Baru-baru ini, ratusan mahasiswa di kampus Amerika Serikat memberikan dukungannya untuk Palestina dengan melakukan aksi bela Palestina dalam menuntut gencatan senjata di Gaza.
Melansir dari Al Jazeera, para mahasiswa tersebut juga menuntut agar sekolah-sekolah memutuskan hubungan keuangan dengan Israel dan melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang masih memberikan dukungannya terhadap Israel untuk melakukan genosida di Palestina selama hampir tujuh bulan lamanya.
Namun sayangnya, aksi tersebut tidak bisa berlangsung lama karena polisi setempat langsung membubarkan aksi tersebut dan mulai menangkapi para pengunjuk rasa yang sedang berdemo. Menurut beberapa sumber, hal tersebut disebabkan oleh bentrokan yang terjadi antara demonstran pro-Israel dengan demonstran pro-Palestina.
Ratusan mahasiswa di Amerika ditangkap saat melakukan aksi bela Palestina/Foto: David Dee Delgado/Reuters |
Para demonstran pro-Israel terlihat semakin vokal dan membuat suasana kian memburuk. Puncak kericuhan tersebut mulai terjadi ketika hari Minggu. Mary Osako, wakil rektor UCLA untuk komunikasi strategis, mengatakan bahwa beberapa demonstran mulai menerobos penghalang yang dibuat untuk memisahkan kedua faksi.
Mereka kemudian saling dorong-mendorong, meneriakkan slogan-slogan dan hinaan, hingga saling berkelahi. Akibatnya, polisi kampus yang bersenjatakan pentungan memisahkan mereka. Bahkan sebagian polisi yang bertugas ada yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan para mahasiswa tersebut.
Kendati demikian, sebelumnya, kelompok mahasiswa pro-Palestina sudah menjelaskan bahwa pihaknya yang terlibat dalam aksi bela Palestina tidak ada yang membalas slogan maupun hinaan yang dilontarkan dari pihak demonstran pro-Israel kepada mereka, sebagaimana yang dilansir dari Amp.DW.