Kisah Perempuan dari Kasta Terendah di India: Korban Pernikahan Dini hingga Jadi Pengusaha Sukses Berharta Triliunan!

Risqi Nurtyas Sri Wikanti | Beautynesia
Minggu, 14 Aug 2022 22:00 WIB
Kalpana Saroj, pengusaha sukses India dari kasta Dalit yang pernah alami pernikahan dini/ Foto: instagram.com/kalpanasaroj

India adalah negara yang sudah turun-temurun menganut sistem kasta dalam kehidupan bermasyarakatnya. Meskipun pemerintah India sudah menghapus sistem kasta sejak tahun 1950, masih ditemukan perilaku bermasyarakat yang didasarkan pada sistem kasta.

Orang-orang yang paling tidak beruntung di India akibat dari diskriminasi sistem kasta berasal dari kasta Dalit yang punya arti lain yakni “tidak boleh disentuh”. Kasta Dalit adalah kasta terendah di India yang mana orang-orang dari kasta ini hanya boleh bekerja dari pekerjaan kasar dan berpenghasilan rendah, dilansir dari CNN Indonesia.

Namun, ada seorang perempuan dari kasta Dalit yang berhasil membuat gebrakan dengan menjadi seorang pengusaha sukses dengan kekayaan mencapai 112 juta USD atau setara dengan Rp1,6 triliun. Perempuan ini bernama Kalpana Saroj, yang pernah mengalami pernikahan dini di usianya yang ke-12 tahun.

Bagaimana kisah lengkap Kalpana Saroj, perempuan dari kasta terendah di India yang pernah alami pernikahan dini dan akhirnya sukses menjadi pengusaha? Simak detailnya di bawah ini yang dirangkum dari SMBStory.

Mendapatkan Diskriminasi sejak Usia Kecil


Kalpana Saroj saat masih kecil bersama keluarganya/ Foto: instagram.com/kalpanasaroj

Kalpana Saroj adalah seorang perempuan kelahiran tahun 1961. Dirinya lebih beruntung dari kasta Dalit lainnya karena lahir dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya adalah seorang polisi dan mereka tinggal di kompleks kepolisian.

Tumbuh besar di keluarga Dalit yang beruntung, membuat Kalpana Saroj menjadi seorang anak yang ceria, cerdas, dan selalu senang pergi ke sekolah. Namun, suatu hari dia selalu diabaikan oleh anak-anak lain ketika bermain bersama.

Diskriminasi yang diterima Kalpana hanya karena dia berasal dari kasta Dalit terus berlanjut, dengan para orang dewasa yang memulai masalahnya. Mereka tidak ingin anak-anak mereka bergaul dengan seorang anak dari kasta terendah di masyarakat.

Menikah di Usia 12 Tahun


Kalpana Saroj dan sang putra dari pernikahan keduanya di usia 22 tahun/ Foto: instagram.com/kalpanasaroj

Diskriminasi di sekolah akhirnya dia rasakan sampai kelas 7, karena Kalpana Saroj keluar dan akan dinikahkan dengan seorang pria. Sebenarnya, sang ayah sangat ingin anaknya menyelesaikan pendidikan. Namun, dia terpaksa karena norma kasta Dalit yang berlaku adalah menikahkan anak di usia dini.

Akhirnya, di usia yang ke-12 tahun, Kalpana harus menikah dengan seorang pria pilihan keluarganya. Sang ayah yang awalnya sangat menentang perjodohan ini, kalah akan keributan besar yang dibuat oleh keluarganya, dan terpaksa menyetujui pernikahan tersebut.

Setelah menikah, Kalpana tinggal dengan keluarga suaminya di pemukiman kumuh di Mumbai. Dia harus melakukan segala pekerjaan rumah, seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, dan lain sebagainya di rumah yang ditinggali 10 penghuni.

Kalpana selalu disalahkan atas segala alasan, yang membuatnya harus menerima penganiayaan seperti pukulan, tendangan, dan bentakan dari anggota keluarga suaminya. Mereka bahkan membuatnya kelaparan dan terus melakukan pelecehan fisik dan emosional padanya.

Untung saja, sang ayah berhasil membawanya pulang ke rumah. Sekitar 6 bulan sejak menikah, ayahnya ingin menengok sang putri, namun merasa sangat terkejut melihat Kalpana terlihat seperti mayat hidup.

Disebut Mempermalukan Masyarakat


Kalpana Saroj dan pencapaiannya yang luar biasa/ Foto: instagram.com/kalpanasaroj

Orang-orang miskin di India, contohnya dari kasta Dalit menganggap anak perempuan adalah beban yang harus dibuang dengan cara menikahkannya. Ketika dia pulang dari rumah sang suami, keluarga dan masyarakat sama sekali tidak bersimpati akan apa yang dia alami di sana.

Mereka merasa bahwa tindakan Kalpana, seorang perempuan yang sudah menikah berani untuk pulang ke rumah orangtuanya, sangat mempermalukan keluarga dan masyarakat.

Ayahnya menyarankan Kalpana untuk kembali bersekolah. Tapi dia tidak kuat melihat orang-orang sekitar yang terus bergosip bahwa cara terbaik untuk menghapus aib yang dibawanya ke keluarga adalah Kalpana lebih baik bunuh diri.

Di usia 16 tahun, Kalpana sudah tidak kuat dengan perlakuan buruk orang-orang sekitarnya. Dia memutuskan minum racun, untungnya sang bibi melihatnya dan langsung membawa Kalpana ke rumah sakit.

Meski mengalami kritis, Kalpana akhirnya sadar dan dia merasa berbeda dari Kalpana sebelumnya. Dia merasa lebih kuat dan memiliki lebih banyak energi. Kalpana merasa diberikan kesempatan kedua untuk hidup dan memutuskan untuk tidak menyia-nyiakannya lagi.

(naq/naq)