Tragedi Mei 1998 adalah salah satu sejarah kelam di Indonesia. Selain adanya demonstrasi besar-besaran, terdapat pemerkosaan massal yang korbannya sebagian besar merupakan perempuan beretnis Tionghoa.
Menurut dokumen laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang diunggah di situs resmi Komnas Perempuan, setidaknya ada 168 korban pemerkosaan dan kekerasan seksual yang terlapor hingga Juli 1998. Dua puluh di antaranya dinyatakan telah meninggal, sedangkan yang lainnya mengalami luka fisik dan psikis yang sangat berat.
Salah satu korban itu bernama Ita Martadinata, seorang penyintas dan aktivis HAM yang lahir di tanggal 21 Maret 1980. Ita yang kala itu masih berumur 18 tahun berani bersuara tentang apa yang terjadi kepadanya dan ratusan perempuan Indonesia lainnya.
Namun, sayangnya nasib belum berpihak padanya. Bagaimana kisahnya?