Picu Kontroversi, Elon Musk Diduga Lakukan Hormat Nazi saat Perayaan Pelantikan Trump
Donald Trump telah resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada Selasa (21/1). Momen ini memunculkan berbagai sisi yang menarik perhatian dunia. Acara yang dihadiri oleh banyak tokoh ternama ini tidak hanya berisi pidato-pidato bersejarah, tetapi juga memunculkan kontroversi yang tidak terduga.
Sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, salah satu yang menjadi sorotan adalah gestur tangan Elon Musk, yang diduga menyerupai hormat Nazi (Nazi salute). Spekulasi ini memicu perdebatan panas di media sosial dan menjadi bahan diskusi global. Memang apa itu hormat Nazi? Kenapa hal ini jadi begitu kontroversial? Simak penjelasannya berikut ini!
Kontroversi Gestur Elon Musk
![]() Gestur Elon Musk Diduga Hormat Nazi/Foto: DetikNews |
Melansir Al Jazeera, kontroversi ini bermula saat Elon Musk memberikan pidato di sebuah acara United States President Donald Trump’s Inauguration Day yang berlokasi di Capital One Arena, Washington, DC pada Senin (20/1) malam. Dalam pidatonya, CEO SpaceX dan Tesla itu menyampaikan rasa terima kasih kepada para pendukung Trump atas kemenangan tersebut.
Namun dalam kesempatan itu, gestur yang dilakukan Musk menjadi pusat perhatian. Ia meletakkan tangan kanannya di dada kiri, lalu mengangkat tangan tersebut ke depan secara diagonal. Ia mengulangi gerakan ini ke arah kerumunan di belakangnya sambil berkata, "Hati saya untuk kalian semua. Berkat kalian, masa depan peradaban terjamin."
Banyak yang segera mengaitkan gestur ini dengan hormat Nazi, sebuah simbol yang sangat kontroversial. Di media sosial, kritik dan kecaman terhadap Musk bermunculan.
Seorang profesor sejarah dari New York University, Ruth Ben-Ghiat, mengungkap pada Al Jazeera bahwa gestur tersebut sangat mirip hormat Nazi yang sangat agresif. Meski demikian, beberapa pihak seperti Anti-Defamation League (ADL) membantah klaim tersebut, menyebut gestur itu hanyalah "gerakan canggung di momen penuh semangat."
Memicu Kontroversi Publik
Elon Musk/Foto: Getty Images for The Met Museum//Dimitrios Kambouris
Gestur Musk memicu beragam reaksi. Beberapa pihak menilai tindakan tersebut sebagai kesalahan yang tidak disengaja, sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk dukungan terhadap ideologi ekstrem kanan. Kelompok neo-Nazi dan nasionalis kulit putih di media sosial justru menyambut baik gestur Musk, bahkan menyebarkan klip video tersebut dengan pesan-pesan provokatif.
Di sisi lain, para kritikus mendesak Musk untuk lebih berhati-hati mengingat posisinya sebagai figur publik yang berpengaruh. Media seperti Rolling Stone dan BBC menyoroti bagaimana insiden ini meningkatkan perhatian terhadap hubungan Musk dengan kelompok sayap kanan dan politikus kontroversial.
Apa Itu Hormat Nazi?
Nazi Salute di Era Pemerintahan Adolf Hitler/Foto: AP via detikcom
Lalu kenapa publik begitu heboh dengan gestur tersebut? Sebagaimana dipaparkan Jewish Book Council, hormat Nazi atau yang dikenal sebagai "Heil Hitler" adalah gestur yang identik dengan Nazi Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Gestur ini melibatkan lengan kanan yang diangkat lurus dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Awalnya, gestur ini diadaptasi dari salam Romawi kuno, yang juga digunakan oleh Benito Mussolini di Italia sebelum diadopsi oleh Nazi pada 1926.
Setelah Perang Dunia II, hormat ini menjadi simbol supremasi kulit putih yang dianggap mencerminkan kebencian. Bahkan di Jerman, Austria, dan beberapa negara lainnya, hormat Nazi dan simbol-simbol terkait dilarang keras karena dianggap sebagai penyebaran kebencian dan menimbulkan trauma terkait kekejaman Nazi di masa lalu. Namun, di Amerika Serikat, kebebasan berbicara yang dilindungi oleh Konstitusi membuat gestur ini tidak sepenuhnya dilarang, namun tetap menjadi simbol yang sangat kontroversial.
Jerman Juga Angkat Bicara
Elon Musk/Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes/ File Photo Acquire Licensing Rights
Insiden ini tidak hanya menjadi perbincangan di Amerika, tetapi juga menarik perhatian internasional, khususnya di Jerman. Melansir Guardian, tokoh Yahudi terkemuka di Jerman, Michel Friedman, menyebut gestur Musk sebagai "provokasi berbahaya" yang mencoreng sejarah kelam Holocaust. Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap dukungan Musk terhadap partai ekstrem kanan di Eropa, termasuk Alternative für Deutschland (AfD).
Meskipun demikian, beberapa ahli hukum Jerman menekankan bahwa diperlukan bukti yang kuat untuk menjatuhkan dakwaan terhadap gestur tersebut. Pasalnya, gestur yang dilakukan Elon Musk masih dianggap terlalu umum dan mirip dengan gestur-gestur lain yang banyak dilakukan di seluruh penjuru dunia.
Tanggapan Elon Musk
Elon Musk dan Donald Trump/Foto: Reuters via detikcom
Tentu saja, Elon Musk tidak tinggal diam terhadap tuduhan ini. Dalam sebuah unggahan di platform X, ia menolak keras kritik yang menyebutnya melakukan hormat Nazi. Musk juga menggambarkan gesturnya sebagai gerakan spontan yang tidak memiliki makna politik tertentu.
"Jujur, mereka harusnya melancarkan trik kotor lain yang lebih baik. Serangan 'everyone is Hitler' ini sangat melelahkan," tulisnya.
Namun, tanggapan Musk ini justru memicu lebih banyak kritik. Beberapa pihak menilai bahwa ia seharusnya lebih bertanggung jawab secara politik mengingat dampak gesturnya di tengah masyarakat yang sangat terpolarisasi.
Bagaimanapun, kontroversi seputar gestur Elon Musk saat memberikan dukungan pada Donald Trump ini menjadi pengingat betapa pentingnya komunikasi non-verbal, terutama bagi figur publik. Gestur yang mungkin dianggap sepele dapat memicu reaksi global, bahkan melibatkan isu-isu sensitif seperti simbolisme Nazi yang ditudingkan padanya Elon Musk tersebut. Bagaimana pendapatmu, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
