Sejak Februari lalu, tepatnya pada tanggal 24 Februari 2022, Rusia belum berhenti menginvasi Ukraina. Dilansir dari laman Gulf Today, setidaknya 351 rakyat sipil tewas dan 707 lainnya luka-luka. Banyaknya korban yang berjatuhan dalam waktu singkat diperkirakan karena ketidaksiapan, terbatasnya persenjataan, serta jumlah tentara yang tidak seimbang dibandingkan tentara Rusia.
Melihat keadaan yang semakin genting, rakyat sipil Ukraina turut bergerak untuk membela negara. Tidak hanya pria, perempuan Ukraina melakukan segala cara untuk turut menjaga kedaulatan negaranya.
Penasaran bagaimana aksi perempuan Ukraina melawan Rusia? Simak perjuangan deretan perempuan tangguh berikut ini!
Wanita 79 Tahun Angkat Senjata
Patriotisme tak mengenal usia, kira-kira begitulah semangat Valentyna Konstantynovska yang telah hidup di Ukraina selama 79 tahun. Usia senja tak lantas membuatnya tahan berdiam diri melihat negaranya porak poranda. Meski menyadari bahwa dirinya terlalu renta untuk tergabung dalam militer nasional, ia bersemangat mempelajari cara menggunakan senapan jenis AK-47.
Dilansir dari laman Wolipop, Valentyna mengikuti pelatihan bagi warga sipil yang diselenggarakan tentara Ukraina di Mariupol. Pelatihan ini diikuti pria maupun wanita dari berbagai usia. Harapannya, warga sipil ini bisa melawan saat tentara Rusia memasuki wilayah mereka dan mengancam keselamatan jiwa. Meski hanya berlatih untuk berjaga-jaga, namun semangat Valentyna untuk berjaga-jaga melawan Rusia menuai pujian dari warganet berbagai negara.
Miss Grand Ukraina 2015 Anastasiia Lenna Resmi Bergabung ke Militer Ukraina
Anastasiia Lenna/Foto: Instagram/@anastasiia.lenna |
Meski hidupnya telah banyak didedikasikan sebagai ratu kecantikan, Anastasiia Lenna menyatakan siap angkat senjata untuk melawan Rusia. Jauh sebelum adanya konflik, Anastasiia pernah mengharumkan nama bangsa dengan mewakili negaranya di ajang Miss Grand International 2015. Kini dengan adanya agresi militer Rusia, Anastasiia ingin terjun langsung ke medan perang.
Bulan lalu (22/2), Anastasiia mengunggah fotonya mengangkat senjata yang mengonfirmasi keterlibatannya dalam militer Ukraina. Melalui akun instagramnya, Anastasiia sering membagikan momennya saat berlatih di pos militer. Dalam salah satu unggahannya di akun @anastasiia.lenna, ia menegaskan bahwa Ukraina memiliki kedaulatan dan siapapun yang mencoba mengusiknya harus membayar dengan nyawa.
Anastasiia juga kerap menggunakan media sosialnya sebagai ajang kampanye #standforukraine, menggalang donasi untuk korban di Ukraina, juga mendesak organisasi global untuk segera mengirimkan bantuan militer pada Ukraina.
Belasan Perempuan Dnipro Merakit Bom Molotov
Warga Dnipro Merakit Bom Molotov/Foto: BBC News |
Seorang jurnalis korespondensi Eropa Timur, Sarah Rainsford, melaporkan kesaksiannya sendiri bagaimana belasan perempuan di Dnpiro mencoba bertahan hidup sembari merakit bom molotov untuk berjaga-jaga.
Arina, seorang guru bahasa Inggris, tidak pernah menyangka akan menghabiskan akhir pekannya berkutat dengan debu-debu polistiren. Rencananya untuk menggelar kelas dansa dan berpesta sepulang kerja, nyatanya harus mengisi botol-botol dengan racikan bom molotov bersama warga Dnipro lainnya.
Sedangkan seorang juru masak yang ikut membuat bom molotov, Elena, mengatakan bahwa ia meninggalkan anak-anaknya bersama kakek dan nenek mereka.
“Duduk di rumah tanpa melakukan apa-apa akan lebih menakutkan,” ujarnya, dikutip dari laman BBC News.
Selagi tidak ada pilihan lain, Elena mengatakan bahwa bertahan dan berjaga-jaga adalah pilihan terbaik saat ini.
Atlet Tenis Ukraina Bantu Dana Kemanusiaan Ukraina hingga Boikot Simbolisasi Rusia dan Belarusia di Turnamen
Elina Svitolina/Foto: Instagram/ @elisvitolina |
Atlet tenis kebangsaan Ukraina, Elina Svitolina, tak ketinggalan mencurahkan segenap tenaganya untuk membela negara. Elina tidak dapat turut mengangkat senjata untuk melawan Rusia. Dilansir dari laman Mirror.uk, Elina bertekad menyumbangkan setiap hadiah uang hasil memenangkan turnamen dunia untuk masyarakat Ukraina yang terdampak.
Ia juga gencar menggalang donasi internasional hingga mendirikan Elina Svitolina Foundation. Tidak sampai di situ, Elina bahkan terang-terangan menolak melawan atlet yang mengatasnamakan negara Rusia maupun Belarusia di turnamen yang digelar di Monterrey.
“Kami, pemain Ukraina, memohon kepada ATP, WTA dan ITF untuk mengikuti rekomendasi IOC untuk menerima perwakilan dari Rusia maupun Belarusia hanya sebagai atlet netral, tanpa menunjukkan simbol, warna, bendera, maupun lagu kebangsaan negara,” terangnya dikutip dari unggahan Instagramnya awal Maret lalu. Elina menegaskan bahwa ia hanya mau bermain melawan para atlet dari kedua negara tersebut apabila permintaannya dipenuhi.
Itulah deretan perjuangan perempuan Ukraina dalam membela negara. Hingga saat ini, penolakan terhadap invasi Rusia masih lantang disuarakan di berbagai negara. Perlawanan tentara Ukraina maupun warga sipil masih berlanjut, sembari berharap tidak ada lagi korban jiwa.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |