Mengenal 'Code Switching', Fenomena Campur Bahasa saat Bicara

Maura Valysha Carmelie | Beautynesia
Senin, 29 Sep 2025 12:30 WIB
Kenapa Kita Melakukannya?
Code switching terjadi karena 5 hal. Mulai dari supaya lebih ekspresif sampai kebiasaan/Foto: freepik.com/azerbaijan_stockers

Pernah nggak kamu lagi ngobrol santai, tiba-tiba tanpa sadar campur bahasa Indonesia dan Inggris? Misalnya, “Aduh, I’m so tired hari ini,” atau “Nggak nyangka sih, that’s crazy!”

Fenomena campur bahasa yang sering dilakukan ini ternyata punya istilah khusus dalam linguistik, yaitu code switching. Bukan hanya sekadar gaya atau agar terdengar keren, code switching punya alasan dan fungsi yang menarik untuk dibahas. Mulai dari ekspresi yang terasa lebih tepat, kebiasaan lingkungan, hingga identitas sosial, semuanya bisa jadi alasan kenapa kita sering campur bahasa dalam percakapan sehari-hari. Yuk, simak!

Apa Itu Code Switching?

Code switching adalah pergantian bahasa dalam percakapan. Ada banyak alasan di baliknya, termasuk psikologis, sosial, dan budaya./Foto: freepik.com/freepik

Code switching adalah pergantian bahasa dalam percakapan. Ada banyak alasan di baliknya, termasuk psikologis, sosial, dan budaya./Foto: freepik.com/freepik

Code switching adalah kebiasaan berganti bahasa atau gaya bahasa dalam satu percakapan. Perpindahan ini bisa terjadi antarbahasa (misalnya Indonesia–Inggris) atau antargaya bahasa (misalnya bahasa formal ke bahasa santai). Ini bukan hanya “iseng” atau “biar keren” lho, tapi ada banyak alasan psikologis, sosial, dan bahkan budaya di baliknya.

Kenapa Kita Melakukannya?

Code switching terjadi karena 5 hal. Mulai dari supaya lebih ekspresif sampai kebiasaan/Foto: freepik.com/azerbaijan_stockers

Code switching terjadi karena 5 hal. Mulai dari supaya lebih ekspresif sampai kebiasaan/Foto: freepik.com/azerbaijan_stockers

  1. Biar Ekspresinya Lebih “Kena”: Kadang ada perasaan atau reaksi yang rasanya kurang kalau hanya pakai satu bahasa. Contohnya, kata “cringe” mungkin terasa lebih tepat daripada “malu” atau “nggak enak dilihat” karena ada nuansa tertentu yang tidak bisa diterjemahkan sempurna.
  2. Kebiasaan Lingkungan: Kalau kamu sering berinteraksi dengan orang yang juga campur bahasa, otak akan otomatis menirunya. Ini umum terjadi di lingkungan sekolah internasional, tempat kerja multibahasa, atau komunitas yang memang sering terpapar bahasa asing.
  3. Mengisi Kekosongan Kata: Kadang kita tidak tahu atau lupa padanan kata dalam bahasa yang sedang dipakai, jadi langsung loncat ke bahasa lain. Misalnya, “Eh, kamu udah submit tugasnya belum?” karena kata “submit” lebih cepat muncul di kepala daripada “mengumpulkan”.
  4. Menunjukkan Identitas atau Keanggotaan: Campur bahasa bisa jadi tanda kalau kita bagian dari komunitas tertentu. Misalnya, gamer sering pakai istilah Inggris seperti “level up” atau “respawn” karena memang jadi bahasa gaul di dunia mereka.
  5. Efek Dramatis dan Gaya Bicara: Kadang, kita hanya ingin membuat omongan lebih lucu atau dramatis. Misalnya, “Aku udah capek banget… mentally and physically.” Dengan begitu, emosi yang disampaikan terasa lebih “powerful”.

Apakah Code Switching Tidak Wajar?

Apakah Code Switching Salah?/Foto: freepik.com/benzoix

Apakah code switching yang tak wajar? Fenomena ini bisa menunjukkan kemampuan bilingual atau multilingual yang cukup fleksibel/Foto: freepik.com/benzoix

Banyak orang menganggap campur bahasa itu tanda kurang fasih atau tidak konsisten, tapi faktanya, justru code switching menunjukkan kemampuan bilingual atau multilingual yang cukup fleksibel. Otak kita mampu memilih bahasa yang paling sesuai untuk konteks tertentu dan itu adalah tanda kecerdasan linguistik.

Tips Biar Code Switching Tetap Koheren

Tips agar code switching tetap koheren. Usahakan setiap kata punya fungsi atau makna/Foto: freepik.com/tirachardz

Tips agar code switching tetap koheren. Usahakan setiap kata punya fungsi atau makna/Foto: freepik.com/tirachardz

Gunakan di situasi yang tepat, misalnya saat mengobrol santai atau di lingkungan yang memang nyaman dengan campuran bahasa. Kalau di forum formal atau akademis, tetap utamakan bahasa utama agar pesanmu jelas dan profesional. Jangan hanya asal campur buat gaya, usahakan setiap kata punya fungsi atau makna yang menambah “rasa” pada kalimatmu.

Jadi, lain kali kalau kamu tiba-tiba mengubah bahasa di tengah obrolan, ingat kalau itu bukan sekadar kebiasaan random, tapi bagian dari dinamika komunikasi yang seru dan penuh makna! 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.