Mengenal 3 Fase Menjadi Orang Tua, Tantangan dan Solusinya

1. Masa-Masa Anak Suka Tantrum

Masa-masa anak suka tantrum/Foto: Pexels/Mohd Adbelghaffar

Melansir AuditNaija, ini adalah tantangan yang terutama muncul pada tahap bayi dan kanak-kanak., menurut statistik, 80% bayi dan anak-anak akan sering mengamuk pada orang tua mereka. Ada beberapa orang tua yang dapat bersikap lunak pada anak saat tantrum, ada pula yang justru turut kehilangan kesabaran.

Perlu dipahami bahwa anak-anak dapat menangis tanpa alasan yang jelas. Pun, mereka memperoleh kepuasan setelah menangis sejadi-jadinya. Hal ini mungkin menimbulkan frustrasi pada orang tuanya karena mengganggu kenyamanan. Namun, kamu harus belajar untuk tetap tenang dan tidak bereaksi berlebihan agar tidak mempegaruhi perkembangan psikologis dan emosional bayi atau anakmu.

Daripada bersikap agresif atau meninggikan suara terhadap mereka, ada beberapa strategi efektif yang dapat kamu terapkan untuk mengatasi anak tantrum. Yakni, dengan mendengarkan alasan amukan anakmu yang masih bayi atau balita. Pahami bahwa anak bayi belum dapat bicara saat mereka membutuhkan sesuatu, jadi pahamilah apa saja kebutuhannya.

Jika anakmu sudah berusia 4-10 tahun, ajaklah berdiskusi terkait alasannya menangis berlebihan dan beritahu bahwa dia bisa mendapatkan keinginannya tanpa bersikap keras kepala. Tunjukkan padanya bahwa kamu selalu peduli pada kebutuhannya.

Yang terpenting adalah jangan menanamkan rasa takut di hati anakmu agar dia selalu merasa bebas dan leluasa mengomunikasikan kebutuhannya pada orang tuanya sendiri.

2. Masa-Masa Anak Suka Mengeluh dan Merengek

Masa-masa anak suka mengeluh dan merengek/Foto: Pexels/RDNE

Tantangan lainnya adalah ketika anak masuk dalam fase suka mengeluh dan merengek. Kebiasaan ini dapat membuat orang tua kehilangan keseimbangan. Anak-anak dan remaja adalah orang-orang yang umumnya melakukan ini.

Banyak anak-anak dan remaja yang pandai mengeluh tentang segala hal. Mereka mengeluh tentang hampir semua hal yang dilakukan orang tua mereka untuk mereka. Keluhan ini biasanya muncul sebagai akibat dari kurangnya rasa puas, yang biasanya disebabkan oleh pengaruh dari teman-teman sebaya atau pengalaman psikologisnya yang diakibatkan oleh perilaku orang tuanya semasa dia kecil.

Perlu diingat bahwa ketika anak-anak dan remaja mulai mengeluh dan merengek berulang kali tentang sesuatu yang sama, maka kamu harus memperhatikannya.  Jangan membentak mereka. Pahami bahwa anak-anak selalu ingin memiliki kesamaan dengan teman-teman sebayanya.

Ingatlah bahwa masa remaja adalah tahap transisi saat anak-anak beralih dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Tahap ini adalah tahap yang sensitif, dan sebagai orang tua, perlu kebijaksanaan untuk menghadapi anak remaja jika tidak ingin dia menjadi anak yang nakal.

3. Masa-Masa Bersaing dengan Saudara Kandungnya

Masa-masa bersaing dengan saudara kandungnya/Foto: Freepik/pvproductions

Anak-anak akan sering bertengkar, berkelahi, dan berbeda pendapat tentang banyak hal, terutama saat mereka tumbuh besar. Kamu dapat mengatasi hal ini dengan mencari penyebab rasa persaingan di antara anak-anakmu. Apakah dari perbedaan makanan, pakaian, hubunganmu dan besarnya perhatianmu dengan masing-masing dari mereka, kecemburuan satu sama lain, dan sebagainya.

Bagilah perhatianmu pada anak-anakmu secara merata dengan tidak bersikap pilih kasih. Sebab, pilih kasih sangat berbahaya dan dapat menyebabkan permusuhan jangka panjang hingga kebencian di antara anak-anakmu.  Cintailah anak-anakmu secara setara, luangkan waktu bersama mereka secara setara, dan rawatlah mereka secara setara.

Beauties, itu dia fase menjadi orang tua, tantangan, dan solusinya. Sudah siap?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!