Penuh Plot Twist! Ini Kisah Ibu yang Berpura-pura Putrinya Sakit, Berakhir Dibunuh sang Anak

Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 03 Jan 2024 12:00 WIB
Gypsy dan Pacarnya Membunuh Dee Dee
Gypsy Rose Blanchard/Foto: Dok. People

Seorang perempuan bernama Gypsy Rose Blanchard baru-baru ini telah dibebaskan dari penjara setelah menjalani hukuman delapan tahun karena terlibat dalam kasus pembunuhan sang ibu, Dee Dee Blanchard, pada Juni 2015 silam.

Kisah ibu dan anak yang plot twist berujung tragis ini sempat menghebohkan dunia hingga dijadikan serial dokumenter. Gypsy tumbuh sehat bersama sang ibu, namun Dee Dee mengaku kepada publik bahwa sang anak memiliki berbagai macam penyakit. Padahal kenyataannya, Gypsy sehat dan baik-baik saja.

Para ahli percaya bahwa perilaku Dee Dee berasal dari gangguan mental sindrom Munchausen. Karena Dee Dee ingin menjadi pengasuh, dia berpura-pura dan mengatakan bahwa anaknya sakit keras.

Sepanjang hidupnya, Gypsy harus berpura-pura bahwa ia sakit dan patuh terhadap kontrol sang ibu. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan sang pacar, Nicholas Godejohn, dan meminta pria itu untuk membunuh ibunya.

Dee Dee Berpura-pura Gypsy Sakit Sejak Kecil

Gypsy Rose Blanchard dan Dee Dee Blanchard

Gypsy Rose Blanchard dan Dee Dee Blanchard/Foto: Dok. Investigation Discovery

Dilansir dari laman Biography, Gypsy Rose, yang lahir pada tahun 1991, masih bayi ketika Dee Dee mengaku putrinya menderita sleep apnea. Ketika Gypsy berusia 8 tahun, Dee Dee mengatakan bahwa putrinya mengidap leukemia dan distrofi otot. Gypsy pun dipaksa untuk duduk di kursi roda dan menggunakan selang makanan.

Daftar masalah medis lainnya yang diceritakan Dee Dee tentang putrinya meliputi kejang, asma, serta gangguan pendengaran dan penglihatan.

Karena tindakan Dee Dee, Gypsy diberi resep sejumlah obat dan harus tidur menggunakan mesin pernapasan. Dia juga menjalani beberapa operasi, termasuk prosedur pada matanya dan pengangkatan kelenjar ludahnya, hingga mengakibatkan giginya membusuk dan dicabut.

Padahal kenyataannya, Gypsy bisa berjalan dengan baik, tidak membutuhkan selang makanan, dan tidak menderita kanker. Kepalanya botak karena dicukur oleh sang ibu. Gypsy baik-baik saja.

Para ahli yakin Dee Dee mengidap penyakit mental yang dikenal sebagai sindrom Munchausen by proxy (juga disebut gangguan buatan yang dikenakan pada orang lain), yang membuatnya mengarang tentang kesehatan putrinya yang buruk. Tujuannya adalah agar ia mendapat perhatian dan simpati dalam merawat anak yang sakit.

Dee Dee Bersikap sebagai Ibu yang Baik untuk Menarik Simpati

Gypsy Rose Blanchard dan Dee Dee Blanchard

Foto: Dok. Investigation Discovery

Tes medis sering kali menunjukkan hasil yang tidak meyakinkan atau bertentangan mengenai diagnosis Gypsy, namun Dee Dee akan berhenti menemui dokter mana pun yang mempertanyakan penyakit putrinya. Di sisi lain, banyak pengasuh yang menyetujui apa yang diinginkan Dee Dee.

Dee Dee sendiri pernah mengikuti pelatihan sebagai perawat, hal ini membuatnya mampu menjelaskan gejala Gypsy dengan akurat. Bahkan, terkadang ia memberikan obat kepada Gypsy sesuai gejala penyakit yang ia inginkan.

Memiliki anak yang 'sakit keras', membuat Dee Dee tampil sebagai ibu yang baik dan menyayangi putrinya. Hal ini dilakukannya untuk menarik simpati masyarakat.

Ketika Gypsy sudah cukup umur untuk berbicara, Dee Dee memerintahkannya untuk tidak berbicara mengenai kondisinya. Di setiap kesempatan, Dee Dee yang akan berbicara mengenai riwayat kesehatan palsu sang anak.

Dee Dee memberi tahu ayah Gypsy, Rod Blanchard (keduanya sudah bercerai), bahwa putri mereka memiliki kelainan kromosom yang menyebabkan banyak masalah kesehatan. Pria itu memuji Dee Dee atas perhatiannya yang penuh pengabdian. Ketika beberapa keluarga Dee Dee memperhatikan bahwa Gypsy tampaknya tidak memerlukan kursi roda dan mengajukan pertanyaan, Dee Dee dan Gypsy langsung pindah rumah.

Pada 2005, Dee Dee membaw Gypsy pindah dari Lousiana ke Missouri karena alasan menjadi korban badai Katrina. Di sana, Dee Dee terus membawa Gypsy bertemu dengan dokter. Dee Dee beralasan bahwa badai Katrina membuat hilang berkas-berkas medis sang anak.

Mendapat Bantuan dari Badan Amal

Gypsy Rose Blanchard dan Dee Dee Blanchard

Gypsy Rose Blanchard dan Dee Dee Blanchard/Foto: Dok. HBO

Pada tahun 2008, Gypsy dan Dee Dee pindah ke rumah baru di Springfield, Missouri. Rumah tersebut dibangun oleh badan amal Habitat for Humanity, dicat merah muda, dan memiliki jalur kursi roda.

Karena kondisinya, Gypsy dan Dee Dee menerima banyak bantuan dan uang, bahkan termasuk hiburan berupa tiket konser dan mengunjungi Disney World. Dee Dee terus menikmati perhatian yang diterimanya karena menjadi pengasuh yang setia.

Seiring bertambahnya usia Gypsy, Dee Dee mulai berbohong tentang usia sang putri, bahkan mengubah tanggal pada akta kelahiran Gypsy untuk membuat putrinya tampak lebih muda. Tapi, Gypsy yang beranjak dewasa, semakin sulit dikendalikan oleh Dee Dee.

Gypsy dan Pacarnya Membunuh Dee Dee

Gypsy Rose Blanchard

Gypsy Rose Blanchard/Foto: Dok. People

Pada tahun 2011, Gypsy yang berusia 19 tahun berusaha melarikan diri dari jerat sang ibu. Ia pernah berusaha kabur bersama seorang pria yang ditemuinya di konveksi fiksi ilmiah. Namun Dee Dee segera melacak mereka melalui teman bersama.

Dia meyakinkan pria itu bahwa Gypsy masih di bawah umur, meskipun dia sebenarnya berusia 19 tahun saat itu. Menurut Gypsy, Dee Dee menghancurkan komputernya dan secara fisik menahannya di tempat tidur setelah mereka kembali ke rumah. Gypsy juga menyatakan ibunya terkadang memukulnya.

Gypsy masih berusaha, kini ia mencoba kabur menggunakan situs kencan online. Di sanalah ia bertemu dengan seorang pria bernama Nicholas Godejohn yang kemudian menjadi pacarnya. Gypsy curhat kepada Nicholas dan mengatakan apa yang dilakukan ibunya selama ini.

Hingga akhirnya, Gypsy meminta Nicholas untuk membunuh Dee Dee agar mereka berdua bisa hidup bebas bersaama. Pada bulan Juni 2015, Nicholas datang ke rumah Gypsy dan menikam Dee Dee, sementara Gypsy menunggu di kamar mandi sembari menutup telinganya.

