Per tanggal 2 Agustus, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) sudah menyetujui vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil. Vaksinasi pun sudah dimulai terutama untuk daerah-daerah berisiko tinggi.
Dalam Surat Edaran HK.02.01/I/2007/2021, dijelaskan bahwa ibu hamil bisa menggunakan tiga jenis vaksin COVID-19, yakni Pfizer dan Moderna, dan vaksin platform inactivated Sinovac. Pemberian dosis ke-1 vaksinasi COVID-19 dimulai pada trimester kedua kehamilan, dan pemberian dosis ke-2 dapat dilakukan sesuai dengan interval dari jenis vaksin.
"Vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis dan ketentuan peraturan perundang-undangan dan dengan menggunakan format skrining pada kartu kendali untuk ibu hamil," demikian isi salah satu poin di Surat Edaran tersebut.
Dikutip Beautynesia dari Hai Bunda (4/7) dr. Ilham Utama Surya, SpOG dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, mengatakan bahwa pada dasarnya semua ibu hamil berisiko tinggi terpapar COVID-19.
"Semuanya tetap harus dapat. Kenapa prioritas di daerah risiko tinggi? karena populasi ibu hamil ini lebih berbahaya dan berisiko tinggi terpapar COVID-19. Kalau ibu hamil kenaCOVID-19akan lebih berat sakitnya. Nah, dikasih vaksin secepat mungkin kalau pemberatnya ini ringan. Intinya vaksin ini untuk semua ibu hamil boleh," ujarnya.
Lanjut dr. Ilham, ia berujar bahwa tak ada pilihan jenis vaksin khusus bagi ibu hamil. Menurutnya, semua vaksin sama efektifnya. Ia menyarankan bagi para ibu hamil untuk tidak perlu pilih-pilih jenis vaksin.
Lalu bagaimana dengan ibu hamil yang punya penyakit bawaan?
"Kalau tidak ada penyakit pemberat atau penyakitnya terkontrol, ibu hamil bisa langsung datang untuk divaksin, nanti petugas akan melakukan skrining detail tentang kondisi ibu," ujar Ilham.
Sementara menurut Dokter Spesialis Kandungan, dr. Yassin Yanuar Mohammad SpOG-KFER, Msc, disarankan ibu hamil utuk berkonsultasi ke dokter atau bidan sebelum melakukan vaksinasi.
Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut soal konsultasi ibu hamil sebelum vaksin.