Memaafkan Bukan Hal yang Mudah, tapi Penting Dilakukan saat Ramadan! Simak Langkah-langkahnya

Patricia Astrid Nadia | Beautynesia
Senin, 03 Apr 2023 16:30 WIB
Memaafkan Bukan Melupakan tapi Membuka Peluang. Foto Freepik.com: art_photostudio

Tentu nggak nyaman rasanya saat dikecewakan, diremehkan, bahkan nggak dianggap oleh orang lain. Apalagi oleh orang terdekatmu sendiri.

Wajar kalau kamu merasa marah, sedih, dan jadi menutup diri. Pastinya nggak mudah untuk memaafkan, tapi itu jauh lebih baik daripada balas dendam.

Terlebih jika niat memaafkanmu ini dilaksanakan di bulan Ramadan. Biar nggak asal memaafkan, yuk! Simak langkah-langkah memaafkan dari sisi psikologi versi Robert Enright, supaya niat baikmu membawa banyak manfaat.

1. Ekspresikan Semua Emosi Negatifmu dengan Cara yang Sehat


Ekspresikan Semua Emosi Negatif dengan Cara yang Tepat. Foto Freepik.com: freepik

Marah, sedih dan kecewa memang hal yang wajar saat kamu disakiti oleh orang lain. Bisa jadi oleh sahabat di sekolah atau kampus, pasangan, hingga rekan kerja. Tapi kalau kamu larut dalam perasaan negatif itu terus menerus, kamu nggak akan bisa berkarya apalagi menjalani keseharian kamu dengan produktif. 

Bukan hal yang tepat juga saat kamu membiarkan dirimu tersenyum di depan orang-orang sekitarmu, menutupi rasa kecewamu yang mendalam, seolah kamu baik-baik aja. Nyatanya, memendam emosi negatif hanya akan menambah beban masalahmu. 

Tapi mengekespresikannya dengan berlebihan, seperti balas dendam hanya akan memicu pertengkaran yang lebih besar antara kamu dengan orang yang mengecewakanmu. Hubunganmu pun semakin retak.

Robert Enright, pakar psikologi di bidang Forgiveness mengutarakan teorinya kalau memaafkan bukan berarti memaklumi ataupun melupakan, tapi secara ikhlas dan sadar melepaskan emosi negatif yang pernah terjadi di masa lalu, dan siap membuka diri terhadap berbagai peluang demi memperbaiki hubungan yang retak.

Saat kamu disakiti seseorang dan kamu mau membuka diri kamu, maka akan ada harapan, perbaikan, dan semangat di masa kini yang membantumu untuk hidup lebih baik di masa depan. Jangan berlarut dan terjebak dalam kekecewan masa lalu, ya!

2. Siap Ambil Keputusan dan Mau Memaafkan


Siap Ambil Keputusan untuk Mau Memaafkan. Freepik.com: benzoix

Keinginan untuk memaafkan bukan datang dari orang lain, melainkan dari dirimu sendiri. Kamu nggak perlu berlomba dengan orang lain dalam hal memaafkan. Kamu bisa mengatur ritme kamu sendiri, saat kamu siap untuk memaafkan orang lain atas momen nggak menyenangkan yang pernah terjadi sama kamu.

Robert Enright dalam penelitiannya yang dimuat di Psychology Today merekomendasikan kamu untuk menjadikan tindakan memaafkan sebagai sebuah needs atau kebutuhan. Karena bertengkar dengan orang lain, berdebat atau marah-marah sendiri nggak akan membuahkan hasil apa pun. Jadi kamu perlu tentukan sendiri kapan kamu siap untuk mulai memaafkan. Biar hasilnya optimal, jangan sampai kamu melakukannya karena paksaan dari orang lain. 

(raf/raf)