Sejarah Dolar AS Menjadi Mata Uang Dunia, Teranyar Ada Wacana Digantikan!

Aqida Widya Kusmutiarani | Beautynesia
Kamis, 06 Jul 2023 07:45 WIB
Foto: Pexels/Karolina Grabowska

Kurs dolar Amerika Serikat (AS) yang terus mengalami perubahan kerap mempengaruhi kurs rupiah dan mata uang asing lainnya yang sangat bergantung pada keadaan mata uang asal negeri Paman Sam tersebut.

Contohnya saja, pada tanggal 3 Juli 2023, dolar Amerika Serikat mengalami penguatan sehingga membuat nilai tukar rupiah melawan mata uang asing tersebut melemah seperti yang dilansir dari CNBC Indonesia. 

Bahkan, melansir dari Detik Finance, tak hanya Indonesia saja, penguatan dolar AS ini juga menekan beberapa mata uang asing lainnya, terutama negara kawasan Asia, seperti yen Jepang, ringgit Malaysia dan yuan China yang terus melemah.

Kondisi ini tentu akan mempengaruhi perekonomian di negara-negara tersebut. Sebab, sudah sejak lama dolar digunakan dalam perdagangan internasional. 

Lantas, bagaimana sejarah dolar bisa menjadi mata uang dunia yang paling banyak digunakan dalam transaksi internasional dan terkuat di dunia? Melansir dari Investopedia, yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini. 

Sejarah Dolar Menjadi Mata Uang Dunia

Sejarah penggunaan dolar AS di banyak negara dimulai sejak mata uang ini dicetak pertama kalinya pada tahun 1914 oleh The Federal Reserve Bank (The Fed), bank sentral Amerika Serikat. Cetakan pertama dolar AS ini tepat satu tahun setelah The Fed berdiri. 

Hadirnya The Fed sendiri sebagai salah satu cara untuk mengatasi sistem mata uang Amerika Serikat yang tidak stabil karena setiap bank menerbitkan uang kertasnya masing-masing. 


dolar Amerika Serikat/Foto: pexels.com/Karolina Grabowska

Pada masa itu, perekonomian di AS sudah lebih baik dan unggul daripada Inggris yang dikenal sebagai pusat perdagangan dunia dengan mayoritas transaksi perdagangan masih menggunakan mata uang negara tersebut, yakni poundsterling. Unggulnya perekonomian AS membuat negara tersebut menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia. 

Lebih lanjut, sebagian besar negara-negara maju juga mematok mata uang mereka ke bentuk emas agar tercipta stabilitas pertukaran mata uang. Akan tetapi, ketika Perang Dunia I pecah di tahun 1914, banyak negara yang meninggalkan standar emas dan memilih uang kertas untuk membayar belanja militer. Hal ini membuat mata uang mereka menurun terhadap mata uang asing. 

Selang tiga tahun setelah perang, Inggris yang awalnya tetap berpegang teguh pada standar emas untuk mempertahankan posisinya sebagai mata uang dunia yang paling terkemuka harus meminjam uang untuk pertama kalinya kepada Amerika Serikat. Sebab pada saat itu, AS menjadi negara yang banyak dipilih oleh negara lain untuk meminjam uang dengan cara membeli obligasi AS berdenominasi dolar. 


mata uang dunia/Foto: pexels.com/Karolina Grabowska

Singkat cerita, ketika Perang Dunia II pecah, AS dikenal sebagai negara yang memiliki sebagian besar emas dunia sehingga menghalangi kembalinya standar emas sebagai alat transaksi dunia. Ditambah lagi, semua negara sudah kehabisan cadangan emas mereka. 

Tahun 1944, dibuatlah kesepakatan yang dikenal sebagai Perjanjian Bretton Woods. Hasil dari perjanjian tersebut adalah dolar AS resmi dinobatkan sebagai mata uang cadangan dunia dan didukung oleh cadangan emas terbesar di dunia. 

(dmh/dmh)