Menurut Ilmu Psikologi, 5 Masalah Ini Sering Terjadi pada Seseorang yang Miliki Kecerdasan Tinggi

Aqillah Diaz Rahmadyani | Beautynesia
Minggu, 14 May 2023 10:30 WIB
Masalah yang sering terjadi pada orang yang miliki kecerdasan tinggi/Foto : pexels.com/AndreaPiacquadio

Orang cerdas biasanya pandai dalam hal-hal yang memang sudah menjadi fokusnya. Pasti di antara kamu banyak yang menilai orang cerdas hidupnya sangat aman dan nyaman, bukan? Selain itu, anggapan orang cerdas juga akan memiliki prestasi yang lebih baik dan cenderung lebih sukses.

Padahal anggapan di atas tidak selamanya benar. Orang cerdas juga kerap mengalami beberapa permasalahan yang terjadi dalam hidupnya dan bahkan masalah yang terjadi justru lebih kompleks. Lantas, masalah apa saja yang sering mereka alami? Simak!

1. Terlalu Ambisius dalam Melakukan Suatu Hal


Terlalu Ambisius dalam Melakukan Suatu Hal / foto : pexels.com/KindelMedia

Apa kamu memiliki teman cerdas yang selalu intens dan bersemangat untuk apa yang mereka lakukan? Bahkan ada yang rela menghabiskan waktunya untuk fokus bersemangat mengerjakan pekerjaan hingga melewatkan jam tidur?

Melansir dari Psych2go, mereka yang ambisius dalam melakukan suatu hal justru tidak berdampak baik bagi pekerjaan yang dilakukannya, bahkan juga bisa berdampak buruk pada hal lainnya. Mereka biasanya ingin menciptakan karya yang sempurna dan akibatnya ada faktor lain yang dapat memicu permasalahan.

Selain itu, dilansir dari laman How to live a meaning full life, seseorang yang memiliki ambisius yang tinggi juga kesulitan dalam menangani kritikan, kesulitan dalam hubungan dengan diri sendiri, dan sering lupa untuk merawat dirinya sendiri. 

2. Menganalisis Suatu Hal Terlalu Berlebihan


Menganalisis Suatu Hal Terlalu Berlebihan / foto : pexels.com/AlexGreen

Apakah kamu pernah mengagumi seseorang karena kecerdasannya, tetapi memperhatikan dia selalu cenderung menganalisis sesuatu secara berlebihan?

Orang cerdas biasanya memiliki kecenderungan menganalisis sesuatu secara berlebihan. Kecenderungan tersebut bisa berhubungan dengan teori otak hiper yang dikemukakan oleh peneliti Ruth Harpinski dan rekannya. Teori otak hiper tersebut juga menyebutkan bahwa bisa berkaitan dengan "overexcitabilities" psikologis dan fisiologis. 

(ria/ria)