Mengenal Tristan da Cunha, Pulau Berpenghuni Paling Terpencil di Dunia

Belinda Safitri | Beautynesia
Minggu, 10 Aug 2025 13:00 WIB
Ekonomi dan Mata Pencaharian Penduduk
Penduduk Tristan da Cunha/ Foto: Tristan da Cunha

Beauties, pernah bayangkan tinggal di tempat yang saking jauhnya, kamu harus menempuh perjalanan berhari-hari untuk bisa sampai ke sana? Bukan cuma sepi, tapi benar-benar terisolasi dari dunia luar. Itulah Tristan da Cunha, pulau berpenghuni yang disebut paling terpencil di dunia.

Meski jauh dari keramaian dan aksesnya sangat terbatas, penduduk di sana tetap hidup dengan caranya sendiri. Penasaran bagaimana kehidupan di pulau yang terasa seperti dunia lain ini? Yuk, kenali lebih dekat Tristan da Cunha lewat ulasan berikut!

Sejarah dan Awal Penemuannya

Tristan da Cunha/ Foto: Young Pioneer Tours

Tristan da Cunha merupakan pulau vulkanik yang diperkirakan terbentuk oleh letusan gunung berapi. Melansir Tristan DC, pulau ini ditemukan pada tahun 1506 oleh pelaut Portugis Tristao da Cunha. Meskipun Tristao tidak dapat mendarat karena aksesibilitas yang sulit dan gelombang ganas, ia menamai gugusan pulau itu 'Ilha de Tristao da Cunha', yang kemudian kelak dikenal sebagai Tristan da Cunha.

Survei dan pemetaan resmi pertama dilakukan pada tahun 1767 oleh fregat Prancis L'Heure du Berger. Barulah pada akhir tahun 1810, pemukim permanen pertama, seorang Amerika bernama Jonathan Lambert, tiba. Ia mengangkat dirinya sendiri sebagai penguasa kepulauan tersebut dan mengganti namanya menjadi Kepulauan Penyegaran. Namun, ia meninggal dalam kecelakaan perahu hanya dua tahun kemudian dan kepulauan tersebut akhirnya kembali dikenal sebagai Tristan da Cunha.

Letak dan Kondisi Geografis

Tristan da Cunha/ Foto: Business Insider

Tristan da Cunha merupakan pulau di Samudra Atlantik yang terletak sekitar 1.750 mil dari Afrika Selatan, dan 1.500 mil dari daratan terdekat Saint Helena. Ini menjadikannya pulau berpenghuni paling terpencil di dunia. 

Kondisi alam yang keras, termasuk cuaca ekstrem dan medan pegunungan terjal, menjadikannya lokasi yang sangat menantang untuk dihuni. Menariknya, flora yang tumbuh di pulau ini mirip dengan tumbuhan dari Amerika Selatan, Afrika, dan Selandia Baru. Pulau ini juga merupakan tempat hidup bagi banyak fauna. 

Mengutip National Geographic, satwa liar yang ditemukan di sini di antaranya hiu tujuh insang, hiu biru, hiu mako sirip pendek, paus kanan selatan, paus sirip, paus bungkuk, paus sperma, lumba-lumba, anjing laut gajah, dan albatros, serta 200.000 penguin rockhopper, lebih dari lima juta burung puffin, dan 300.000 anjing laut berbulu sub-Antartika. 

Demografi dan Kehidupan Sosial

Penduduk Tristan da Cunha/ Foto: Tristan DC

Mengutip Tristan Da Cunha, populasi pulau ini hanya terdiri dari sekitar 275 jiwa. Tak ada warga baru yang diizinkan menetap untuk menjaga komunitas tetap kecil dan tertutup. Penduduk pulau ini tersebar di sekitar 80 keluarga, dengan hanya tujuh nama keluarga yang dominan, yaitu Glass, Green, Hagan, Lavarello, Repetto, Rogers, dan Swain.

Karena populasinya yang kecil, perkawinan antar kerabat, misalnya sepupu kedua, menjadi tak terhindarkan. Kondisi ini menyebabkan beberapa masalah kesehatan ringan yang cenderung endemik di pulau, seperti asma dan glaukoma.

Meskipun perawatan kesehatan gratis, Tristan da Cunha hanya memiliki satu dokter tetap dan lima perawat. Oleh karena itu, cedera serius biasanya ditangani di Cape Town, Afrika Selatan.

Ekonomi dan Mata Pencaharian Penduduk

Penduduk Tristan da Cunha/ Foto: Tristan da Cunha

Statistik resmi perekonomian Trisan da Cunha tidak diketahui karena angka PDB nominal tidak dipublikasikan. Namun, sebagian besar penduduk kabarnya bekerja sebagai petani dan nelayan, dengan hasil utama berupa lobster yang diekspor ke AS dan Jepang melalui perusahaan Afrika Selatan, Ovenstone. Seluruh tanah dimiliki secara komunal dan pengelolaan ternak dibatasi agar tidak terjadi penumpukan kekayaan.

Pulau ini juga mendapatkan pemasukan dari penjualan perangko dan koin koleksi ke luar negeri. Namun, bencana letusan gunung berapi pada tahun 1961 menghancurkan pabrik lobster di sana. Tragedi lain terjadi pada 13 Februari 2008, ketika kebakaran menghancurkan pabrik perikanan dan dua generator listrik. Ini menimbulkan masalah ekonomi lebih lanjut di Trisan da Cunha. 

Infrastruktur dan Aksesibilitas

Tristan da Cunha/ Foto: Tristan DC

Tristan da Cunha tidak memiliki bandara dan hanya dapat diakses melalui jalur laut dari Afrika Selatan, dengan pelayaran yang memakan waktu sekitar seminggu. Semua pasokan, termasuk medis, diangkut menggunakan perahu. 

Setelah pelabuhan rusak akibat badai musim dingin yang ekstrem, bantuan militer Inggris dikerahkan untuk memperbaiki dan merawatnya. Namun, upaya ini masih terbatas karena anggaran yang kecil dan lokasi yang sangat terpencil.

Beauties, itu dia tentang Tristan da Cuhan, pulau berpenghuni yang paling terpencil di dunia. Bagaimana, tertarik berkunjung?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE