aku dari 2013-2015. Sepanjang aku SMA, dari kelas 10 sampai kelas 12, nah itu setiap tahun emang di PRJ. Tapi, nggak hanya di PRJ aja sebenarnya, aku juga terima kalau ada tawaran SPG minuman atau apa, selama memenuhi kriteria," jelasnya.

"Aku itu awalnya emangkan ngajar, cuma ngajar itu belum sebesar itu ya range aku ke muridnya. Aku dulu ngajar belum ada media kaya sekarang kan, cuma mulut ke mulut dan itu geraknya sangat lama. Jadinya, aku SPG, terus ngumpulin uang dari lomba-lomba yang kadang hadiahnya voucher. Jadi, bukan uang tunai, kadang nggak cukup,"

"Terus aku juga suka menerjemahkan tulisan, aku ngelamar sebagai jurnalis, walau saat itu nggak pernah dibuka rekrutmennya dan akhirnya diterima,"

Mengutip detikEdu, menjadi SPG menjadi pengingat besar untuk Ira, karena ia rela berjuang melakukan banyak pekerjaan, demi kebutuhan keluarganya. 

"Hanya saja memang menjadi SPG itu pengingat yang cukup ikonik buat diri saya sendiri, bahwa saja pernah rela berjuang melakukan apa saja untuk mencari uang buat keluarga saya," lanjutnya. 

Selalu Berjuang di Tengah Keterbatasan Ekonomi

Kepada Beautynesia, Ira sempat bercerita bagaimana keadaan ekonominya saat itu. Ternyata Beauties, perempuan lulusan Hukum UI ini pernah tinggal di rumah kontrakan petak. 

Ia pun menjelaskan bagaimana kondisinya di masa itu, yang tinggal di pemukiman kumuh, makan dibagi dengan kelima anggota keluarga, sampai ayah dan ibunya yang bekerja sama untuk berjualan. 

"Kondisi keluarga ku itu dulu, kita pernah tinggal di kontrakan yang ukurannya cuma 3x3, sehari makan nasi uduk yang harganya Rp2000 untuk kami berlima. Terus telinganya adikku itu sering bangett digigit tikus karena kontrakan kami ya memang di daerah kumuh dan sering tikus masuk. Satu hari itu kalau perangkap tikus kita buka, setiap pagi itu bisa ada tujuh ekor tikus gitu,"

"Terus karena papah aku nggak punya kendaraan, bahkan sepeda aja nggak bisa beli gitu, buat jualan kue itu suka pinjam sepeda punya tukang kredit yang dititip ke warga. Nah mamah aku itu suka bikin kue basah, terus papah aku yang bantu jualin. Papah aku naik sepeda dari rumah, ke Roxy Mas buat jualan, lewat jembatan tomang yang tinggi itu,"

Dari kondisi ekonomi yang cukup sulit tersebut, akhirnya saat Ira sudah merasa bisa, ia pun mulai berusaha untuk mencari uang.

"Ya sesusah itu sih, mangkanya aku memutuskan untuk bisa takeover tanggung jawab keluarga ketika aku mulai bisa mencari uang,"

Akhirnya, Ira Lolos S2 Stanford University, Ini Cerita Lengkapnya!

Kisah Irawati Puteri, perempuan asli Indonesia yang lolos S2 Stanford University

Kisah Irawati Puteri yang kini diterima S2 Stanford University/Foto: Dok. Irawati Puteri

Persiapkan S2 dengan Menabung dan Ikut Program Beasiswa

Mengutip detikEdu, pemilik nama lengkap Irawati Puteri ini telah mendaftar ke sejumlah perguruan tinggi untuk jenjang S2-nya, mulai dari Stanford University, Cornell University, sampai University of Pennsylvania. 

Tentu untuk kuliah di luar negeri, ia pun harus membayar biaya pendaftaran sampai tes TOEFL. Nah, semua kebutuhan pembiayaan tersebut di dapatkannya dari hasilnya bekerja. Ira menabung untuk membiayai semuanya. 

"(Biaya pendaftaran) ini tergantung jurusan mungkin ya. Tapi per sekolah itu biaya pendaftarannya sekitar Rp1,5 juta rupiah. Tenang, aku juga kerja kantoran 5 tahun dulu untuk bisa menabung mempersiapkannya. Jadi, jangan dilihat serta merta atau keburu terintimidasi dengan berapa besar yang harus disiapkan," kata Ira. 

Akhirnya, dengan beragam usaha dan perjalanan, ia pun langsung lolos di Stanford University saat pertama kali mendaftarkannya.

"Untuk si Stanford ini aku baru pertama kali apply dan alhamdulillah langsung keterima," ujar Ira.

Ira juga mengatakan tentang kesulitan jurusan yang dipilihnya sampai ia tidak memiliki ekspektasi bisa diterima.

"Tapi memang sulit banget sih, di satu angkatan ini setau aku belum pernah ada orang Indonesia dan satu angkatan dari seluruh dunia itu cuma ambil 20 orang. Jadi, 20 orang itu dari seluruh belahan dunia. Jadi waktu aku awal apply, itu nggak punya ekspektasi untuk dapat," tutup Ira. 

Beauties, perjalanan panjang Irawati Puteri yang kini akhirnya diterima S2 di Stanford University menjadi pengingat untuk kita. Dari banyaknya kesulitan hidup yang dihadapi, dengan kerja keras dan ketekunan untuk menjalani, tak ada yang mustahil untuk meraih hal tersulit sekalipun.

Semoga hal ini turut membuatmu jadi bersemangat juga meraih mimpi ya, Beauties!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE