
Mengenal Shopaholic, Kecanduan Belanja yang Jarang Disadari! Apakah Kamu Termasuk?

Berbelanja atau shopping merupakan kegiatan yang disenangi banyak orang, baik perempuan-atau pria. Buat sebagian orang, bahkan berbelanja bisa jadi momen healing saat berada dalam fase stres. Ditambah lagi, kini berbelanja tidak lagi harus datang langsung ke toko. Dengan kecanggihan teknologi, melalui smartphone orang-orang sudah bisa berbelanja di website atau e-commerce, lalu barang akan sampai di rumah.
Keinginan belanja seseorang terkadang bisa semakin menggila saat menemukan informasi diskon atau promo besar-besaran. Tak jarang, beberapa orang membelanjakan uangnya untuk membeli sesuatu hanya untuk memenuhi kuantitas barang yang dimiliki atau sekedar ikut-ikutan dan jadi ajang pamer.
Apakah kamu termasuk salah satunya, Beauties? Jika iya, maka kamu patut berhati-hati dengan kecanduan belanja atau dikenal dengan istilah shopaholic. Dalam studi psikologi, kecanduan belanja bisa tergolong sebagai gangguan mental.
Bagaimana kecanduan belanja atau shopaholic dapat dikatakan sebagai gangguan mental? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Shopaholic?
![]() Shopaholic/Foto: Pexels.com/andrea-piacquadio |
Shopaholic merupakan istilah yang sering dialamatkan kepada orang-orang yang memiliki masalah kecanduan dalam hal berbelanja atau yang disebut juga dengan oniomania. Shopaholic merupakan perilaku seseorang yang gemar berbelanja dalam kondisi yang sudah tidak dapat dikendalikan, sekalipun barang-barang yang dibeli sudah dibeli atau tidak dibutuhkan.
Dilansir dari American Addiction Center Resource, menurut Profesor Ilmu Kesehatan terapan dari Universitas Indiana, Ruth Engs, ia menjelaskan bahwa beberapa orang yang mengalami kondisi ini karena ada masalah pada otak yang juga memiliki kecanduan terhadap apa yang dirasakannya saat berbelanja.
Seorang shopaholic saat melakukan hal tersebut, kondisi otaknya melepaskan hormon endorfin dan dopamin atau yang disebut sebagai hormon bahagia. Sehingga hal inilah yang menyebabkan perasaan adiktif.
Seseorang yang mengalami masalah kecanduan belanja umumnya disebabkan karena memiliki self esteem yang rendah, memiliki masalah emosional, memiliki kontrol impuls yang buruk, fantasi, hingga memiliki sifat materialistis.
Tanda-tanda Shopaholic
![]() Shopaholic Merasakan Kesenangan/Fot: Pexels.com/tim-douglas |
Berikut tanda-tanda kecanduan belanja atau shopaholic yang dikutip dari Psychology Today. Yuk, simak!
- Merasakan kesenangan saat berbelanja tanpa melihat waktu dan tempat.
- Perasaan bersalah atau menyesal saat membeli suatu barang yang sudah dibeli.
- Menyembunyikan barang-barang yang sudah dibeli.
Bahaya Shopaholic
![]() |
Meskipun sebagian orang memaklumi perilaku ini, kecanduan belanja dapat memberikan dampak yang serius bagi pelakunya. Melansir dari Very Well Mind, kondisi shopaholic terjadi karena faktor kesepian dan terisolasi. Sehingga, dengan berbelanja membuatnya merasa memiliki interaksi positif dengan penjual dengan harapan dapat meningkatkan hubungan dengan orang lain.
Seorang shopaholic bahkan dapat mengalami gangguan kecemasan bahkan depresi jika tidak dapat melakukan kebiasaan ini. Dilansir dari Psychology Today, hal lebih serius lagi dari bahaya yang mengancam seorang shopaholic adalah ia dapat melakukan tindakan kriminal, seperti mencuri kartu kredit orangtua demi memenuhi hasrat belanjanya semata.
Nah, itu tadi ulasan mengenai kecanduan belanja atau shopaholic yang perlu dipahami. Yuk, lebih bijak dalam mengendalikan diri saat berbelanja, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!