Menurut Para Ahli, Ini 8 Kesalahan Umum Pasutri Baru dalam Rumah Tangga yang Perlu Dihindari

Nindya Putri Hermansyah | Beautynesia
Sabtu, 26 Jul 2025 18:00 WIB
Menurut Para Ahli, Ini 8 Kesalahan Umum Pasutri Baru dalam Rumah Tangga yang Perlu Dihindari
Ilustrasi pasutri baru/Freepik: freepik

Menikah adalah awal dari babak baru kehidupan yang penuh tantangan dan penyesuaian. Bagi banyak pasangan baru, masa-masa awal pernikahan bisa terasa membahagiakan sekaligus membingungkan. Dari yang tadinya hidup mandiri, kini harus berbagi segalanya, mulai dari waktu, emosi, hingga keuangan.

Namun, tak sedikit pasutri baru yang tanpa sadar melakukan kesalahan-kesalahan kecil yang bisa berakibat besar pada hubungan jangka panjang. Dari miskomunikasi hingga salah kelola konflik, semua bisa menjadi batu sandungan jika tidak disadari sejak dini.

Beauties, yuk kenali 8 kesalahan umum yang sering dilakukan pasangan baru agar kamu dan pasangan bisa membangun rumah tangga yang lebih sehat dan harmonis.

1. Mengharapkan Romansa Tiap Hari

Ilustrasi romansa pasutri baru/Freepik: senivpetro

Banyak pasangan baru memiliki harapan tinggi bahwa cinta romantis akan selalu terasa bak bulan madu. Namun menurut penelitian, cinta sejati lebih berupa komitmen dan usaha bersama, daripada sensasi setiap saat. Ekspektasi berlebihan ini malah bisa memicu kekecewaan ketika realita kehidupan kelahiran anak, pekerjaan, atau keuangan mulai menyita energi emosional partner.

Mark Manson, penulis dari karya tentang relationship, menekankan pentingnya memandang cinta sebagai “keputusan untuk terus memilih”, bukan sekadar perasaan. Bila kamu memahami bahwa cinta juga butuh kerja keras, kalian akan lebih realistis dalam merawat hubungan, bukan hanya berharap berdasarkan perasaan tiap hari.

2. Mengabaikan Kesopanan Sehari-hari

Ilustrasi mempertahankan hubungan hangat/Freepik: freepik

Sikap seperti lupa ucap terima kasih setelah suami membantu atau tak menyapa pasangan saat pulang bisa terlihat sepele, tapi jika diabaikan terus-menerus, bisa jadi racun hubungan. Peneliti dari Institute for Family Studies menyebut ini sebagai “silent killer” pernikahan yang dapat menimbulkan rasa tidak dihargai satu sama lain.

Dengan mempraktikkan hal-hal sederhana seperti sapaan hangat saat pulang, atau sekadar ucapan terima kasih atas kehadiran sehari-hari, berarti kamu menjaga keintiman emosional. Ritual-ritual kecil ini, menurut Bill Doherty, konselor keluarga, bisa menjadi fondasi kuat yang menopang kehangatan rumah tangga.

3. Asumsi Tanpa Konfirmasi

Ilustrasi berargumen/freepik:freepik

Seringkali kita mengira pasangan sedang kesal atau mendiamkan saat sebenarnya ia hanya kelelahan atau sedang fokus pekerjaan. Psychology Today menyebut asumsi semacam ini sebagai kesalahan fatal yang memicu miskomunikasi dan perasaan salah paham.

Daripada melanjutkan asumsi yang bisa melebar menjadi konflik, lebih baik berhenti sejenak dan bertanya langsung dengan komunikasi jujur. Mulai dengan “Aku lihat kamu diam, apa ada yang membuatmu lelah?" karena mengetahui kebenaran bisa mencegah drama yang sebenarnya tak nyata.

4. Tidak Atur Keuangan Bersama

Ilustrasi tidak atur keuangan bersama/Freepik: jcomp

Masalah keuangan adalah salah satu penyebab utama perselisihan dalam rumah tangga baru. Studi di Journal of Financial Therapy menemukan bahwa tekanan ekonomi dan kurangnya komunikasi membuat konflik keuangan menjadi berulang, panjang, dan sulit diselesaikan.

Johanna Peetz, profesor psikologi dari Carleton University, menyarankan pasangan membuat akun bersama dan rutin diskusi keuangan untuk menjaga transparansi dan rasa memiliki bersama Investopedia. Dengan saling berbagi visi dan keputusan keuangan, pasangan membangun rasa kemitraan yang kuat dan menghindari jurang ketidakpercayaan.

5. Abaikan Intimasi & Seksualitas

Ilustrasi intimasi/Freepik: freepik

Intimasi bukan hanya soal frekuensi, tapi juga kualitas dan pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing. Dr. Michael Sytsma, terapis seks, menyatakan bahwa perbedaan kebutuhan seksual kalau tidak dibicarakan bisa memicu konflik dan rasa tidak dihargai.

Kamu dan pasangan sebaiknya jalin dialog terbuka soal kebutuhan emosional dan fisik sejak awal. Menjadikan keintiman sebagai prioritas bukan sekadar kewajiban, tapi momen untuk saling menghargai dan memperkuat ikatan batin.

6. Kehilangan Waktu Berkualitas

Ilustrasi waktu berkualitas bersama pasangan/Freepik: freepik

Penelitian Verywell Mind menunjukkan bahwa rasa kedekatan emosional cenderung menurun dalam dua tahun pertama pernikahan jika tidak sengaja dipelihara. Kehilangan koneksi kecil terakumulasi jadi jarak emosional.

Beauties, sisihkan waktu untuk melakukan hal sederhana bersama seperti menyusuri taman, ngobrol tanpa gangguan, atau memasak bersama. Ritual kecil yang konsisten lebih berdampak dibandingkan momen mewah yang jarang dilakukan.

7. Masalah Keuangan Tidak Dibahas Terbuka

Ilustrasi mengatur keuangan/Freepik: lifestylememory

Menggabungkan gaya hidup dan pengeluaran sering kali jadi sumber cekcok. Banyak pasangan baru yang tidak pernah membahas keuangan secara terbuka sejak awal. Data dari National Endowment for Financial Education menunjukkan bahwa 43% pasangan menyembunyikan transaksi keuangan dari pasangannya dan ini berdampak langsung pada kepercayaan dalam pernikahan.

Diskusikan sejak dini soal pengeluaran, utang, dan tabungan bersama. Menurut Marriage, pasangan yang transparan secara finansial lebih mampu membangun pernikahan jangka panjang dan stabil. Jadikan keuangan sebagai alat kolaborasi, bukan konflik.

8. Konflik Kecil Dibiarkan Menumpuk

Ilustrasi memendam perasaan antara suami dan istri/Freepik: freepik

Kesalahan kecil seperti nada bicara tinggi, diam-diaman, atau sindiran sering kali dibiarkan begitu saja. Padahal, menurut John Gottman dari The Gottman Institute, pasangan yang tidak mengatasi konflik dengan sehat akan mengalami penumpukan masalah emosional yang sulit dibongkar lagi di masa depan.

Alih-alih mendiamkan, hadapi konflik secara dewasa dan tepat waktu. Pilih momen tenang untuk bicara dan fokus pada solusi, bukan menyalahkan. Ingat, konflik bukan musuh, tapi alat untuk memahami satu sama lain jika disikapi dengan cara yang benar.

Beauties, rumah tangga adalah perjalanan panjang yang tidak selalu mulus. Tapi jika kamu dan pasangan mau belajar dari kesalahan yang sering terjadi, kalian bisa membangun fondasi cinta yang kuat dan tahan uji.

Yuk, jadikan hubungan pernikahan sebagai ruang tumbuh bersama, bukan ajang saling menyakiti. Setiap langkah kecil yang kamu ambil hari ini bisa menentukan masa depan yang lebih bahagia esok hari.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE