Cinta hadir dalam berbagai bentuk; rasa cinta pada orangtua, saudara, pasangan, sahabat, hewan peliharaan, dan tentunya, diri sendiri.
Selama ini bentuk cinta yang sering menjadi sorotan adalah antar makhluk hidup. Bagi sebagian orang, rasa cinta atau bentuk kasih sayang cenderung lebih mudah diberikan kepada orang lain dibanding diri sendiri.
Padahal, penting untuk mencintai diri sendiri dulu sebelum kita bisa mencintai orang lain dengan tulus.
Di bulan Februari yang identik dengan kasih sayang, Beautynesia mendaulat Inez Kristanti, seorang psikolog klinis, content creator, dan sexuality educator untuk menjadi Queen of the Month dengan tema 'Queen of Love'.
Simak kisah perjalanan Inez Kristanti menjadi seorang psikolog sekaligus content creator, pandangannya tentang hubungan percintaan, hingga pentingnya edukasi seksual berikut ini!
Alasan Menjadi Seorang Psikolog
Buat kamu yang hobi berselancar di media sosial, nama Inez Kristanti mungkin sudah tidak asing lagi. Selain berprofesi sebagai psikolog, ia juga seorang content creator yang kerap membagikan konten seputar relationship, isu gender, hingga pendidikan seks.
Menurut Inez, psikologi adalah ilmu yang unik. Hal itulah yang membuatnya tertarik menjadi seorang psikolog.
"Kalau menjadi psikolog itu aku senang banget sebenarnya mendalami ilmu psikologi, karena menurut aku unik, Mungkin kebanyakan kita tahu kesehatan itu hanya kesehatan fisik, tapi ternyata sehat itu bukan hanya sehat fisik, lho, tapi juga sehat mental. Nah, makanya aku tertarik untuk mendalami," tuturnya kepada Beautynesia.
Sebagai seorang praktisi dan telah mendalami ilmu psikologi, timbul keinginan di diri Inez untuk membagikan pengetahuan yang ia miliki ke orang banyak. Hal inilah yang akhirnya membuat Inez memutuskan untuk menjadi seorang content creator.
"Dan aku lihat juga waktu pertama kali aku mencoba untuk bikin konten, itu tahun 2018, itu memang orang lagi senang-senangnya pakai media sosial, mengonsumsi informasi-informasi yang ringkas, praktis. Dan aku pikir ya udah kenapa nggak aku terjemahkan ilmu yang aku punya ini ke format yang lebih bisa diterima oleh masyarakat supaya ada lebih banyak lagi nih orang yang mendapatkan manfaatnya, bukan cuma orang yang punya akses ke jurnal dan buku saja," paparnya.
Tantangan Menjadi Seorang Content Creator
Sudah hampir 5 tahun Inez berkecimpung menjadi seorang content creator. Ada banyak suka, duka, dan pengalaman berarti yang dipetik.
Berkecimpung di media sosial artinya tidak lepas dari berbagai opini dan komentar netizen. Hal itu juga dialami Inez. Ia paham benar dengan menjadi seorang content creator, tentu ada tantangan yang harus dihadapi.
Menilik isu yang dibagikan Inez di platformnya, seperti isu gender dan seksualitasーyang masih dianggap tabu di masyarakatーtak jarang ada komentar negatif nan pedas yang harus ia terima.
"Pernah lah [mendapat komentar negatif], pasti, semakin banyak audiensnya itu akan semakin banyak opini yang beragam," tutur perempuan yang menjadi lulusan terbaik dari Magister Profesi Psikologi Universitas Indonesia.
Namun, Inez sudah mempersiapkan dirinya akan hal itu.
"Dan aku merasa aku sudah mempersiapkan diri aku juga untuk itu. Karena aku tahu aku berkecimpung juga di bidang yang nggak mudah, dan pasti tantangannya itu banyak," imbuhnya.
Ketimbang fokus pada komentar negatif, Inez bersyukur atas dukungan dan semangat yang diberikan orang-orang yang mengapresiasi konten yang ia buat dan bagikan.
"Tapi aku bersyukurnya, dibandingkan opini-opini yang kurang enak seperti itu, jauh lebih banyak opini-opini yang bikin aku semangat untuk terus berbagi dan tetap encourage aku untuk membagikan sesuatu karena mereka merasa itu benar-benar bermanfaat," paparnya.
Selain komentar negatif, satu PR yang cukup besar bagi Inez dalam profesinya sebagai content creator adalah menjelaskan konsep yang cukup rumit menjadi sesuatu yang menarik dan mudah dipahami.
"Mungkin adalah bagaimana cara menjelaskan konsep yang cukup rumit menjadi sesuatu yang menarik, terus yang bisa dikonsumsi oleh banyak orang yang orang nggak bosan juga, menurut aku itu adalah PR cukup besarnya," ungkapnya.