Ramai Dibahas Fenomena Rojali dan Rohana Berkumpul di Mal, Apa Itu?

Rini Apriliani | Beautynesia
Kamis, 24 Jul 2025 13:00 WIB
Ramai Dibahas Fenomena Rojali dan Rohana Berkumpul di Mal, Apa Itu?
Ramai warganet membahas fenomena Rojali dan Rohana di mal/Foto: freepik.com/4045

Belakangan ini, warganet ramai membahas soal fenomena Rojali dan Rohana yang disebut ada di mal. Kehadiran fenomena ini diduga karena turunnya daya beli masyarakat.

Memangnya, Rojali dan Rohana itu apa sih?

Mengenal Fenomena Rojali dan Rohana

Rojali dan Rohana merupakan singkatan. Rojali adalah rombongan jarang beli, sedangkan Rohana adalah rombongan hanya nanya.

Kedua istilah tersebut digunakan untuk mereka yang mengunjungi pusat perbelanjaan secara beramai-ramai, tapi tidak melakukan transaksi pembelian atau berbelanja.

Seperti yang kita tahu, mal sebagai pusat perbelanjaan yang lengkap hadir dengan beragam fasilitas dan hiburan. Banyak orang yang sering menghabiskan waktu kosongnya untuk mengitari mal.

Nah, fenomena Rojali dan Rohana inilah muncul karena melihat potret mal yang selalu ramai pengunjung, tapi berbanding terbalik dengan angka pembeliannya yang sepi.

Rojali dan Rohana Disebut Bukan Hal Baru dan Wajar dalam Proses Belanja

Ilustrasi belanja

Ilustrasi belanja/Foto: Pexels.com/Sam Lion

Meski kini sedang jadi pembahasan, fenomena Rojali dan Rohana ini disebut bukanlah hal baru. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyampaikan bahwa masyarakat bebas untuk memilih saat berbelanja, mau itu belanja di mal atau lewat online store. 

"Kita tuh bebas mau beli di online, mau beli di offline. Dari dulu fenomena itu (rojali) juga ada. Namanya orang dari dulu 'kan juga begitu. Orang mau belanja, dicek dulu, yang ingin lihat barangnya bagus atau tidak, harganya seperti apa," ujar Budi, mengutip detikFinance. 

Kepada CNBC Indonesia, ia juga mengatakan jika perilaku konsumen yang hanya melihat-lihat barang sebelum membeli adalah hal wajar, yang termasuk bagian proses berbelanja. Hal ini berguna untuk mengecek kualitas produk secara langsung, menghindari produk palsu atau rekondisi.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja mengatakan bahwa adanya perbedaan faktor yang membuat kelas menengah ke bawah dan ke atas dalam berbelanja. 

Orang kelas menengah atas cenderung membatasi belanjanya karena kondisi ekonomi global yang tidak menentu. Lalu, untuk kelas menengah, fenomena Rojali dan Rohana membuktikan bahwa adanya penurunan daya beli. 

Ilustrasi Seorang wanita mengatur keuangan/Foto: freepik.com/tirachardzIlustrasi mengatur keuangan/Foto: freepik.com/tirachardz

"Kalau yang di kelas menengah atas, penyebabnya misalkan mereka lebih ke hati-hati dalam berbelanja. Apalagi kalau ada pengaruh makroekonomi, mikroekonomi dari global. Sehingga mereka (memilih) belanja atau investasi? 'Kan itu juga terjadi," ujar Alphonzus.

"Kemudian sekarang memang terjadi ini lebih karena faktor daya beli, khususnya yang di kelas menengah bawah. Daya belinya berkurang, uang yang dipegang semakin sedikit, tapi mereka tetap datang ke pusat perbelanjaan. Makanya data APBBI menyatakan bahwa jumlah kunjungan ke pusat perbelanjaan tetap naik, meskipun tidak signifikan," lanjutnya. 

Lebih lanjut, Alphonzus mengatakan bahwa yang berubah adalah pola belanja masyarakat yang menjadi lebih selektif, dimana mereka hanya membeli barang tersebut saat dibutuhkan saja, Mereka pun cenderung untuk memilih barang dengan harga yang lebih murah. 

Menurut Ketua APPBI ini, fenomena Rojali dan Rohana sudah terasa sejak momen Ramadan tahun lalu. Hal ini ditandai dengan adanya daya beli yang menurun, lalu tambah menurun saat Idulfitri usai. 

Beauties, itulah penjelasan tentang Rojali dan Rohana di mal. Bagaimana tanggapanmu soal fenomena ini?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE