Merasa Tak Dekat dengan Kakak atau Adik? 5 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya!
Tak semua orang memiliki kedekatan dengan saudara kandungnya, seperti kakak atau adik. Pertengkaran antara kakak dan adik merupakan hal yang wajar saja terjadi. Namun hal yang mengkhawatirkan adalah saat pertengkaran terjadi tanpa mengenal waktu dan alasan yang jelas. Kadang-kadang perasaan marah dan benci menghiasi hari-hari hubungan keduanya.
Dilansir dari Very Well Mind, perasaan demikian terhadap saudara kandung dapat terjadi pada usia berapapun, baik di masa kanak-kanak hingga dewasa. Sejalan dengan itu, melansir dari CNN, menurut sebuah penelitian di tahun 2007, hubungan saudara yang buruk di masa kecil dapat dihubungkan sebagai penyebab depresi seseorang di usia dewasa.
Perasaan tak dekat tersebut seringkali dikaitkan dengan masalah sibling rivalry atau perselisihan. Melansir dari Hai Bunda, menurut psikolog di Macquarie University, Prof Julie Fitness, salah satu penyebab utama sibling rivalry karena persaingan atas sumber daya berupa perhatian orang tua atau menjadi favorit ayah dan ibu. Biasanya, kakak atau adik merasa diperlakukan dengan tidak adil. Sehingga hal tersebut memunculkan perasaan tak senang diantara keduanya dan menyebabkan keduanya jadi merasa tak dekat.
Lalu, apa saja hal yang menyebabkan hubungan kakak adik jadi merasa tak dekat? Berikut 5 penyebab hubungan kakak-adik merasa tak dekat yang dirangkum dari berbagai sumber. Yuk, simak!
Perbedaan Usia
![]() Ilustrasi/Foto: Pexels.com/pixabay |
Perbedaan usia antara kakak dan adik jadi faktor pertama penyebab hubungan kakak dan adik yang merasa tak memiliki kedekatan. Melansir dari Bustle, perbedaan usia yang tak begitu jauh, seperti 1 atau 2 tahun memungkinkan seseorang merasa dekat dengan saudara kandungannya karena mengalami hal yang sama pada waktu yang sama pula.
Dibandingkan
![]() Ilustrasi/Foto: Pexels.com/ashley-williams |
Sudah bukan hal yang aneh jika dalam hubungan keluarga akan dibanding-bandingkan dengan satu sama lain dengan kakak atau adik. Melansir dari Very Well Mind, hal tersebut dapat memunculkan perasaan cemburu di antara salah satunya.
Aimee Daramus, PsyD, seorang psikolog klinis berlisensi dan penulis "Memahami Gangguan Bipolar", menjelaskan bahwa hal tersebut menumbuhkan kecemburuan atau perasaan gagal yang berakibat timbulnya konflik. Selain itu, beberapa orangtua kerap menunjukkan secara terang-terangan lebih menyukai salah satu anak.
Pelecehan
![]() Ilustrasi/Foto: Freepik.com/gpointstudio |
Pelecehan juga bisa terjadi dalam hubungan saudara kandung, baik fisik maupun psikologis, seperti bullying. Tak jarang peristiwa tersebut dibarengi dengan adanya ancaman daru pelaku. Dilansir dari Psychology Today, menurut sebuah penelitian pada tahun 2019, anak sulung atau anak yang lebih tua paling sering menjadi pelakunya. Pelecehan yang diterima korban dapat memunculkan kebencian.
Ketika hal ini terjadi, beberapa orangtua justru tidak membantu menyelesaikan masalah sang anak. Sehingga hal ini akan kembali berdampak pada perasaan diabaikan dan dibandingkan. Seseorang yang mengalami pelecehan atau bullying dari saudara kandungnya sendiri juga berakibat pada masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, hingga melakukan self harm.
Tinggal Terpisah
Tak semua kakak dan adik dapat menetap bersama. Beberapa orang harus terpisah dengan saudara kandungan karena alasan tertentu, misalnya sekolah di luar kota atau perceraian orangtua. Hubungan saudara yang tinggal terpisah dapat berpengaruh pada kedekatan hubungan keduanya.
Hal ini dikarenakan kurangnya bonding secara kontak fisik dan komunikasi yang terjalin. Sehingga hal ini memungkinkan seseorang kurang merasakan keterikatan satu sama lain.
Nilai-nilai Keluarga dan Kurangnya Quality Time
![]() Quality Time/Foto: Pexels.com/anna-shvets |
Last but not least, nilai-nilai keluarga yang dianut dan kurangnya quality time juga bisa jadi penyebab kurangnya kedekatan pada hubungan saudara kandung. Misal beberapa kasus keluarga yang kerap ditemui, yakni tak pernah menunjukkan rasa kasih sayang secara langsung. Melansir dari Very Well Mind, kurangnya quality time dalam keluarga juga berpengaruh pada hubungan saudara, sehingga rentan membuatnya bertengkar.
Tak hanya itu, dilansir dari Huff Post, seseorang yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh konflik dan sering terjadi kekacauan hingga penolakan akan berpengaruh pada bagaimana ia berhubungan satu sama lain saat dewasa akibat perasaan terasing.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!



