Inggris merupakan negara berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja sejak zaman dulu. Namun ada beberapa masa ketika sudah tidak ada lagi keturunan laki-laki yang berhak dan layak mewarisi tahta kerajaan, maka ditunjuklah seorang perempuan keturunan sah dari penguasa sebelumnya untuk menjadi ratu.
Seperti yang kita ketahui, mendiang Ratu Elizabeth II menjadi pemimpin Inggris Raya dengan masa kepemimpinan terlama, yaitu selama 70 tahun. Sebelum masa pemerintahannya, ada pula nama-nama perempuan yang pernah menjabat sebagai seorang ratu. Bahkan salah satu di antaranya mempunyai masa jabatan terlama kedua setelah Ratu Elizabeth II.
Siapa saja para perempuan yang pernah menjabat sebagai Ratu Inggris Raya?
Ratu Mary I
Ratu Mary I/Foto : National Trust/Nostell Priory |
Mary I adalah seorang ratu yang memerintah di Inggris dan Irlandia selama 5 tahun, yaitu dari tahun 1553 hingga kematiannya di tahun 1558. Dia merupakan putri dari Raja Henry VIII dan Catherine of Aragon.
Kedudukannya sebagai ratu bukan karena ditunjuk oleh parlemen atau karena telah menikah dengan raja. Ratu Mary I menjadi pemimpin pertama di Inggris melalui haknya sendiri.
Gelar yang terkenal darinya adalah Bloody Mary, karena pada masa pemerintahannya dia pernah membantai 300 orang Protestan yang tidak setuju dengan keputusannya menjadikan Katolik sebagai agama resmi di Inggris. Namun terlepas dari kekejamannya, Ratu Mary I telah banyak memberikan kemajuan, terutama di bidang politik dan ekonomi.
Ratu Elizabeth I
Ratu Elizabeth I/Foto : artcollection.culture.gov.uk |
Elizabeth I menjadi ratu Inggris dan Irlandia pada tahun 1558 hingga kematiannya di tahun 1603. Dia juga merupakan putri dari Raja Henry VIII dan Anne Boleyn, sehingga hubungannya dengan Ratu Mary I adalah sebagai saudara tiri.
Ratu Elizabeth I terkenal dengan sebutan The Virgin Queen, karena dia tidak ingin menikah atau dinikahi oleh laki-laki manapun. Dia menjadikan seluruh Kerajaan Inggris sebagai ‘suaminya’. Pada pemerintahannya, Ratu Elizabeth I sangat menyukai seni pertunjukan, sehingga pada masa itu muncul pujangga terkenal, William Shakespeare. Dia juga yang membuka hubungan diplomasi dan perdagangan dengan negara lain seperti Rusia dan Maroko.
Ratu Mary II
Ratu Mary II/Foto : westminster-abbey.org |
Nama Ratu Mary II sebenarnya tidak terlalu bersinar seperti ratu-ratu Inggris lainnya karena dia memerintah bersama suaminya, William of Orange, dari tahun 1689 hingga kematiannya di tahun 1694. Dia adalah putri pertama dari James Duke of The York and Anna Hyde.
Selama memerintah Inggris, Ratu Mary II sering ditinggal oleh suaminya yang merupakan komandan pasukan Inggris sekaligus musuh besar penguasa Prancis, Louis XIV.
Karena sering memerintah sendirian di Inggris, dia tetap menunjukkan kepada rakyatnya bahwa dialah pemimpin yang penuh kuasa, kuat, dan disegani. Meski demikian, dia menjadi figur seorang istri yang sangat berdedikasi dan taat kepada suaminya.
Ratu Anne
Ratu Anne/Foto : wikipedia.org |
Setelah kematian Ratu Mary II, pewaris tahta kerajaan Inggris diteruskan oleh adiknya, Ratu Anne. Di awal pemerintahannya, Ratu Anne memimpin Inggris, Skotlandia, dan Irlandia sampai tahun 1707. Pada tanggal 1 Mei 1707, dia berhasil menyatukan Inggris dan Skotlandia menjadi Great Britain atau Inggris Raya. Karenanya, dia mendapat gelar Ratu Inggris Raya dan Irlandia dari tahun 1707 hingga 1714.
Kehidupan Ratu Anne diwarnai dengan kisah pilu. Dalam pernikahannya dengan Prince George of Denmark, dia bahkan sudah hamil sebanyak 17 kali namun tidak satupun anaknya yang bertahan hidup. Bahkan salah satu anaknya, William Duke of Gloucester, hanya bertahan hidup sampai usia 11 tahun.
Ratu Victoria
Ratu Victoria/Foto : britannica.com |
Ratu Victoria menjadi penguasa Inggris Raya dan Irlandia dengan masa pemerintahan terlama setelah Ratu Elizabeth II, yaitu 63 tahun. Dia naik tahta pada tahun 1837 saat usianya masih 18 tahun. Dia menikah dengan Pangeran Albert dan dikarunai 9 orang anak. Kesembilan anaknya ini telah menikah dengan banyak bangsawan Eropa.
Karenanya, Ratu Victoria mendapat gelar Grandmother of Europe karena mempunyai banyak keturunan berdarah biru di berbagai negara di Eropa. Di masa pemerintahannya, dia dan suaminya membentuk monarki konstitusional yang lebih modern, di mana Ratu tidak lagi memerintah secara politik, melainkan secara simbolis. Ratu Victoria sempat menarik diri dari pemerintahan setelah kematian suaminya. Ia dikabarkan menangisi kepergian Pangeran Albert selama 40 tahun dan hanya mau tampil ke publik dengan gaun berwarna hitam.
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |