Liburan ke Singapura Makin Ketat, Turis Bermasalah Akan Ditolak Masuk
Singapura sering kali jadi tujuan wisata para warga negara Indonesia. Jarak yang dekat dan tidak memerlukan visa membuat Singapura jadi destinasi favorit masyarakat. Namun ada aturan baru yang wajib kamu tahu jika ingin bepergian ke sana, Beauties. Singapura akan menolak masuk wisatawan asing yang dinilai berisiko tinggi menimbulkan ancaman terhadap kesehatan, keselamatan, dan imigrasi.
Berdasarkan laporan VNExpress hari Minggu (7/12/2025) yang dikutip dari DetikTravel, turis yang berpotensi ditolak masuk ke Negeri Singa adalah mereka yang punya rekam jejak dilarang memasuki Singapura setelah dihukum karena kejahatan tertentu.
Larangan Naik Diimplementasikan Secara Bertahap
Syarat masuk Singapura makin ketat. Turis yang berpotensi menimbulkan ancaman dan pernah dilarang masuk Singapura akan ditolak pergi baik melalui penerbangan ataupun kapal./ Foto: Pexels.com/Adrian Agawin
Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan (ICA) akan mengeluarkan Arahan Larangan Naik (No-Boarding Direction atau NBD) kepada operator transportasi untuk mencegah wisatawan yang dinilai bermasalah menaiki kapal atau melakukan penerbangan menuju Singapura.
Kebijakan akan diterapkan setelah berlakunya Undang-Undang Imigrasi (Amandemen) pada 31 Desember 2024. ICA berencana mengimpelemtasikan NBD secara bertahap, mulai dari Bandara Changi per 30 Januari 2026 lalu dilanjutkan di pelabuhan pada tahun 2028. Jika terbukti ada pelanggaran yang dilakukan operator transportasi, pihak operator akan dikenakan denda mencapai 10.000 SGD atau sekitar Rp 115 juta.
Bersama dengan itu, Menteri Dalam Negeri Singapura K. Shanmugam menyoroti transformasi ICA saat meresmikan Pusat Layanan ICA (ISC) di Crawford Street pada 31 Juli lalu yang dibangun berdekatan dengan gedung ICA lama. Transformasi ICA tersebut terjadi di tengah kenaikan drastis pelancong lintas negara yang tercatat di pos pemeriksaan Singapura, yakni meningkat dari 197 juta orang pada 2015 menjadi 230 juta pada 2024.
“Namun, keterbatasannya adalah jumlah personel ICA tidak dapat bertambah tanpa batas, jadi kami lebih banyak mengandalkan teknologi untuk memenuhi permintaan ini dan untuk benar-benar menavigasi lingkungan keamanan yang lebih kompleks," pungkas K. Shanmugam.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!