Memaafkan Bukan Hal yang Mudah, tapi Penting Dilakukan saat Ramadan! Simak Langkah-langkahnya
Tentu nggak nyaman rasanya saat dikecewakan, diremehkan, bahkan nggak dianggap oleh orang lain. Apalagi oleh orang terdekatmu sendiri.
Wajar kalau kamu merasa marah, sedih, dan jadi menutup diri. Pastinya nggak mudah untuk memaafkan, tapi itu jauh lebih baik daripada balas dendam.
Terlebih jika niat memaafkanmu ini dilaksanakan di bulan Ramadan. Biar nggak asal memaafkan, yuk! Simak langkah-langkah memaafkan dari sisi psikologi versi Robert Enright, supaya niat baikmu membawa banyak manfaat.
1. Ekspresikan Semua Emosi Negatifmu dengan Cara yang Sehat
![]() Ekspresikan Semua Emosi Negatif dengan Cara yang Tepat. Foto Freepik.com: freepik |
Marah, sedih dan kecewa memang hal yang wajar saat kamu disakiti oleh orang lain. Bisa jadi oleh sahabat di sekolah atau kampus, pasangan, hingga rekan kerja. Tapi kalau kamu larut dalam perasaan negatif itu terus menerus, kamu nggak akan bisa berkarya apalagi menjalani keseharian kamu dengan produktif.Â
Bukan hal yang tepat juga saat kamu membiarkan dirimu tersenyum di depan orang-orang sekitarmu, menutupi rasa kecewamu yang mendalam, seolah kamu baik-baik aja. Nyatanya, memendam emosi negatif hanya akan menambah beban masalahmu.Â
Tapi mengekespresikannya dengan berlebihan, seperti balas dendam hanya akan memicu pertengkaran yang lebih besar antara kamu dengan orang yang mengecewakanmu. Hubunganmu pun semakin retak.
Robert Enright, pakar psikologi di bidang Forgiveness mengutarakan teorinya kalau memaafkan bukan berarti memaklumi ataupun melupakan, tapi secara ikhlas dan sadar melepaskan emosi negatif yang pernah terjadi di masa lalu, dan siap membuka diri terhadap berbagai peluang demi memperbaiki hubungan yang retak.
Saat kamu disakiti seseorang dan kamu mau membuka diri kamu, maka akan ada harapan, perbaikan, dan semangat di masa kini yang membantumu untuk hidup lebih baik di masa depan. Jangan berlarut dan terjebak dalam kekecewan masa lalu, ya!
2. Siap Ambil Keputusan dan Mau Memaafkan
![]() Siap Ambil Keputusan untuk Mau Memaafkan. Freepik.com: benzoix |
Keinginan untuk memaafkan bukan datang dari orang lain, melainkan dari dirimu sendiri. Kamu nggak perlu berlomba dengan orang lain dalam hal memaafkan. Kamu bisa mengatur ritme kamu sendiri, saat kamu siap untuk memaafkan orang lain atas momen nggak menyenangkan yang pernah terjadi sama kamu.
Robert Enright dalam penelitiannya yang dimuat di Psychology Today merekomendasikan kamu untuk menjadikan tindakan memaafkan sebagai sebuah needs atau kebutuhan. Karena bertengkar dengan orang lain, berdebat atau marah-marah sendiri nggak akan membuahkan hasil apa pun. Jadi kamu perlu tentukan sendiri kapan kamu siap untuk mulai memaafkan. Biar hasilnya optimal, jangan sampai kamu melakukannya karena paksaan dari orang lain.Â
Memaafkan untuk memulai relasi sosial yang baru dan meninggalkan masa lalu yang buruk. Foto freepik.com: freepik
Memaafkan untuk memulai relasi sosial yang baru dan meninggalkan masa lalu yang buruk. Foto freepik.com: freepik
3. Berkomunikasi dan Memupuk Rasa EmpatiÂ
![]() Memupuk Rasa Empati. Foto freepik.com: freepik |
Saat kamu ingin memaafkan orang lain, kamu perlu berempati. Siapa yang nggak pernah berbuat salah dalam hidupnya? Dalam hal ini, Beauties bisa menempatkan diri kamu pada orang lain yang bersalah sama kamu.Â
Kamu bisa menganalisis sejenak tentang penyebab yang mungkin mendorong orang tersebut sampai menyakiti hatimu. Robert Enright pun meyakini, bisa jadi orang yang mengecewakanmu sebenarnya nggak bermaksud jahat sama kamu, tapi ada berbagai penyebab lain yang nggak akan kamu ketahui kalau nggak pernah dikomunikasikan.
Jadi berempati tentunya bisa membantu kamu untuk lebih mudah memaafkan, karena saat kamu berbuat salah pun kamu juga berharap orang lain mau memahami kondisimu dan memaafkan kamu, bukan?
4. Belajar dari Masa Lalu dan Berani Melepas Semua Kekecewaan
![]() Belajar dari Masa Lalu dan Berani Melepas Semua Emosi Negatifmu. Foto Freepik.com: benzoix |
Semua emosi negatif dan perasaan menyakitkan yang pernah kamu alami tentunya sudah pernah terjadi di masa lalu. Biar kamu lebih mudah memaafkan, Robert Enright menyarankan agar kamu berlatih merefleksikan diri dengan menemukan pesan dari setiap kejadian yang muncul dihidupmu.
Bisa saja dengan pernah merasakan sakit hati, kamu jadi belajar lebih banyak tentang cinta dan cara memperlakukan orang lain dengan lebih baik. Atau saat kamu dikecewakan oleh orang lain, kamu belajar jadi lebih peka dalam berpikir, lebih teliti, dan nggak buru-buru dalam bertindak atau merespon sesuatu biar nggak mengecewakan dirimu sendiri dan orang lain.
Berikut tadi langkah-langkah untuk memaafkan dengan cara yang sehat dari kacamata psikologi. Memaafkan itu butuh waktu. Kalau kamu bisa memaafkan, kenapa harus balas dendam, Beauties? Yuk! Coba laksanakan niat baikmu dalam memaafkan, supaya bulan Ramadanmu penuh kesan dan membawa banyak kebaikan untuk dirimu sendiri dan orang- orang di sekelilingmu. Semoga berhasil!
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |



