Rapunzel di Dunia Nyata, Perempuan di Desa Ini Hanya Potong Rambut Sekali Seumur Hidup!
Meski termasuk dalam kategori negara maju, negara Asia yang sangat besar satu ini tetap memiliki sisi misterius yang mungkin belum diketahui banyak orang. Dikenal jauh dan luas untuk kota-kota kosmopolitannya seperti Beijing dan Shanghai, China menawarkan ruang lingkup tanpa batas untuk eksplorasi melalui lanskap perkotaan dan pedesaannya.
Salah satu fakta mengejutkan adalah bahwa China memiliki satu desa yang dijuluki desa Rapunzel di dunia nyata, yang berlokasi jauh di selatan Tiongkok. Desa tersebut bernama Huangluo Yao. Untuk menuju ke desa ini, kamu cukup berkendara selama dua jam dari kota Guilin di China Selatan.
Desa Rapunzel yang Hampir Tidak dapat Dijangkau
![]() Perempuan Yao/Foto: Instagram.com/yaosecret |
Terletak di tengah Teras Sawah Longji yang megah dan tepi Sungai Jinsha, desa terpencil ini hampir tidak dapat dijangkau hingga tahun 2002 ketika pemerintah China memutuskan untuk meluncurkan program 'reformasi pariwisata', seperti yang telah dilansir dari Outlook India.
Huangluo Yao adalah rumah bagi orang Red Yao, komunitas adat yang berasal dari Dinasti Qin. Faktanya, kata 'red' ditambahkan ke komune mereka karena jaket dan kemeja merah tenunan tangan tradisional yang dikenakan perempuan setempat selama festival dan karnaval.
Tercantum dalam Guinness Book of World Records
![]() Perempuan Yao/Foto: Instagram.com/yaosecret |
Dengan populasi hanya 600 anggota suku yang membentuk 78 keluarga, Huangluo Yao menawarkan pemandangan lingkungan sekitarnya yang indah. Namun, ciri desa yang paling terkenal adalah rambut panjang dan hitam pekat para perempuan, yang terkenal memiliki rambut panjang seperti Rapunzel.
Bagi para perempuan di desa ini, rambut adalah harta yang paling berharga. Bahkan, desa tersebut tercantum dalam Guinness Book of World Records sebagai World’s Longest Hair Village. Adalah normal bagi anak perempuan untuk memiliki rambut hitam halus yang panjangnya mencapai 5 kaki atau sekitar 152,4 cm.
Sementara hanya segelintir yang memiliki rambut lebih dari 6 kaki atau sekitar 182,8 cm. Rambut terpanjang yang tercatat di desa itu sepanjang 7 kaki atau sekitar 213,3 cm pada tahun 2004.
Tradisi Menumbuhkan Rambut dari Generasi ke Generasi
![]() Perempuan Yao/Foto: Instagram.com/yaosecret |
Para perempuan Yao dengan bangga mewariskan tradisi menumbuhkan rambut ini dari generasi ke generasi. Rahasia di balik rambut panjang hitam berkilau mereka adalah rezim kecantikan sederhana yang diikuti dan dipraktikkan oleh penduduk asli selama bertahun-tahun. Setiap hari, mereka akan keramas di air sungai, tetapi pada hari ketiga atau keempat, mereka menggunakan ramuan khusus untuk membilas rambut mereka.
Ramuan ini terbuat dari fermentasi air beras yang direbus dengan kulit jeruk bali dan minyak biji tanaman teh. Para perempuan pertama-tama membilas rambut mereka dengan sampo khusus ini, kemudian menggunakan sisir kayu untuk menyebarkan larutan secara merata dari akar ke ujung. Rutinitas ini konon menjadi alasan rambut mereka yang tidak beruban dan hitam pekat.
Rambut Panjang Merupakan Simbol Khusus
Huangluo Yao, desa rapunzel di dunia nyata/Foto: Instagram.com/vioribeauty
Simbol Umur Panjang
![]() Perempuan Yao/Foto: Instagram.com/yaosecret |
Bagi para perempuan di desa ini, rambut panjang merupakan simbol umur panjang. Jadi, semakin panjang rambut mereka, kemungkinan besar mereka akan hidup semakin lama.
Dalam tradisi yang unik, para perempuan Yao hanya memotong rambut mereka sekali seumur hidup dan itu pun ketika mereka berusia 18 tahun. Coco Chanel mengatakan bahwa 'seorang perempuan yang memotong rambutnya akan mengubah hidupnya'.
Memotong rambut di sini adalah ritus peralihan, menyiratkan perempuan itu sudah cukup umur dan siap menikah. Seikat rambut yang dipotong tidak dibuang, melainkan disimpan dan diselipkan kembali ke sanggul rambut mereka setelah mereka menjadi ibu. Sanggul rambut yang dianyam ini berfungsi untuk membedakan perempuan yang sudah menikah dan belum menikah.
Memiliki Peran Penting dalam Status Sosial
![]() Perempuan Yao/Foto: Instagram.com/vioribeauty |
Rambut juga memainkan peran penting dalam indikasi status sosial. Perempuan Yao yang belum menikah dapat dicirikan dengan mengenakan sorban hitam, karena perempuan lajang tidak diperbolehkan memperlihatkan rambutnya di depan umum. Sebagai tradisi unik hingga tahun 1980-an, tidak ada pria yang diizinkan untuk melihat rambut perempuan sampai hari pernikahannya.
Jika si pria melanggarnya, terlepas dari kasta atau komunitasnya, dia harus tinggal bersama orang tua perempuan itu selama tiga tahun sebagai menantu mereka. Namun, tradisi unik tersebut telah dihapus. Jika kamu melihat rambut seorang perempuan Yao hanya terlilit di kepalanya, itu berarti dia sudah menikah tetapi tidak memiliki anak. Terakhir, jika kamu melihat seorang perempuan Yao mengenakan sanggul di kepalanya, itu berarti dia sudah menikah dan memiliki anak.
Desa Huangluo kini telah menjadi tujuan wisata yang populer. Desa ini bahkan memiliki teater sendiri untuk turis, di mana para perempuan Red Yao, dengan kostum merah khas mereka, menampilkan tarian dan lagu rakyat serta menceritakan sejarah komunitas mereka. Jangan heran jika mereka meminta kamu untuk mengunjungi rumahnya atau menawarkan secangkir teh karena mereka dikenal sangat ramah.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!




