Siapa yang tidak terkesima menyaksikan gaya animasi film Spiderman Into The Spider-Verse dan sekuelnya Spiderman Across The Spider-Verse? Gaya animasi layaknya komik dan street art itu begitu unik. Ditambah dengan plot menarik, film Spiderman Into The Spider-Verse garapan Phil Lord dan Chris Miller bahkan berhasil membawa pulang piala OSCAR.
Rilis sempat diundur akibat pandemi, kini film sekuel yang masih tayang di bioskop sukses masuk box office dan meraih rating tinggi di situs-situs seperti IMDb dan Rotten Tomatoes. Kesuksesan berikutnya mungkin sudah ada di depan mata.
Namun dibalik istimewanya film Spiderman Across The Spider-Verse, ada animator yang bekerja keras mati-matian untuk menggarap film. Vulture melaporkan membuat seni visual seperti yang tampak pada Across The Spider-Verse sangat tidak berkepanjangan karena melibatkan revisi yang tak ada habisnya.
Proses Pembuatan yang Berat
Tim produksi dari Across The Spider-Verse terentang dari seniman hingga eksekutif produser dengan pengalaman 5 sampai puluhan tahun di industri film animasi menyebutkan proses pembuatan film yang sangat berat.
Empat orang dari tim menguak secara anonim. Tiga tahun memasuki pengembangan dan produksi, mereka harus bergerak cepat menyelesaikan film sekuel. Tim kalang kabut juga disebabkan gaya manajemen Phil Lord yang disebut tidak bisa mengonsep 3D-animation pada tahap awal perencanaan dan lebih menyukai mengedit pekerjaan yang sudah di-render. Bahkan, beberapa departemen masih harus buat perubahan di tahap akhir pada bagian yang telah disetujui.
Sebagai perbandingan, film-film animasi Pixar membutuhkan waktu sekitar 4-7 tahun untuk membuat plot, animasi, dan render, Beauties.