Mengungkap 10 Sisi Gelap tentang Jepang yang Nggak Banyak Diketahui, Cek!

Natasha Riyandani | Beautynesia
Jumat, 08 Nov 2024 08:00 WIB
1. Marak Komunitas Toyoko Kids
Ilustrasi komunitas Toyoko Kids/ Foto: X.com/@tang__kira

Jepang merupakan salah satu negara paling maju di dunia, baik dari segi ekonomi dan teknologi. Selain itu, Jepang juga dikenal sebagai negara paling populer di Asia untuk tujuan wisata bagi turis mancanegara. Tak heran banyak orang yang mendambakan untuk bisa liburan ataupun tinggal di sana.

Sayangnya, di balik keindahan alam yang memukau dan prospek karier yang menjanjikan, Jepang rupanya menyimpan sejumlah sisi gelap yang tak banyak diketahui orang. Nggak heran, banyak turis asing akan kaget setelah mengetahui realita kehidupan di Negeri Sakura yang tak seindah kelihatannya.

Lantas, apa saja sisi gelap negara Jepang? Biar nggak penasaran, berikut informasi lengkapnya, melansir berbagai sumber. Check this out!

1. Marak Komunitas Toyoko Kids

Ilustrasi komunitas Toyoko Kids/ Foto: X.com/@tang__kira

Wah, siapa sangka, Jepang yang terkenal akan keindahan alam dan beragam destinasi wisata menarik ternyata merupakan salah satu negara dengan sisi gelap cukup mengejutkan.

Melansir detikcom, belakangan ini gencar terdengar istilah "Toyoko Kids". Sebutan itu untuk anak-anak muda atau remaja Jepang yang berkumpul di sebelah TOHO Cinema di Shinjuku, Tokyo.

Awalnya, komunitas ini bersatu untuk hindari pelecehan dan penelantaran remaja yang kabur dari rumah. Sayangnya, mereka malah terjerumus ke dunia malam seperti alkohol, narkoba, prostitusi, hingga terlibat dengan Yakuza (mafia).

Kerap berpenampilan ala "Jirai Kei", yang dikenal juga sebagai kawai dark style. Mereka biasa berkumpul secara bergerombol, duduk-duduk atau tidur di jalanan karena mabuk.

Tak heran banyak masyarakat yang merasa resah dengan adanya komunitas ini. Meski sudah sering dilakukan razia oleh pihak kepolisian, namun mereka tetap kembali ke tempat tersebut.

2. Budaya Gila Kerja

Budaya gila kerja/ Foto: Freepik.com/freepik

Penganut work-life balance alias menyeimbangkan waktu antara tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan pribadi, negara Jepang bukanlah pilihan tepat untuk kamu berkarier di sana. Jepang terkenal akan budayanya yang pekerja keras dan serba cepat.

Banyak orang Jepang yang ambisius dan bekerja secara jor-joran. Prinsip bekerja keras dan maksimal bahkan sudah mendarah daging dalam dunia kerja di Jepang.

Setidaknya, para pekerja di Jepang menghabiskan waktu selama 12-14 jam di kantor untuk menyelesaikan deadline. Tak heran banyak ditemukan pekerja tertidur di tempat umum, atau baru pulang waktu dini hari. Bahkan, kasus kematian akibat terlalu banyak bekerja sangatlah tinggi di Jepang, melansir detikHealth.

3. Sulit Membeli Tempat Tinggal

Ilustrasi tempat tinggal di Jepang/ Foto: Freepik.com/peoplecreations

Tak bisa dimungkiri, mencari tempat tinggal di Jepang bukanlah perkara mudah. Mengingat harga rumah di Jepang sangatlah tinggi, bahkan untuk sewa apartemen berukuran kecil sekalipun.

Menyedihkannya lagi, mayoritas orang Jepang tak mau menyewakan rumah atau apartemennya kepada orang asing. Jika mereka bersedia, bisa dipastikan akan memasang harga yang sangat tinggi.

4. Bunuh Diri Menjadi Hal Lumrah

Banyak kasus bunuh diri/ Foto: Freepik.com/balashmirzabey

Tekanan kerja yang tinggi, disiplin, dan serba cepat membuat angka stres yang dialami orang Jepang terus meningkat. Tak ayal, tuntutan tersebut menjadi alasan mengapa kasus bunuh diri di Jepang kian bertambah setiap tahunnya.

Orang Jepang diketahui sangat menjunjung tinggi harga diri. Sebab itu, dengan alasan kehormatan, mereka lebih memilih bunuh diri ketimbang menanggung malu ataupun menerima ganjaran sosial.

