Psikolog Ungkap 4 Kebiasaan yang Bikin Lebih Banyak Stres saat Liburan, Apa Saja?

Pratitis Nur Kanariyati | Beautynesia
Minggu, 28 Dec 2025 15:30 WIB
2. Mengiyakan Setiap Undangan
Ilustrasi sekelompok orang sedang hangout/Foto: Freepik.com/freepik

Tahu nggak, Beauties, ternyata ada kebiasaan di musim liburan yang bisa memberikan rasa lelah, gelisah, hingga stres jika dilakukan secara berlebihan. Sebenarnya niatnya baik, tetapi jika dilakukan dengan cara yang tidak tepat, bisa jadi boomerang untuk diri sendiri.

Beberapa psikolog yang menilik dari Parade menjabarkan tentang kebiasaan yang dimaksud dan alasan kenapa itu bisa terjadi. Supaya liburanmu lebih bermakna dan benar-benar mendefinisikan healing, simak ulasannya di sini. 

1. Membeli Hadiah yang Sempurna, Jika Perlu Paling Mahal untuk Orang Terdekat

Ilustrasi anak muda duduk di antara kotak-kotak hadiah Natal/Foto: Freepik.com/cookie_studio

Libur Natal dan Tahun Baru selalu jadi momen bahagia untuk hampir semua orang. Sebab, mereka bisa liburan dengan berkunjung ke rumah orang tua hingga saudara. Sebagian dari kita pasti suka membawa bingkisan untuk mereka, bukan? Itu bisa terjadi karena tradisi dan etika ketika bertamu ke rumah orang, terutama orang yang lebih tua.

Tapi.. jika bingkisan yang kita bawa terlalu menguras finansial dan kognitif, kebiasaan baik ini justru berbalik arah menyebabkan rasa lelah dan stres. Sebenarnya, tidak akan menimbulkan masalah jika bingkisan disesuaikan dengan keuangan pribadi. Terpenting, bingkisan tetap 'layak' dan didasari dengan ketulusan.

"Pengeluaran berlebihan dan terlalu banyak berpikir tentang hadiah berasal dari pola pikir yang menyamakan nilai hadiah dengan ukuran kasih sayang atau value diri," kata Dr. Karim J. Torres Sanchez, Psy.D., psikolog klinis berlisensi dari LBee Health.

Tekanan finansial dan tekanan yang sangat besar untuk menemukan barang yang sempurna sebagai bukti cinta menjadi beban yang melelahkan. Ingat, rasa sayang, cinta, dan peduli tidak mutlak hanya ditunjukkan lewat hadiah yang mewah.

2. Mengiyakan Setiap Undangan

Ilustrasi sekelompok orang sedang hangout/Foto: Freepik.com/freepik

Ketika memasuki musim liburan, undangan reuni sudah mulai bertebaran. Apakah Beauties tipikal people pleaser? Jika iya, kemungkinan besar kamu akan mengiyakan setiap undangan yang masuk selama liburan. Nggak salah, karena itu salah satu bentuk menjaga silaturahmi.

Namun, jika semua diiyakan, itu juga tidak baik bagi kesehatan mental dan fisik. Apalagi jika sampai menyita waktu untuk me time. Niat hati menghabiskan waktu libur untuk recharge energi, tubuh dan pikiran malah chaos karena memenuhi ekspektasi orang lain.

"Jika kita mengatakan ya untuk semuanya, kita sering kali terlalu membebani diri sendiri, dan tidak punya cukup waktu untuk hal-hal lain dalam hidup yang kita butuhkan agar merasa lebih baik," ujar Dr. Hannah Yang, Psy.D.

Dengar dan buat batasan pada diri sendiri, kapan harus mengiyakan dan menolak ajakan orang lain. Ini bukan egois, melainkan memasang benteng agar kita tetap waras dan tetap menjadi diri sendiri seutuhnya. Terpenting, tolak ajakan dengan cara yang tepat tanpa menyinggung perasaan mereka.

3. Jadi Tuan Rumah untuk Sebuah Kegiatan di Masa Liburan

Ilustrasi sekelompok orang sedang kumpul di ruang tamu/Foto: Freepik.com/freepik

Kamu tipikal orang yang hangat, royal, humble, dan welcome dengan siapa pun? Orang dengan tipe seperti ini cenderung sering jadi tuan rumah untuk sebuah pertemuan, entah pertemuan keluarga atau pertemanan.

Kalau dilihat-lihat, memang seru bisa menyediakan 'rumah' untuk orang-orang bisa saling tertawa lepas. Namun, jika kamu merasa tertekan untuk menjadi tuan rumah, sebaiknya bicarakan itu pada mereka yang bersangkutan. Sebab, menjadi tuan rumah bukan sekadar menyediakan tempat, melainkan juga kenyamanan secara fisik maupun psikis.

"Menjadi tuan rumah untuk liburan bisa menjadi hal yang menyenangkan, kecuali jika didorong oleh kewajiban," jelas psikolog di  Thriveworks, Dr. Crystal Saidi, Psy.D. Menjadi tuan rumah hanya terjadi jika seseorang merasa siap secara mental, emosional dan finansial, imbuhnya.

Jangan buat musim liburanmu menjadi kacau karena terpaksa memenuhi rutinitas tahunan dalam sebuah pertemanan atau keluarga. Katakan saja jika tahun ini kamu belum bisa jadi tuan rumah atau jika perlu absen. Jangan memaksakan kondisi yang sebenarnya kamu tidak punya kapasitas di situ.

4. Mendokumentasikan Semua Hal tentang Liburan

Ilustrasi perempuan sedang asik mengabadikan pemandangan di sekitarnya/Foto: Freepik.com/freepik

Pernah nggak Beauties merasa kosong dan tidak benar-benar menikmati masa liburan, terutama ketika liburan ke alam bebas? Itu sering kali terjadi karena kita terlalu banyak distraksi, salah satunya terlalu sibuk memikirkan dan mendokumentasikan semua hal tentang liburan melalui foto dan video.

"Menyaksikan liburan melalui ponsel membuat kita lebih sulit untuk fokus dan menikmati momen tersebut. Kita jadi tidak benar-benar terhubung dengan momen yang ada karena prioritas bergeser ke mengabadikan semua momen yang terjadi sekarang untuk masa depan," ungkap Dr. Yang.

Mengabadikan momen dalam setiap sesi liburan memang penting dan berharga. Tapi, cobalah untuk bisa fokus pada keduanya, baik menikmati momen dengan mata telanjang maupun mengabadikan momen melalui kamera.

Itulah empat kebiasaan yang sebenarnya bukan sesuatu yang buruk, tetapi jika tidak dilakukan dengan tepat bisa berbalik menyerang mental karena membuat kita kelelahan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE