Semarak merayakan Hari Raya Idulfitri seakan menjadi tradisi bagi umat muslim di seluruh dunia. Beragam tradisi unik dan menarik kerap dilakukan untuk memeriahkan lebaran.
Di Jawa Timur sendiri, sepekan setelah lebaran masyarakat mempunyai salah satu kegiatan yang masih dalam rangkaian tradisi untuk memperingati Idulfitri yang dinamakan Lebaran Ketupat. Tradisi ini biasa dilaksanakan pada tanggal 8 Syawal, dan dilakukan di masjid atau mushola.
Lebaran ketupat memiliki arti sebagai hari raya untuk merayakan orang-orang yang menjalankan ibadah puasa di bulan Syawal. Perayaan ini diadakan setiap tahunnya sebagai bentuk apresiasi bagi umat muslim yang menjalankan puasa Syawal setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadan selama satu bulan.
Lalu, bagaimana tradisi Lebaran Ketupat ini berlangsung?
Para warga yang mengikuti tradisi ini diharuskan membawa ketupat masing-masing dari rumah, kemudian melakukan selamatan atau “bancakan” dalam tradisi Jawa.
Masyarakat yang merayakan Lebaran Ketupat akan berbagi ketupat dengan tetangga maupun saudara. Ketupat tersebut biasa disantap dengan berbagai jenis hidangan seperti lodeh, kare, sambal goreng ati, opor ayam, atau rawon.
Dalam tradisi Lebaran Ketupat, ketupat memiliki makna tersendiri, lho. Warna putih dari isi ketupat melambangkan kesuciaan hati, setelah bersilaturahmi dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah diperbuat sebelumnya pada orang lain. Sedangkan, daun janur yang digunakan untuk membungkus dimaknai dengan jatining nur atau hati nurani.
Jadi, secara keseluruhan ketupat diartikan sebagai kebersihan atau kesucian hati nurani.