5. Menjaga Jarak dengan Orang Asing

Ilustrasi menjaga jarak dengan orang asing/ Foto: Freepik.com/freepik

Beauties berniat untuk liburan atau merantau ke negara Jepang? Jika, iya, maka harus siap-siap dengan sikap masyarakatnya yang menjaga jarak dengan orang asing.

Kebanyakan orang Jepang tidak peduli dan tidak ingin berurusan dengan orang asing atau pendatang di negaranya. Hal itu karena masyarakatnya memiliki sifat individualisme yang tinggi.

Bukan tanpa alasan, keterbatasan bahasa menjadi salah satu penyebab orang Jepang menjaga jarak dan tidak ingin bergaul dengan orang asing yang datang. Mereka lebih nyaman berinteraksi dengan sesama orang Jepang.

6. Pelecehan Seksual yang Tinggi

Kasus pelecehan seksual yang tinggi/ Foto: Freepik.com/tirachardz

Jepang dikenal handal dalam mengatasi kejahatan, bahkan dianggap sebagai salah satu negara dengan tingkat kejahatan yang sangat rendah. Sayangnya, tidak dalam mengatasi kasus pelecehan seksual yang menjamur dimana-mana.

Banyak perempuan yang mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, sekolah, bahkan saat naik kereta di jam sibuk sekalipun. Namun pihak kepolisian di Jepang terkesan tak acuh dengan segala laporan korban terkait kejahatan seksual.

Akibatnya, banyak perempuan Jepang yang merasa malu dan takut untuk berbicara dengan orang lain. Mereka pun lebih memilih memendam sendiri saat mengalami pelecehan seksual daripada harus melaporkannya kepada polisi.

7. Banyak Kasus Bullying

Banyak kasus bullying/ Foto: Freepik.com/freepik

Melansir CNN Indonesia, di balik gemerlap kehidupan di negara ini, tindakan bullying atau ijime menjadi kasus yang marak terjadi di Jepang. Biasanya banyak terjadi di sekolah atau bangku perkuliahan, di mana korbannya adalah pelajar.

Bahkan, karena tak kuat mendapat perundungan secara fisik dan mental, para korban bullying memilih untuk mengakhiri hidupnya. Itu semua dilakukan dengan harapan bisa terbebas dan hidup tenang.

8. Mandi Bersama yang Jadi Kontroversial

Mandi bersama di Onsen/ Foto: Enjoyniigata.com

Pemandian air panas atau onsen sudah sangat familiar di Jepang. Tradisi mandi air panas lumrah dilakukan lawan jenis secara bersama-sama. Dalam satu kolam perempuan dan pria sama-sama mandi tanpa busana dan rasa sungkan atau malu.

Budaya yang telah melekat ini menjadikan onsen sebagai wisata seksi yang banyak peminatnya. Banyak orang asing yang datang dan penasaran dengan budaya Jepang tersebut.

Seiring waktu, pemerintah memodifikasinya menjadi mandi bersama sesama gender dan dilakukan di tempat terpisah antara laki-laki dan perempuan. Kini, pemandian air panas telah memperbolehkan para perempuan untuk menutup bagian tubuhnya dengan handuk atau baju renang. Demikianlah mengutip detikTravel. 

9. Banyak Gelandangan di Jalan

Ilustrasi gelandangan di jalanan Jepang/ Foto: Freepik.com/jcomp

Mengutip detikTravel, meskipun Jepang dikenal sebagai negara yang maju, namun tak dapat dipungkiri bahwa terdapat tunawisma atau gelandangan di beberapa sudut kotanya.

Umumnya, para gelandangan ini akan keluar saat malam hari untuk mencari makan, duduk di pinggir jalan, hingga tidur di tepi sungai, stasiun, dan taman kota. Sementara, di siang hari, para gelandangan akan bersembunyi di suatu tempat.

10. Tidak Menyukai Suara Bising

Ilustrasi Seorang wanita mendengarkan musik/Foto: freepik.com/freepik

Ilustrasi mendengarkan musik/Foto: Freepik.com

Masyarakat Jepang sangat tidak menyukai suara bising. Mereka akan melaporkan tetangga rumahnya ke pihak polisi atau mendatangi rumah yang membuat kebisingan sekecil apapun, terutama di malam hari.

Bagi orang asing atau pendatang baru, mungkin akan merasa terkejut mendapati tempat tinggalnya didatangi polisi karena mendapat laporan telah membuat kebisingan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE