Profil MacKenzie Scott, Miliarder Inspiratif yang Sering Donasi Diam-Diam

Riswinanti Pawestri Permatasari | Beautynesia
Minggu, 06 Jul 2025 09:30 WIB
Profil MacKenzie Scott, Miliarder Inspiratif yang Sering Donasi Diam-Diam
Mackenzie Scott/Foto: CNBC

Nama MacKenzie Scott sempat ramai dibicarakan setelah perceraiannya dengan Jeff Bezos, pendiri Amazon, pada tahun 2019. Namun, bukan sekadar dikenal sebagai mantan istri konglomerat, novelis sekaligus filantropis ini justru menjelma jadi simbol baru dalam dunia filantropi.

Melansir USA Today, MacKenzie Scott memilih diam-diam menyumbangkan sebagian besar harta yang ia dapat setelah berpisah. Berapa banyak harta yang telah dia sumbangkan? Bagaimana pula dampaknya terhadap orang lain dan seluruh dunia? Berikut beberapa fakta tentang MacKenzie Scott yang sangat inspiratif.

Latar Belakang Kehidupan

Mackenzie Scott dan Jeff Bezos/Foto: BBC via Detikcom
Mackenzie Scott dan Jeff Bezos/Foto: BBC via Detikcom

MacKenzie Scott lahir pada 7 April 1970 di San Francisco, California, Amerika Serikat. Ia tumbuh dalam keluarga kelas menengah dan sejak kecil sudah menunjukkan minat tinggi pada dunia menulis. Saat remaja, Scott sempat belajar di Hotchkiss School, sekolah menengah bergengsi di Connecticut, sebelum melanjutkan pendidikannya ke Universitas Princeton.

Di Princeton, ia belajar di bawah bimbingan Toni Morrison, seorang penulis peraih Nobel Sastra, yang kemudian menyebut Scott sebagai “salah satu murid paling berbakat yang pernah diajarnya.” Tak heran jika Scott kemudian menempuh jalur karier sebagai penulis dan telah menerbitkan beberapa novel, termasuk The Testing of Luther Albright yang memenangkan American Book Award pada 2006.

Scott menikah dengan Jeff Bezos pada 1993 dan ikut mendukung perkembangan awal Amazon dari sebuah startup kecil yang dijalankan di garasi rumah, hingga menjadi raksasa teknologi global.

Setelah 26 tahun menikah, pasangan ini bercerai pada 2019. USA Today melaporkan bahwa dari perceraian tersebut Scott memperoleh 4 persen saham Amazon, yang nilainya saat itu setara kurang lebih 36 miliar USD (lebih dari Rp584 triliun menurut kurs 2 Juli 2025). Hal ini membuatnya jadi salah satu perempuan terkaya di dunia.

Setelahnya, dia sempat menikah lagi dengan Dan Jewett, namun pernikahan itu resmi berakhir pada Januari 2023. 

Triliunan Harta Disumbangkan Secara Diam-Diam

Mackenzie Scott/Foto: CNBC

Angka yang diterimanya dari perceraian jelas tidak sedikit. Scott menggunakan sebagian besar kekayaan untuk membantu dunia. Melansir Alliance Magazine, sejak 2019 hingga sekarang, MacKenzie Scott tercatat telah mendonasikan lebih dari 16 miliar USD (sekitar Rp260 triliun) kepada lebih dari 2.000 organisasi, dan semuanya dilakukan secara low profile, tanpa syarat ketat, dan tanpa ekspektasi balasan.

Berbeda dengan filantropi korporat yang kadang dipublikasikan dengan konferensi pers, MacKenzie justru lebih memilih mengumumkannya lewat blog pribadi atau bahkan tak disebutkan sama sekali. Semua yang publik tahu tentang aktivitas donasinya berasal dari catatan blog atau laporan penerima donasi.

Selain itu, sementara kebanyakan miliarder mendirikan yayasan dengan nama pribadi sebagai sarana filantropi, MacKenzie justru melakukan hal berkebalikan. Ia lebih senang menggunakan tim kecil untuk membantu menyeleksi penerima donasi, dan kemudian langsung mentransfer bantuan secara diam-diam.

