Mengulik Bandara Lukla, Bandara Paling Berbahaya di Dunia dengan Tragedinya

Pratitis Nur Kanariyati | Beautynesia
Kamis, 24 Jul 2025 08:00 WIB
Kondisi Bandara Tenzing-Hillary dari Berbagai Sisi
Ilustrasi bandara Tenzing-Hillary/Foto: Unplash.com/Siddharth Jadhav

Nepal, salah satu negara yang memiliki bandara dengan tag ‘bandara paling berbahaya di dunia’. Bagaimana tidak, bandara tersebut dekat dengan wilayah pegunungan yang diselimuti dengan cuaca ekstrem. Selain itu, landasan pacunya sangat pendek yang membuat pendaratan pesawat menjadi sangat menegangkan.

Bandara itu adalah Lukla, yang dibangun tahun 1964 silam. Namun, pada 2008 namanya diubah menjadi Tenzing-Hillary. Nama itu diambil dari Edmund Hillary dan Tenzing Norgay Sherpa, sosok bersejarah yang pertama kali telah berhasil mencapai puncak Everest.

Bandara Lukla cukup familiar, terutama bagi orang-orang yang ingin mendaki gunung Everest. Kebanyakan dari mereka menjadikan Lukla sebagai titik keberangkatan favorit untuk memulai perjalanan menuju Everest. Wilayah ini pun sangat ramai saat musim pendakian dimulai.

Kondisi Bandara Tenzing-Hillary dari Berbagai Sisi

Ilustrasi bandara Tenzing-Hillary/Foto: Unplash.com/Siddharth Jadhav

Seperti yang dikatakan sebelumnya, bandara Lukla memiliki landasan pacu yang sangat pendek, yaitu lebar 30 meter dan panjang 527 meter atau 1.792 kaki. Padahal, biasanya bandara memiliki landasan pacu sepanjang lebih dari tiga kilometer.

Dengan pendeknya landasan pacu di bandara Lukla, pilot harus membuat pesawat menanjak dengan kemiringan 11,7 persen demi membantu memperlambat kecepatan pesawat saat mendarat.

Selain itu, Lukla dikelilingi oleh pegunungan Himalaya dan dibangun di lereng gunung setinggi 2.860 mdpl, melansir AFR.

Lantaran diapit dengan gunung, kerapatan udara di bandara ini cenderung lebih rendah dibandingkan di permukaan laut. Kondisi tersebut berdampak pada jumlah daya yang dihasilkan oleh mesin pesawat yang bisa mengurangi daya angkat, baik saat mendarat atau lepas landas.

Cuaca di bandara Lukla juga tidak dapat diprediksi. Kondisi cuaca yang fluktuatif menimbulkan tantangan yang signifikan bagi operasi penerbangan. Bahkan sering menjadi penyebab penundaan atau pembatalan penerbangan.

Berdasarkan kondisi yang ada, bandara yang juga dikenal dengan Tenzing-Hillary, membutuhkan pilot dengan kemampuan dan jam terbang yang memadai. Memiliki pelatihan khusus untuk menavigasi landasan pacu bandara yang pendek, ketinggian tertentu, dan cuaca yang tidak dapat diprediksi.

Para pilot harus lepas landas dan mendarat secara manual tanpa bantuan navigasi udara. Mereka hanya mengandalkan sistem komunikasi radio.

Tragedi yang Pernah Terjadi di Bandara Lukla: 18 Korban Tewas dalam Kecelakaan Satu Pesawat

Ilustrasi pesawat yang mengalami kecelakaan/Foto: Unplash.com/Nikita Patel

Tidak jauh beda dengan bandara-bandara yang ada di dunia, kecelakaan pesawat di bandara Tenzing-Hillary juga pernah terjadi.

Tragedi yang sempat mencuri perhatian dunia adalah kecelakaan Yeti Airlines DHC-6 Twin Otter pada Oktober 2008. Kala itu, Yeti Airlines terbang dari Kathmandu menuju Tenzing-Hillary. Tetapi, pesawat mengalami kecelakaan saat mendarat di bandara tujuan.

Melansir Simple Flying, kecelakaan dipicu karena visibilitas buruk dan hilang radar. Yeti Airlines DHC-6 Twin Otter akhirnya hilang kendali dan menabrak batuan di dekat landasan, lalu jatuh dan terbakar. Kecelakaan naas ini telah menewaskan 18 korban.

Setiap bandara yang ada di dunia pasti memiliki kisah baik buruknya masing-masing. Terlepas dari itu, mereka selalu memberikan pelayanan terbaik untuk penumpangnya. Ngomong-ngomong soal Tenzing-Hillary, apakah Beauties sudah pernah mengunjunginya?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI! 

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE