Lebih Penting dari IQ, Begini Cara Membentuk Anak Jadi Orang Sukses Melalui Softskill!

Sebagian besar masyarakat percaya bahwa kecerdasan otak adalah penentu kesuksesan seseorang. Namun ahli psikologi Michele Borba mengungkap bahwa softskill ternyata lebih berpengaruh pada keberhasilan.

Menariknya, hal itu ternyata bisa ditanamkan sejak dini pada anak. Dilansir dari CNBC, ­berikut beberapa trik membentuk softskill anak agar jadi orang sukses di masa depan. Orangtua wajib catat!

1. Lawan Hal yang Membuat Anak Lemah

Menurut Borba, orangtua harus membantu anak melawan hal-hal negatif penyebab kegagalan. Berikut ini adalah 4 faktor pemicu seseorang kurang berhasil dalam hidup, serta cara mengatasinya:

• Kelelahan. Untuk mengatasinya, biasakan anak tidur teratur dengan jumlah yang cukup. Singkirkan pula hal-hal yang berpotensi mengganggu istirahat anak, misalnya TV, smartphone, dan lain-lain.
• Kecemasan. Target untuk sukses kadang bisa menjadi tekanan untuk anak. Karenanya, buat mereka merasa nyaman dan yakinkan bahwa kasih sayang orangtua bukan didasarkan pada seberapa besar pencapaian anak.  
• Berpatokan pada hasil. Menjadikan prestasi sebagai standar hidup akan membuat seseorang tertekan. Karenanya, sebagai orangtua, tanamkan pemikiran bahwa kesuksesan bukan melulu soal hasil. Jangan memberikan pujian pada hasil, melainkan pada usaha yang dilakukan.
• Belajar tidak sesuai kemampuan. Mempelajari banyak hal memang baik, namun pastikan hal itu sesuai dengan level kemampuannya. Jangan memaksakan sesuai yang tidak sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan seseorang.

2. Ajarkan tentang Hikmah dari Kesalahan

Saat mereka gagal, cobalah untuk terus memberikan motivasi. Tanamkan agar mereka selalu memandang kesalahan dari sudut pandang positif, lalu jadikan sebagai cambuk dan pijakan menuju pencapaian yang lebih baik.

3. Menguraikan Tugas

Saat berhadapan dengan tugas yang sulit dan rumit, ajarkan anak untuk menguraikan masalah mereka untuk menguraikannya dengan lebih sederhana. Misalnya saat ada banyak pekerjaan rumah menanti, ajak mereka untuk mendata semua hal yang perlu dikerjakan, kemudian mengerjakannya satu per satu sesuai tingkat urgensi dan kesulitan. Dengan demikian, mereka akan berhasil menyelesaikannya dengan baik dan penuh percaya diri.

4. Rayakan Kemenangan Kecil

Kegagalan berulang akan membuat anak-anak frustasi dan putus asa. Untuk mencegah hal ini, coba selalu ingatkan mereka akan keberhasilan-keberhasilan kecil yang telah diraih. Dengan demikian, mereka takkan menyerah untuk sampai tujuan.

5. Latih Mereka untuk Fokus

Banyak orang mudah menyerah melakukan sesuatu karena mereka tidak dibebani target yang jelas. Agar hal ini tidak terjadi, coba letakkan timer di meja anak saat mereka mengerjakan tugas, dan minta mereka menyelesaikan sebelum bel berbunyi. Lakukan hal ini secara berulang, sehingga mereka terbiasa fokus pada tujuan. Cara ini juga sangat efektif dilakukan saat anak sedang putus asa dan ingin menyerah mengerjakan tugas mereka.

6. Menyingkirkan Penghalang

Sering kali anak-anak menyerah melakukan sesuatu karena tak bisa menemukan jalan keluar. Jika hal ini terjadi, coba berikan pengertian bahwa rasa lelah dan frustasi adalah hal normal dialami semua orang karena adanya "penghalang" yang tidak terlihat. Karenanya, ajaklah mereka beristirahat sebentar agar dapat berpikir jernih. Saat kembali pada tugas, mereka akan memiliki semangat baru dan secara perlahan akan dapat mengatasinya.

7. Berikan Pujian dan Kalimat Motivasi

Ahli psikologi Stanford, Carol Dweck, menemukan fakta bahwa pujian atas kecerdasan otak (misalnya “Kamu cerdas!”) akan membuat anak kurang gigih dan tekun. Sebaliknya, pujian terhadap usaha keras (seperti “Kerja kerasmu luar biasa”) justru meningkatkan motivasi untuk lebih baik. Selain itu, selalu biasakan memberikan kalimat yang memotivasi, misalnya “Tidak perlu semuanya sempurna, namun aku akan lebih baik jika terus berusaha.”

8. Biarkan Mereka Berusaha Sendiri

Aturan yang tak kalah penting adalah jangan melakukan sesuatu yang bisa dikerjakan sendiri oleh anak-anak. Pasalnya, setiap kali orangtua membenahi kesalahan dan melakukan sesuatu untuk anak, maka mereka akan semakin bergantung. Hal ini bisa menurunkan kegigihan dan ketekunan mereka.

Jika kamu melihat anakmu mampu mengerjakan sebuah tugas sendirian, maka jangan ikut campur. Biarkan mereka berusaha mandiri dan menikmati keberhasilan mereka satu per satu. Dengan demikian, mereka tak terbiasa bergantung pada orang lain. So, sudah siap mendidik anak jadi orang sukses?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!