Memilih Organisasi Kecil dan Marginal

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/jcomp

Uniknya, MacKenzie tidak hanya menyumbang ke organisasi besar. Ia justru sengaja memilih organisasi akar rumput, seperti LSM kecil, komunitas lokal, dan lembaga yang jarang mendapat sorotan media. Tujuannya tak lain adalah memberi mereka kekuatan untuk bekerja lebih bebas dan berdampak lebih luas.

Ia juga dikenal memberi dengan prinsip “trust-based philanthropy”. Artinya ia memberikan dana besar tanpa syarat ketat dan membiarkan organisasi mengatur sendiri penggunaannya.

Scott juga sangat selektif dalam memilih sektor. Banyak dana dialokasikan ke organisasi perempuan, kelompok marjinal, serta isu-isu seperti keadilan rasial, akses pendidikan, dan kesehatan reproduksi. Di tengah pengurangan anggaran pemerintah Amerika Serikat terhadap program luar negeri seperti kesehatan perempuan dan keadilan reproduktif, komitmen Scott dianggap sebagai penyelamat.

Melansir Alliance Magazine, aktivis sekaligus strategis perempuan bernama Leila Hessini menyebut Scott sebagai "tulang punggung baru bagi dana-dana perempuan" dan mendukung gerakan yang semakin terpinggirkan oleh dinamika politik global.

Menandatangani Giving Pledge

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/pch.vector
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/pch.vector

Melansir laman Fortune, MacKenzie termasuk salah satu dari sedikit perempuan yang menandatangani Giving Pledge, sebuah komitmen dari para miliarder dunia untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka untuk kebaikan publik. Dalam surat pledge-nya, ia menuliskan bahwa ia punya “utang moral” untuk mengembalikan kekayaan yang ia miliki kepada masyarakat luas.

Meluncurkan Yield Giving

Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Semenjak berpisah dari Jeff Bezos, MacKenzie tidak pernah tampil di acara gala mewah atau media sosial. Ia tidak memiliki akun publik, jarang diwawancara, dan lebih suka menjaga kehidupan pribadinya tetap tenang.

Namun meski enggan tampil di depan publik, MacKenzie tetap ingin donasinya berdampak luas dan terbuka. Karena itu, pada tahun 2022, ia meluncurkan situs bernama Yield Giving yang menjadi semacam direktori publik untuk menunjukkan ke mana saja donasinya telah disalurkan.

Melalui Yield Giving, publik bisa melihat ribuan organisasi yang telah menerima hibah dari MacKenzie, lengkap dengan nominal dan deskripsi singkat programnya. Bahkan, pada tahun 2023, ia membuka pendaftaran hibah terbuka senilai total 250 juta USD (sekitar Rp4 triliun) yang bisa diikuti organisasi nirlaba dari berbagai negara.

Dengan metode yang sangat berbeda dari yayasan amal tradisional, Yield Giving memberi donasi dalam jumlah besar dan tanpa batasan penggunaan (unrestricted giving). Organisasi penerima bisa memakai dana tersebut sesuai kebutuhan mendesak mereka, tanpa tekanan laporan panjang atau tenggat waktu kaku.

Program ini dikelola oleh mitra eksternal, sementara MacKenzie tidak ikut campur dalam proses seleksi. Meski demikian, dia juga menggunakan sistem seleksi diam-diam berbasis riset mendalam, tanpa membuka pendaftaran umum. Begitu organisasi terpilih, mereka akan dihubungi secara langsung hanya ingin memastikan uangnya sampai ke tangan-tangan yang tepat.

Studi terbaru dari Center for Effective Philanthropy (CEP) bahkan menyebutkan bahwa organisasi yang menerima dana dari Scott tumbuh lebih cepat dan menunjukkan perubahan signifikan dibanding mereka yang tidak. Rata-rata, satu organisasi menerima sekitar 5 juta USD dari Yield Giving. Angka ini jauh lebih besar dari median donasi yayasan konvensional yang biasanya hanya 123 ribu USD.

Di tengah dunia yang sering mengukur kesuksesan dari berapa banyak yang bisa dikumpulkan, MacKenzie Scott justru dikenal karena berapa banyak yang ia lepaskan untuk membantu orang lain. Dengan pendekatan yang senyap tapi efektif, ia membuktikan bahwa kekayaan besar bisa punya dampak sosial luar biasa tanpa harus jadi bahan pamer.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE