Situasi di mana seseorang merasa benar meskipun sebenarnya salah adalah fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis, sosial, dan emosional.
Memahami fenomena ini dan alasan dibaliknya penting agar kita bisa lebih sadar akan keterbatasan diri, terbuka terhadap kritik, dan menghargai pentingnya berdiskusi dengan bukti yang objektif. Nah, untuk menghindari konflik karena kebenaran subjektif, kamu bisa mencoba memahami fenomena tersebut lewat penjelasan yang dilansir dari NBC Washington berikut ini!
Kenapa Orang Bisa Percaya Diri Walaupun Salah
Penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE menunjukkan bahwa otak kita sering terlalu percaya diri dalam mengambil keputusan meskipun hanya berdasarkan informasi yang terbatas. Fenomena ini disebut “ilusi kecukupan informasi”. Peneliti menemukan bahwa ketika seseorang diberikan informasi parsial yang terlihat masuk akal, mereka sering merasa yakin bahwa mereka sudah memiliki cukup data untuk membuat keputusan yang tepat.
Dalam penelitian tersebut, peserta yang hanya menerima setengah dari keseluruhan informasi malah merasa lebih percaya diri dibandingkan mereka yang menerima informasi lengkap. Hal ini karena otak manusia cenderung cepat mengambil kesimpulan untuk menghemat energi, bahkan jika informasinya belum memadai. Menurut Angus Fletcher, profesor di Ohio State University, perilaku ini umum terjadi karena otak sering kali “merasa cukup” dengan data yang terbatas untuk menarik kesimpulan.