Mengenal Noctourism yang Diprediksi Bakal Jadi Tren Wisata 2025, Apa Itu?

ALMIRA WIJI RAHAYU | Beautynesia
Kamis, 30 Jan 2025 14:30 WIB
Mengenal Noctourism yang Diprediksi Bakal Jadi Tren Wisata 2025, Apa Itu?
Mengenal 'Noctourism' yang Diprediksi Bakal Jadi Tren Wisata 2025 /Foto: Pexels/Yuting Gao

Kebanyakan orang sering menikmati indahnya pemandangan alam saat pagi hingga sore hari. Konsep berwisata di suatu tempat saat malam hari mungkin terasa asing dan aneh di telinga sebagian orang.  

Namun, bagaimana jika ada jenis wisata yang menawarkan pengalaman menikmati alam dan suasananya di malam hari? Yuk, kenalan dengan noctourism yang diprediksi bakal jadi tren wisata 2025! 

Menikmati Gelapnya Langit Malam

Pemandangan aurora di Norwegia /Foto: Pexels/stein egil liland

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, noctourism didefinisikan sebagai tren wisata yang berfokus dengan pengalaman berwisata saat malam hari. Walau terdengar tak biasa, jenis wisata ini cukup diminati di luar negeri dan makin banyak orang yang tertarik mencobanya. 

Bahkan, situs Booking.com mengasumsikan noctourism bakal menjadi tren wisata 2025. Dari survei sebanyak 27 ribu pelancong global, dua dari tiga pelancong ingin untuk mengunjungi tempat yang memiliki langit yang gelap. 

Aktivitas yang akan dilakukan pun tidak jauh-jauh dari apa yang bisa dilakukan di malam hari. Aktivitas melihat bintang dan benda-benda langit masih menjadi yang paling populer persentase 72 persen. Disusul dengan melihat peristiwa kosmik yang langka (59 persen) dan melacak rasi bintang (57 persen). 

Dikutip dari CNBC, data dari Wayfairer Travel, perusahaan perjalanan mewah asal Inggris, juga menunjukkan bahwa permintaan pengalaman berwisata di malam hari meningkat sebanyak 25 persen dalam setahun terakhir. Pengunjung bisa menikmati Northern Lights di Norwegia yang juga merupakan salah satu destinasi wisata malam hari yang paling populer. 

Selain itu, pelancong bisa menyelam pada malam hari di Great Barrier Reef Australia dan Laut Merah yang berada di Mesir. Wayfairer Travel juga menyebut bahwa safari satwa liar pada malam hari di Zambia dan Kenya dan melihat bintang di Gurun Atacama yang berada di Chili juga menjadi destinasi populer.

Perubahan Iklim Jadi Salah Satu Faktor

Ilustrasi berkemah di malam hari /Foto: Pexels/Matthew DeVries

Lantas, faktor apa yang menyebabkan noctourism mulai dilirik? Menurut situs Booking.com, perubahan iklim menjadi salah satu faktor yang menyebabkan mengapa pelancong ingin mencoba merasakan berwisata pada malam hari. 

Sebanyak 61 persen pelancong menyebut bahwa mereka ingin menghindari paparan sinar UV dan memilih untuk berjalan-jalan saat langit sudah gelap. Ada juga yang menghindari kenaikan suhu di siang hari (54 persen) dan lebih nyaman untuk mengunjungi destinasi wisata yang lebih sejuk (42 persen). 

Selain faktor perubahan iklim, pelancong juga ingin mengapresiasi dan berkoneksi dengan alam saat malam hari. Bahkan, sebanyak 54 persen pelancong berencana untuk memesan akomodasi tanpa lampu untuk mengurangi polusi cahaya serta melestarikan flora dan fauna. 

Apakah Beauties tertarik untuk mencoba jenis wisata yang diprediksi akan menjadi tren wisata 2025 ini?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE