Mengenal Eduard Douwes Dekker, Penulis Belanda yang Turut Perjuangkan Kemerdekaan Indonesia

Phanie Siti Fauziah | Beautynesia
Kamis, 15 Aug 2024 08:00 WIB
Mengenal Eduard Douwes Dekker, Penulis Belanda yang Turut Perjuangkan Kemerdekaan Indonesia
Mengenal Eduard Douwes Dekker: Penulis Belanda yang Turut Perjuangkan Kemerdekaan Indonesia/Foto: Pinterest/google.nl

Eduard Douwes Dekker, yang lebih dikenal dengan nama pena Multatuli, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan Indonesia. Meskipun berasal dari Belanda, Douwes Dekker dikenal karena kritik tajamnya terhadap kolonialisme Belanda di Indonesia.

Melalui karyanya yang paling terkenal, Max Havelaar, ia mengecam ketidakadilan yang terjadi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), yang pada akhirnya turut memicu kesadaran akan pentingnya kemerdekaan di kalangan bangsa Indonesia.

Latar Belakang Kehidupan Eduard Douwes Dekker

Latar Belakang Kehidupan Eduard Douwes Dekker/Foto: Pinterest/Cez Kempitz

Dekker lahir pada 2 Maret 1820 di Amsterdam, Belanda. Dia berasal dari keluarga kelas menengah yang cukup terhormat.

Ia memasuki dunia kolonial ketika pada tahun 1838, pada usia 18 tahun, ia berlayar ke Hindia Belanda untuk bekerja sebagai pegawai administrasi kolonial. Dalam perjalanannya selama bertahun-tahun, ia menyaksikan langsung berbagai bentuk ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda terhadap penduduk pribumi.

Pengalaman di Hindia Belanda

Pengalaman di Hindia Belanda/Foto: Pinterest/geheugenvannederland.nl

Dekker bekerja di beberapa wilayah di Hindia Belanda, termasuk Sumatra dan Jawa. Di Jawa, dia menduduki jabatan Asisten Residen di Lebak, Banten.

Di sinilah ia menyaksikan bagaimana para pejabat kolonial Belanda serta para pemimpin pribumi mengeksploitasi penduduk lokal melalui sistem tanam paksa (cultuurstelsel). Penduduk dipaksa menanam tanaman yang menguntungkan Belanda, seperti kopi dan gula, dengan sedikit atau tanpa kompensasi. Sistem ini menimbulkan penderitaan yang luar biasa bagi rakyat pribumi, yang sering kali kelaparan dan hidup dalam kemiskinan.

Dekker mencoba untuk mengungkap ketidakadilan ini melalui saluran resmi kolonial, tetapi upayanya tidak mendapat tanggapan. Merasa frustrasi dan kecewa dengan sistem yang korup, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya pada tahun 1856 dan kembali ke Belanda.

Max Havelaar: Kritik Terhadap Kolonialisme

Max Havelaar: Kritik Terhadap Kolonialisme/Foto: Pinterest/gahetna.nl

Setelah kembali ke Belanda, Dekker menulis novel Max Havelaar, yang diterbitkan pada tahun 1860. Novel ini mengisahkan tentang seorang pegawai kolonial bernama Max Havelaar yang mencoba untuk melawan ketidakadilan yang dialami oleh rakyat pribumi di Lebak. Melalui tokoh Havelaar, Dekker mengungkapkan kritik pedas terhadap sistem kolonial yang korup dan tidak manusiawi.

Max Havelaar bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga merupakan seruan moral kepada bangsa Belanda. Dekker menulis novel ini dengan tujuan untuk membuka mata masyarakat Belanda terhadap penderitaan yang dialami oleh rakyat Indonesia di bawah kekuasaan kolonial. Novel ini menjadi sangat terkenal dan memicu perdebatan di kalangan intelektual serta masyarakat umum di Belanda.

Pengaruh Terhadap Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Pengaruh Terhadap Perjuangan Kemerdekaan Indonesia/Foto: Pinterest/https://indonesia-zaman-doeloe.blogspot.com/

Walaupun Dekker tidak secara langsung terlibat dalam gerakan kemerdekaan Indonesia, karyanya memainkan peran penting dalam memicu kesadaran akan ketidakadilan kolonial di Hindia Belanda. Max Havelaar dianggap sebagai salah satu karya yang menginspirasi para pemimpin pergerakan nasional Indonesia, seperti Sukarno, yang kemudian menjadi presiden pertama Indonesia.

Dekker juga mempengaruhi perubahan kebijakan kolonial Belanda. Setelah penerbitan Max Havelaar, muncul tekanan dari masyarakat Belanda untuk melakukan reformasi di Hindia Belanda. Meskipun perubahan yang terjadi tidak langsung mengarah pada kemerdekaan, namun kritik Dekker membantu membentuk wacana tentang pentingnya menghormati hak-hak penduduk pribumi.

Warisan Eduard Douwes Dekker

Pengaruh Terhadap Perjuangan Kemerdekaan Indonesia/Foto: Pinterest/Multatuli Huis

Eduard Douwes Dekker meninggal di Ingelheim, Jerman, pada 19 Februari 1887. Namun, warisannya tetap hidup melalui karyanya dan pengaruhnya dalam sejarah Indonesia. Max Havelaar tetap menjadi bacaan penting dalam studi kolonialisme dan sejarah Indonesia, serta mengingatkan kita tentang pentingnya suara-suara yang berani berbicara melawan ketidakadilan.

Dekker adalah contoh seorang yang, meskipun berasal dari bangsa penjajah, memilih untuk berpihak pada keadilan dan kemanusiaan. Karyanya mengajarkan bahwa kebenaran dan keadilan adalah nilai-nilai universal yang harus diperjuangkan, terlepas dari asal usul bangsa dan latar belakang budaya.

Eduard Douwes Dekker adalah figur yang luar biasa dalam sejarah Indonesia dan Belanda. Melalui Max Havelaar, dia menunjukkan keberanian untuk menantang sistem yang korup dan menindas. Meskipun hidupnya penuh dengan kekecewaan dan frustrasi, Dekker berhasil memberikan kontribusi penting bagi perjuangan keadilan dan, secara tidak langsung, kemerdekaan Indonesia. Karyanya terus menginspirasi dan menjadi pengingat bahwa perjuangan melawan ketidakadilan adalah tugas setiap generasi.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.