Mengenang Sosok Marsinah, Perempuan Perkasa yang Memperjuangkan Hak Buruh

Liana Dewi | Beautynesia
Kamis, 11 May 2023 07:30 WIB
Profil Marsinah, Simbol Perjuangan Buruh terhadap Penindasan/Ilustrasi: detikcom/Zaki Alfaribi

Marsinah adalah sosok perempuan tangguh yang layak dijadikan sebagai inspirasi. Nama Marsinah kerap digaungkan saat demonstrasi yang dilakukan para buruh.

Namun siapakah Marsinah? Untuk mengetahui lebih jauh mengenai perempuan pemberani pejuang keadilan ini, simak profil dan perjalanan hidupnya berikut ini!

Profil Marsinah

Marsinah lahir di Nglundo, Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 10 April 1969. Ia merupakan putri kedua dari pasangan Astin (ayah) dan Sumini (ibu). Ia memiliki dua saudara perempuan, yaitu kakaknya bernama Marsini dan adiknya bernama Wijiati.

Saat berusia 3 tahun sepeninggal ibunya, Marsinah diasuh oleh sang nenek, Paerah. Mereka tinggal bersama paman dan bibinya. Meskipun masih kecil namun Marsinah rajin membantu neneknya menjual gabah dan jagung sepulangnya dari sekolah, sebagaimana dilansir dari CNBC Indonesia.

Aksi Perjuangan Marsinah


Demonstrasi buruh/Ilustrasi: detikcom/Kiagoos Auliansyah

Semasa hidupnya, Marsinah dikenal sebagai perempuan vokal yang menyuarakan keadilan dan memperjuangkan hak-hak buruh. Dikutip dari laman CNBC Indonesia dan CNN Indonesia, ia merupakan salah satu buruh yang bekerja di perusahaan arloji, yaitu PT. Catur Putra Surya di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Marsinah dibunuh pada masa Orde Baru. Ia ditemukan tewas secara mengenaskan di wilayah hutan Jati Wilangan, Desa Jegong, Kecamatan Wilangan Nganjuk pada tanggal 8 Mei 1993.

Beberapa hari sebelum kematiannya, Marsinah memimpin unjuk rasa pada tanggal 3 dan 4 Mei karena pelanggaran sejumlah hak buruh yang dilakukan oleh perusahaan tempatnya bekerja itu.


Aksi buruh/Foto: detikcom/Rifkianto Nugroho

Dalam aksi yang dipimpinnya, para buruh menuntut kenaikan upah dan melakukan mogok massal. Aksi ini berakar dari Surat Edaran Nomor 50/Th. 1992 yang dikeluarkan oleh Gubernur KDH TK I Jawa Timur yang mengimbau agar perusahaan menaikkan gaji karyawan sebesar 20 persen gaji pokok.

Para buruh menyambut positif hal ini, tapi tidak dengan pihak perusahaan. Kemudian Marsinah dinyatakan hilang pada 5 Mei setelah menyerahkan surat protes pada perusahaan hingga 3 hari berselang jasadnya ditemukan.

(naq/naq)