Mengenal Sosok Sayyida Al Hurra, Ratu Bajak Laut Muslim Pertama yang Tangguh dan Inspiratif
Berbicara tentang bajak laut tentu tidak lepas dari bayangan kapal besar yang megah serta sosok pemimpin dengan penampilan berantakan serta bengis. Tapi apakah kamu pernah membayangkan sosok pemimpin bajak laut seorang perempuan? Yup, dialah Sayyida Al Hurra, seorang ratu bajak laut tangguh nan legendaris dalam sejarah Islam.
Sayyida Al Hurra adalah sosok pemimpin bajak laut Muslim pertama yang berhasil menguasai laut Mediterania bagian Barat serta pemimpin yang paling ditakuti pada abad ke-16. Sayyida terlahir dari keluarga Muslim terkemuka di Andalusia sekitar tahun 1485. Pada usia 7 tahun ia beserta keluarganya pindah dari Andalusia ke Maroko karena kerajaan Islam Granada ditaklukkan oleh Ferdinand dan Isabella.
![]() Ilustrasi Sayyida Al Hurra/Foto: Tangkapan layar YouTube |
Dilansir dari HaiBunda, saat usia 16 tahun Sayyida menikah dengan seorang gubernur wilayah Tetouan, Abu Hassan al-Mandari. Ia sangat setia mendampingi suaminya sampai pada tahun 1515 sang suami tutup usia, kemudian ia menggantikan kepemimpinan sang suami. Selama kepemimpinannya, ia menjadi seorang pemimpin perempuan yang mengagumkan hingga mendapat pujian dari Ratu Spanyol.
Kala ia menjabat sebagai gubernur Tetouan, semakin banyak warga Muslim Andalusia yang melarikan diri ke Maroko. Karena alasan itulah Sayyida akhirnya memutuskan untuk melawan Ferdinand dan Isabella yang menguasai kerajaan Islam Granada. Ia pun menjadi bajak laut yang berjuang bersama rakyatnya.
![]() Ilustrasi kapal/Foto: Pixabay |
Sayyida menjadikan Tetouan sebagai pangkalan utama angkatan laut untuk melawan Spanyol dan Portugis agar bisa merebut kembali tanah kelahirannya. Selama perlawanannya ia juga beraliansi dengan Barbarossa al Algeirs Kanselir Turki untuk menguasai lautan Eropa dan Timur Tengah. Ia kemudian berhasil menguasai laut Mediterania bagian Barat serta menjadi ratu bajak laut yang paling ditakuti pada abad ke-16.
![]() Ilustrasi kapal/Foto: unsplash/Zoltan Tasi |
Sayangnya kepemimpinan Sayyida harus jatuh pada tahun 1542 di tangan menantu laki-lakinya, Moulay Ahmed Al Hassa Al Mandari, yang melakukan kudeta kepadanya. Jatuhnya kepemimpinan Sayyida membuat ia kembali ke kampung halamannya di Chefchaouen sampai ia menutup usianya pada tahun 1561.
Sayyida menjadi Muslimah terakhir yang mendapatkan gelar Al Hurra dalam peradaban islam, yang mana Al Hurra sendiri memiliki arti pemimpin perempuan tertinggi dalam Islam.
Itulah kisah Sayyida Al Hurra, seorang ratu bajak laut yang tangguh. Cerita kehidupan Sayyida Al Hurra bisa dijadikan teladan bagi para perempuan untuk menjadi tangguh dan berani.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!