Gypsy dan dan Nicholas kemudian kabur ke Wisconsin dan berakhir ditemukan oleh pihak kepolisian. Usai membunuh sang ibu, Gypsy menulis di akun Facebooknya, "Perempuan itu sudah mati!". Gypsy lalu menjelaskan bahwa dia membuat postingan tersebut karena dia ingin jenazah ibunya ditemukan.

Alasan Gypsy Membunuh Sang Ibu

Gypsy Rose Blanchard

Gypsy Rose Blanchard/Foto: Instagram/gypsyrose_a_blanchard

Setelah pembunuhan Dee Dee, banyak orang yang mengenal Gypsy bertanya-tanya mengapa ia harus sampai bertindak sejauh itu untuk mengungkap kebenaran. Orang-orang berkata bahwa Gypsy seharusnya berbicara di depan umum alih-alih membunuh sang ibu.

Namun, Gypsy memiliki alasan tersendiri. Gypsy berpikir dengan kondisinya saat itu, tidak akan ada orang yang mempercayainya. Ia juga takut apa yang akan dilakukan sang ibu terhadapnya jika ia berani berbicara yang sesungguhnya.

“Saya tidak bisa begitu saja melompat dari kursi roda, karena saya takut dan tidak tahu apa yang akan dilakukan ibu saya. Saya tidak punya siapa pun yang bisa dipercaya," ungkap Gypsy.

Gypsy menghabiskan masa kecil dan remajanya dikendalikan dan diawasi oleh ibunya. Dia tidak diizinkan pergi ke sekolah. Meskipun Gypsy memiliki kecerdasan normal, Dee Dee mengatakan kepada semua orang bahwa putrinya memiliki usia mental tujuh tahun. Ketika mereka berada di depan umum, Dee Dee terus-menerus memegang tangan Gypsy, meremasnya ketika dia ingin putrinya diam dan tidak berbicara.

Dr. Marc Feldman, pakar sindrom Munchausen berdasarkan proksi, mengatakan tentang kehidupan dan tindakan Gypsy, “Kontrolnya total dalam arti yang sama seperti kontrol terhadap korban penculikan. Putrinya, pada dasarnya, adalah seorang sandera, dan saya pikir kita dapat memahami kejahatan yang terjadi kemudian dalam kaitannya dengan seorang sandera yang mencoba melarikan diri.”

Gypsy Menyesali Perbuatannya

Gypsy Rose Blanchard

Gypsy Rose Blanchard/Foto: Dok. USA Today

Atas perbuatannya, Gypsy dikenai hukuman sepuluh tahun penjara, sementara Nicholas dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Gypsy menjalani 85 persen masa hukumannya sebelum dibebaskan pada 28 Desember 2023.

Gypsy menyatakan bahwa hanya setelah kematian Dee Dee dia menyadari sejauh mana penipuan ibunya. Meskipun Gypsy tahu dia bisa berjalan dan makan makanan layaknya orang lain, dia yakin dia menderita leukemia.

Kini, Gypsy hidup dalam keadaan sehat. Dia juga mengatakan dia menikmati lebih banyak kebebasan di penjara daripada kehidupan yang dia jalani bersama Dee Dee. Namun, ketika ditanya oleh Dr. Phil apakah dia senang ibunya meninggal, dia berkata, “Saya senang bisa keluar dari situasi itu, tapi saya tidak senang dia [Dee Dee] meninggal.”

Gypsy juga bercerita kepada laman People bahwa ia tidak bangga akan apa yang ia lakukan. Ia menyesalinya setiap hari.

"Tidak seorang pun akan mendengar saya berkata bahwa saya bangga dengan apa yang saya lakukan atau saya senang dia meninggal. Saya tidak bangga dengan apa yang saya lakukan. Saya menyesalinya setiap hari," paparnya.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.