Profil Brandoville Studios, Perusahaan yang Lagi Viral karena Dugaan Kasus Kekerasan terhadap Karyawan

Nadya Quamila | Beautynesia
Jumat, 13 Sep 2024 17:00 WIB
Tuduhan Crunch Culture di Brandoville Studios Sejak 2021
Brandoville Studios/Foto: Dok. Brandoville Studios

Viral di media sosial kasus dugaan kekerasan dan pelecehan terhadap karyawan studio game asal Indonesia, Brandoville Studios. Dari cuitan dan bukti-bukti yang beredar, sejumlah karyawan mengaku mengalami kekerasan fisik, emosional, verbal, diskriminasi, rasisme, seksisme, hingga eksploitasi.

Kekerasan diduga dilakukan oleh co-owner Brandoville Studios, yaitu Cherry Lai. Adapun pendiri dan CEO dari Brandoville Studios adalah suami dari Cherry Lai, yaitu Ken Lai.

Berikut ini fakta-fakta seputar studio game Brandoville Studios.

Apa Itu Brandoville Studios?

Profil Brandoville Studios, Perusahaan yang Lagi Viral karena Dugaan Kasus Kekerasan terhadap Karyawan

Profil Brandoville Studios, Perusahaan yang Lagi Viral karena Dugaan Kasus Kekerasan terhadap Karyawan/Foto: Dok. Brandoville Studios

Brandoville Studios adalah sebuah perusahaan yang membuat artwork atau karya seni untuk game. Menurut keterangan situs resmi perusahaan, Brandoville Studios adalah studio premium pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam game dan animasi AAA.

Di laman resmi Brandoville disebutkan studio itu merupakan bagian dari Lemon Sky. Pemegang saham perusahaan membangun Brandoville Lemon Sky dengan mitra bisnis lokal di Indonesia tahun 2018, dilansir dari CNBC Indonesia.

Lemon Sky diketahui bagian dari jaringan studio yang ikut mengerjakan animasi untuk game Final Fantasy dan The Last of Us. 

Tutup pada Agustus 2024

Brandoville Studios

Brandoville Studios Umumkan Tutup Perusahaan/Foto: Tangkapan Layar

Brandoville Studios mengumumkan menutup perusahaannya pada Agustus 2024. Pengumuman itu diunggah di media sosial mereka, seperti Instagram.

"Saat Brandoville Studios menutup pintunya, kami merenungkan perjalanan luar biasa yang telah kami lalui dan orang-orang hebat yang membuat semuanya mungkin terjadi. Meskipun bab ini berakhir, dampak dari karya kami dan ikatan yang telah kami bentuk akan terus hidup. Terima kasih telah menjadi bagian penting dari perjalanan Brandoville Studios," bunyi pesan perpisahan dari Brandoville Studios.

Beberapa komentar terlihat merayakan penutupan perusahaan game tersebut.

"Akhirnya pabrik tiran ini tutup omgggg hope everyone works in way better places soon," tulis sebuah akun sekitar tiga minggu yang lalu, sebelum kasus dugaan kekerasan terhadap karyawan viral terkuak.

"Thankyou Brandoville!!!!! bakalan kangen sama yang namanya nginep2 gak pulang 3 hari sama temen2 tidur di lantai mushola :(. Bakal kangen banget OT OT yang super seru sama kalian2. Bakal kangen banget sama reward pizza dan bubble tea Chatime. Bakal kangen sama katering ikan teri sama tongkol(utuh dan keras). bakal kangen ngejar masuk jam 9 sama temen2 biar gak dipecat sehabis pulang OT pulang jam 5 pagi. bakal rindu banget momen2 ngajuin cuti tapi selalu ditolak karena ngejar deadline," tulis akun lainnya.

Pendiri Brandoville Studios

Ken Lai

Ken Lai/Foto: Dok. Brandoville Studios

Ken Lai adalah sosok di balik berdirinya Brandoville Studios. Ia menjabat sebagai CEO di perusahaan ini. Sementara sang istri, Cherry Lai, menjabat sebagai co-owner.

Dilansir dari situs resmi Brandoville Studios, Ken Lai menyelesaikan studi di Vancouver Film School dan University of Toronto di Kanada. Setelah lulus, Ken Lai memulai karirnya di EA Sports Kanada pada tahun 2004, di mana ia mengembangkan game selama lebih dari 7 tahun sebagai Lead Artist, memproduksi game-game ternama seperti FIFA, Medal of Honor, Fight Night Champion, NBA Live, dan kemudian bekerja sebagai Technical Artist untuk Resident Evil: Operation Raccoon City. 

Pada tahun 2011, Ken Lai memulai perjalanannya di Asia Tenggara sebagai mantan pemegang saham Lemon Sky Studios di Malaysia.

Pada tahun 2018, pemegang saham Lemon Sky membangun Brandoville Lemon Sky dengan mitra bisnis lokal di Indonesia. Pada Maret 2020, Brandoville menjadi perusahaan independen dan mengubah namanya menjadi Brandoville Studios.

Pada tahun 2020, karena melihat potensi yang ditawarkan Indonesia, Ken Lai dan mitra bisnis lokalnya yang merupakan perusahaan pembangkit listrik ternama, memiliki tujuan untuk membantu industri di Indonesia dengan mendirikan Brandoville Academy, bertujuan untuk melatih para artist untuk mencapai kualitas keterampilan tertinggi.

Diduga Mendirikan Perusahaan Baru

Ilustrasi pekerja yang berada di kantor hingga malam hari

Ilustrasi kantor/Foto: Getty Images/pixdeluxe

Setelah menutup Brandoville Studios, Ken Lai dan Cherry Lai diduga mendirikan sebuah perusahaan baru bernama Lailai Studios. 

Lailai Studios adalah studio yang didirikan di Jakarta tetapi berkantor pusat di Hong Kong. Studio itu menyebut sebagai salah satu grup pengembang Computer Graphic Arts atau seni grafis komputer (CG) dan khusus membuat game AAA serta animasi premium.



Tuduhan Crunch Culture di Brandoville Studios Sejak 2021

Brandoville Studios

Brandoville Studios/Foto: Dok. Brandoville Studios

Rupanya, ini bukan pertama kali Brandoville Studios diduga memperlakukan karyawan dengan tidak manusiawi. Sebelumnya, pada 2021, Brandoville Studios mendapat tuduhan crunch culture atau budaya crunch. Apa itu?

Dilansir dari laman Make Use Of, budaya crunch dalam industri gim video adalah tempat pengembang gim video bekerja dalam jam yang sangat panjang, terkadang 80-100 jam seminggu, dengan lembur yang tidak dibayar.

Budaya ini biasanya terjadi pada tahap akhir siklus pengembangan gim video, untuk memastikan bahwa semuanya berjalan sebaik mungkin sebelum peluncuran. Namun, budaya crunch dapat berlangsung lebih dari sekadar minggu-minggu terakhir pengembangan hingga berbulan-bulan, dan terkadang bertahun-tahun. Singkatnya, crunch culture adalah budaya di mana pekerja diminta untuk bekerja tanpa henti, lembur terus-menerus, namun tidak dibayar.

Tuduhan crunch culture mencuat ke publik setelah jurnalis game, Chris Bratt, mengunggah hasil wawancaranya dengan mantan pekerja Lemon Sky dan Brandoville di kanal YouTube People Make Games

Jika dilihat pada Glassdoor, situs review lokasi kerja, banyak mantan karyawan Brandoville Studios memberikan testimoni bahwa mereka terus menerus bekerja lembur tanpa dibayar. Selain itu, tak sedikit mantan karyawan yang menyoroti sikap manipulatif dari Cherry Lai.

Pengakuan Korban Dugaan Kekerasan di Brandoville Studios

Cherry Lai

Cherry Lai/Foto: Dok. X

Kasus dugaan kekerasan terhadap karyawan Brandoville Studios pertama kali mencuat di media sosial oleh akun @Bisher_d790 di X (sebelumnya Twitter).

"Ini menjijikkan dan harus diselesaikan di pengadilan, Cherry Lai dari Brandoville Studios melakukan kekerasan terhadap karyawannya.  Brandoville, yang sebelumnya merupakan bagian dari Lemon Sky, pernah mengalami skandal besar pada tahun 2021 tentang kondisi kerja yang buruk," tulis akun tersebut pada Senin (9/9).

Bisher juga mengunggah sebuah link berisikan bukti-bukti percakapan yang menunjukkan kekerasan dilakukan oleh Cherry Lai terhadap sejumlah karyawan. Berdasarkan bukti-bukti yang diunggah, karyawan Brandoville Studios diduga mengalami berbagai bentuk kekerasan, mulai dari fisik, emosional, verbal, finansial, diskriminasi, rasisme, seksisme, penyalahgunaan kekuasaan, hingga eksploitasi.

Untuk kronologi dan pengakuan dari korban, kamu bisa baca selengkapnya DI SINI.

Kabar terbaru, kasus dugaan kekerasan terhadap karyawan Brandoville Studios sudah dilaporkan ke pihak kepolisian. namun belum mendapat tanggapan, menurut keterangan dari Ryan Adriandhy di akun X nya, @Andriandhy. 

"Pagi, update kasus kekerasan terhadap Christa Sydney oleh Cherry Lai dan Brandoville Studios sudah dilaporkan ke kepolisian, namun masih belum ada respon. Kabar terakhir dari para ex-karyawan, Cherry Lai sudah berada di LN, saat ini banyak komunitas yang sedang mencoba lewat LBH," ujar Ryan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.