Mengenal Fenomena Waithood, Ketika Anak Muda Menunda untuk Menikah
Masa remaja hingga dewasa adalah tahapan krusial yang sering diwarnai oleh keputusan-keputusan berat, seperti pernikahan. Pada era ini, kita menyaksikan berbagai fenomena yang mempengaruhi anak-anak muda, salah satunya adalah waithood atau fenomena menunda pernikahan. Dalam beberapa dekade terakhir, anak muda cenderung menunda keputusan untuk mengikat diri dalam ikatan pernikahan karena berbagai hal.Â
Istilah waithood sendiri pertama kali dicetuskan oleh Diane Singerman, yaitu seorang Profesor American University melalui risetnya di akhir tahun 2007, mengenai generasi muda Timur Tengah dengan judul The Economic Imperatives of Marriage: Emerging Practices and Identities among Youth in the Middle East.
Ada beragam faktor kompleks yang menjadi alasan mengapa anak muda saat ini menunda untuk menikah.
Mengejar Pendidikan dan Karir yang Tinggi
Mengejar Pendidikan/ Foto: pexels.com/RDNE Stock project
Banyak anak muda yang cenderung mengejar tingkat pendidikan dan karier yang lebih tinggi dan sebelum memutuskan untuk berkomitmen dalam hubungan pernikahan. Berdasarkan studi yang dipublikasikan di Journal of Marriage Family, pendidikan yang lebih tinggi seringkali menjadi faktor yang cukup signifikan dalam menunda pernikahan.Â
Bagi anak muda saat ini, pendidikan yang tinggi dapat memperbesar peluang dalam meraih karir yang diinginkan. Selain itu, lingkungan kerja serta belajar yang mendukung dapat membuat anak muda lebih memiliki kebebasan dalam berekspresi dan mengeksplorasi banyak hal.
Generasi Sandwich
Generasi Sandwich/ Foto: freepik.com/tirachardz
Faktor terbanyak selanjutnya adalah generasi sandwich. Menurut T Broady, generasi sandwich adalah seorang individu yang membagi sumber daya mereka untuk anak dan orang tua yang sudah memasuki masa pensiun sebagai bentuk tanggung jawab dan balas budi.
Posisi seorang anak yang menjadi generasi sandwich tentu memberikan kondisi yang mempengaruhi prioritas dan kesiapan dalam menikah.
Trauma
Trauma/ Foto: freepik.com/jcomp
Trauma akibat perceraian dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan anak muda menunda pernikahan. Berdasarkan studi Journal of Marriage and Family, anak-anak yang mengalami perceraian dalam keluarga dapat mengalami dampak psikologis. Hal ini memungkinkan anak muda memiliki ketakutan dan khawatir terkait dengan pernikahan. Mereka juga menjadi lebih berhati-hati dalam memilih pasangan hidup.
Fenomena waithood di kalangan anak muda merupakan hasil dari berbagai faktor kompleks. Meskipun begitu, hal ini juga menjadi kesempatan untuk merancang hidup dengan lebih cermat.
Gimana pendapat kamu tentang fenomena ini, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!