Menarik! Arizona State University Tawarkan Mata Kuliah "Psychology of Taylor Swift"
Beauties, siapa yang tidak kenal dengan sosok Taylor Swift? Musisi berbakat asal Amerika ini telah berhasil melahirkan sederet karya yang selalu menjadi hit, baik di kalangan penggemar maupun masyarakat luas.
Bahkan, beberapa waktu lalu, Taylor baru saja meluncurkan album terbarunya yang bertajuk The Tortured Poets Department pada hari Jumat (19/04) dengan 16 tracklist. Tak tanggung-tanggung, selang beberapa jam saat dini hari, ia kembali mengejutkan penggemarnya dengan perilisan album bagian kedua yang berjudul The Tortured Poets Department: The Anthology dengan tambahan 15 tracklist. Totalitas sekali, bukan?
Kesuksesan dan kepopuleran Taylor Swift ternyata menarik perhatian para akademisi untuk menjadikannya subjek pembelajaran, utamanya pada disiplin ilmu psikologi sosial. Bahkan, Arizona State University membuat suatu mata kuliah khusus, yaitu "Psychology of Taylor Swift".
Lantas, apa yang menjadikan Taylor sebegitu menariknya untuk dijadikan subjek pembelajaran psikologi sosial? Simak ulasannya berikut ini, yuk, Beauties!
Alasan Mengapa Taylor Swift Menjadi Subjek pada Psikologi Sosial
Taylor Swift/Foto: instagram.com/taylorswift
Melansir dari Forbes, terdapat dua alasan mengapa Taylor Swift layak menjadi subjek dalam kajian psikologi sosial.
Pertama, figur publik menjadi salah satu agen perubahan sosial yang berdampak besar. Dengan kekuatan yang dimiliki Taylor sebagai seorang figur publik, ia dapat mempengaruhi, meningkatkan kesadaran, dan mendorong aksi publik melalui karya, aktivitas, maupun minat pribadinya. Selain itu, melalui ketenaran, karisma, dan kredibilitasnya, Taylor mampu menarik perhatian, emosi, maupun mempersuasi audiens untuk melakukan hal tertentu.Â
Hal ini dibuktikan oleh suatu riset pada jurnal Systemic Review, yang menemukan hasil bahwa selebriti berpengaruh pada pengetahuan dan perilaku kesehatan masyarakat, seperti skrining kanker, vaksinasi, perilaku merokok, hingga pencegahan bunuh diri.Â
Kedua, budaya pop kini kerap kali menjadi kiblat dalam identitas sosial. Budaya pop dapat membentuk bagaimana kita ingin dipandang dan tergabung dalam suatu kelompok, yaitu melalui musik, cerita, dan gambar. Sebagai contoh, penggemar Taylor Swift yang biasa disebut Swiftie merupakan penggemar yang dikenal loyal, siap membela Taylor dari kritik, haters, dan selalu bersemarak dalam menyambut karya-karyanya.Â
Taylor Swift Menjadi Mata Kuliah di Arizona State University
Taylor Swift/Foto: instagram.com/taylorswift
Dilansir dari Billboard, Arizona State University akan mengadakan mata kuliah baru yang bernama Psychology of Taylor Swift — Advanced Topics of Social Psychology. Mata kuliah ini akan diampu oleh mahasiswa doktor, Alexandra Wormley.
Berdasarkan keterangan Wormley, pembahasan mata kuliah ini didasarkan pada berbagai fenomena dari Taylor Swift, seperti gosip, hubungan asmara, dan pembalasan. Wormley juga akan mengaitkan album-album Taylor dengan teori psikologi, seperti contohnya pada album Reputation.Â
Album Reputation dirilis pada tahun 2017 sebagai "balas dendam" Taylor terhadap konfliknya dengan Kim Kardashian dan Kanye West. Menurut Wormley, motif dan bagaimana seseorang dapat melakukan balas dendam ini dapat dikaji melalui pendekatan psikologi sosial.
Bagaimana menurutmu, Beauties? Tertarik mempelajari mata kuliah ini?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!