Lahir dari Keluarga Petani Miskin, Pria Ini Sukses Ciptakan Produk Kesayangan Ibu-Ibu di Dunia!

Rini Apriliani | Beautynesia
Selasa, 17 Sep 2024 15:30 WIB
Tupperware Jadi Kesayangannya Ibu-Ibu dan Kabar Terbarunya...
Tupperware/Foto: Chris Weeks/Getty Images

Tidak ada yang salah saat kita memiliki sebuah mimpi besar. Bahkan, walau kita terlahir dari keluarga kurang mampu sekali pun, memiliki mimpi agar sukses adalah hal yang lumrah. Karena roda berputar, siapa tahu esok kita akan sukses, bukan?

Hal ini dialami juga oleh Earl Tupper. Seorang pria asal Amerika Serikat yang berhasil meraih kesuksesannya, padahal ia berasal dari keluarga petani miskin.

Mungkin, Beauties masih sangat asing dengan namanya. Namun, bagaimana diingatkan dengan sebuah benda yang familiar di rumah, yakni Tupperware?

Yap, Earl Tupper adalah pria yang sukses menciptakan wadah plastik Tupperware. Bahkan, produknya telah menjadi kecintaan para ibu-ibu di dunia. 

Seperti apa kisah sukses? Simak yuk!

Kisah Hidup Earl Tupper

Earl Tupper

Pendiri Tupperware/Foto: istimewa

Earl Tupper lahir di New Hampshire, Amerika Serikat pada 1907 silam. Mengutip berbagai sumber, ia bukanlah berasal dari keluarga kaya raya. 

Ayahnya Earnest Leslie Tupper adalah seorang petani dan tukang reparasi. Sementara ibunya, Lulu Clark pencuci baju di sebuah asrama. Mereka hidup sederhana di New Hampshire. 

Tupper tidak pernah duduk di bangku Perguruan Tinggi. Bahkan, ia nyaris tidak lulus SMA pada 1925.

Meski demikian, ia adalah sosok yang penuh mimpi dan ambisi. Ia bertekad mendapatkan jutaan pertamanya pada usia tiga puluh tahun. 

Dengan keinginan tersebut, membuat Tupper terus belajar. Melansir American Experience, setelah lulus dari sekolahnya ia bekerja untuk orang tuanya dan mengambil pekerjaan sambilan.

Tak hanya itu, ia juga mengambil serangkaian kursus korespondensi, bedah pohon, hingga periklanan. 

Perjalanan Tupper dengan Tupperware

Saham Tupperware anjlok hingga 50% pada Senin (10/4). Penurunan ini terjadi karena adanya proyeksi kinerja perusahaan yang suram di masa depan.

Tupperware/Foto: Getty Images/Scott Olson

Tibalah pada 1936, Tupper bertemu dengan Bernard Doyle yang saat itu adalah kepala Viscoloid Corporation, divisi plastik selulosa DuPont. Ia kemudian belajar tentang plastik sampai mengerjakan penemuan desainnya di malam hari.

Tupper bekerja di perusahaan tersebut hanya satu tahun. Sebab, ia langsung mendirikan bisnisnya sendiri, bernama Earl S. Tupper Company. 

Melansir Tupperware Collectie, ia membeli beberapa mesin daru DuPont dan mulai merancang dan mengembangkan produk industri plastik ini. Hal ini pun membuat terbukanya pabrik Tupper Plastics pertama di Farnumsville, Massachusetts pada 1942. 

Awalnya, perusahaan ini berfokus pada pembuatan produk yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan lain sebagai barang baru atau premium, seperti tusuk gigi plastik, kotak rokok, dan gelas anti pecah.

Lalu, ia berfokus pada pembuatan produk baru, yakni wadah penyimpanan plastik yang kedap udara di dalam lemari es. Produknya adalah Tupperware.

Walau produk sudah tersedia di departement store dan toko perkakas, tapi karena reputasi plastik buruk dan pelanggan tidak mengetahui manfaatnya, membuat penjualannya sulit dan lambat. 

Titik Kesuksesan Bisnis Tupper

TupperwareTupperware/ Foto: Tupperware.com

Selanjutnya, setelah tahun 1948 Tupper bertemu dengan Thomas Damigella dan Brownie Wise.

Mengutip Plastics Hall of Fame, ketiganya mengembangkan rencana baru untuk distribusi Tupperware, yakni Tupperware Home Party. Mereka menjual Tupperware dalam jumlah besar di pesta-pesta rumahan.

Dari sinilah, akhirnya kejayaan didapatkan. 

Penjualan kian meningkat dan Tupper kian memberikan sederet produk terbarunya. Wise yang berada di balik kejayaan ini pun sampai diangkat menjadi wakil presiden perusahaan Tupperware Home Parties pada 1951-1958. 

Namun, karena terjadinya kesalahpahaman, akhirnya Wise dipecat. 

Tupperware Jadi Kesayangannya Ibu-Ibu dan Kabar Terbarunya...

Saham Tupperware anjlok hingga 50% pada Senin (10/4). Penurunan ini terjadi karena adanya proyeksi kinerja perusahaan yang suram di masa depan.

Tupperware/Foto: Chris Weeks/Getty Images

Kesuksesan Tupperware ini dikenal dunia, termasuk Indonesia. 'Demam' Tupperware beberapa tahun lalu, membuat banyak peralatan rumah tangga berubah jadi merek Tupperware. Dari mulai wadah bekal, botol minum, piring makan, hingga mangkok-mangkok di rumah. 

Padahal, kala itu Tupperware di Indonesia memiliki harga yang relatif tinggi. Namun, tetap menarik banyak orang untuk membelinya. Sampai-sampai selalu ada kredit bulanan, hanya untuk memiliki Tupperware ini. 

Kini, Tupperware tidak sepopuler dulu, karena saham perusahaan mengalami penurunan yang signifikan sejak tahun lalu dan telah kehilangan kapitalisasi pasar hingga 95% dalam tiga tahun.

Earl Tupper pun bukan lagi pemilik Tupperware. Pada tahun 1958, ia telah menjual perusahaan tersebut kepada Justin Dart dari Rexall Drug Company seharga USD 16 juta, setelah meraup banyak keuntungan.  Ia kemudian melepaskan kewarganegaraan Amerika Serikat dan pensiun di Amerika Tengah.

Tuper meninggal dunia di usia 76 tahun, pada 5 Oktober 1983 di Kosta Rika. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE