Selain Deja Vu, Ternyata Ada 9 Jenis Emosi yang Sebenarnya Sering Kamu Rasakan Tapi Sulit Dijelaskan
Tidak selalu berbicara tentang cinta atau kemarahan, ragam emosi yang dimiliki oleh manusia lebih luas dari yang dibayangkan. Terlahir dengan segudang perasaan kompleks membuat manusia memiliki emosi tersendiri dalam merespon segala hal dalam kehidupannya.
Sayangnya, tak semua emosi tersebut kamu ketahui secara jelas. Seperti halnya, bagaimana bisa jatuh cinta hanya pada pandangan pertama? Atau, mengapa muncul perasaan sedih tatkala usia mulai menua?
Untuk menjawab beberapa pertanyaan tersebut, sebagaimana yang dirangkum dari laman Psychology Today terdapat 9 jenis emosi asing yang sering kamu rasakan. Apa saja emosi tersebut? Simak selengkapnya berikut ini.
Jouska
![]() Setumpuk pikiran tidak baik yang berujung pada kenyataan/Foto:Freepik.com/Diana.grystku |
Terlalu banyaknya pikiran yang bersarang di kepala, cenderung memunculkan emosi yang disebut Jouska. Segala percakapan di kepala alias dengan diri sendiri, terjadi secara berulang-ulang hingga membentuk sebuah bayangan nyata akan hal tersebut. Hingga akhirnya kekhawatiran tersebut tidak lagi ada di kepala melainkan terjadi secara nyata karena dipikirkan.
Exulansis
![]() Lelah menanggapi lawan bicara yang tidak sesuai/Foto:Freepik.com/Mego.studio |
Exulansis menjadi akar dari timbulnya rasa kesal ketika lawan bicara sulit untuk memahami apa yang kamu bicarakan. Merujuk pada arti kata Exulansis dalam buku The Dictionary of Obscure Sorrows, yakni suatu kecenderungan untuk menghentikan pembicaraan karena ketidakpahaman dari lawan bicara.
Emosi ini akan menggiring kamu untuk memilih topik lain agar sama-sama dimengerti oleh kamu dan lawan bicaramu.
Charysalism
![]() Berlindung dalam rumah ketika hujan merupakan bentuk dari emosi charysalism/Foto:Freepik.com/Marymarkevich |
Menenggelamkan diri di atas kasur sambil berselimut menjadi respon tubuh paling cepat ketika hujan besar datang. Kebiasaan ini sebenarnya didasari oleh adanya emosi bernama Charysalism di mana diri merasakan kehangatan yang sempurna, ketika terjaga dari derasnya hujan di luar ruangan.
Emosi ini secara tidak langsung mengembalikan pengalaman hangat ketika tubuh masih terlindungi di dalam kandungan.
Opia
![]() Berbagi perasaan melalui kontak mata dengan orang lain/Foto:Freepik.com/Cookie_studio |
Mendapati diri langsung jatuh cinta pada pandangan pertama? Tak perlu heran, kamu sedang merasakan emosi Opia.
Opia adalah perasaan intensif yang dirasakan seseorang ketika melakukan kontak mata dengan orang lain. Diketahui, mata menjadi salah satu organ yang mampu membangkitkan emosi terhadap pemiliknya. Saking intensifnya, perasaan terancam bahkan ketakutan juga dapat timbul hanya melalui tatapan mata.
Deja Vu
![]() Perasaan akrab terhadap suatu pengalaman baru/Foto:Freepik.com/Freepik |
Sebagai salah satu kata yang sering digaungkan, Deja Vu tampaknya sering dirasakan oleh sebagian orang. Seorang peneliti dari UNSW, Dr Amy Reichelt mengungkapkan ketidakcocokan memori, membuat pengalaman baru terlihat seperti sudah terjadi sebelumnya di masa lalu.
Peristiwa baru yang terkesan akrab tersebut biasanya menimbulkan kebingungan tersendiri dan sulit untuk kamu ceritakan secara jelas melalui kata-kata.
Adronitis
![]() Frustasi akibat gagal dalam mengembangkan hubungan/Foto:Freepik.com/Drobotdean |
Adronitis ialah emosi yang tercipta dari rasa lelah, ketika dihadapkan dengan orang baru secara terus menerus. Penyesuaian karakter yang tidak kunjung erat, menimbulkan rasa frustasi akibat hubungan yang tidak berkembang.
Puncak emosi Adronitis ketika kamu tidak bisa lagi berpikir tentang apa yang harus diperbuat untuk hubungan tersebut.
Enouement
![]() Harapan untuk dapat kembali ke masa lalu/Foto:Freepik.com/Jcomp |
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center mengatakan hampir sebagian besar orang berusia muda ingin melakukan perjalanan waktu ke belakang karena berbagai alasan. Kondisi ini sejalan dengan emosi Enouement, di mana menimbulkan sebuah keinginan untuk kembali ke masa lampau.
Enouement dapat terjadi atas perasaan yang berbeda di setiap individu. Sebagian besar didasari oleh penyesalan, namun sebagian yang lain dipicu oleh kebahagiaan baru yang ingin dibagikannya kepada dirinya yang dahulu.
Ellipsism
![]() Kekhawatiran akan suatu perubahan yang terjadi pada momen bahagia/Foto:Freepik.com/Freepik |
Sebagai emosi kesedihan, Ellipsism menjadi ketakutan utama dari para lansia. Bayangan akan waktu hidup yang tidak terlalu lama melahirkan sebuah rasa khawatir akan hilangnya kesempatan, untuk menghabiskan waktu bersama dengan orang tersayang.
Sebenarnya, Ellipsism dapat dirasakan oleh setiap individu tetapi cenderung lebih sering ditemukan pada mereka dengan umur lansia.
Liberosis
![]() Keinginan untuk kembali menjadi anak kecil/Foto:Freepik.com/Freepic.diller |
Hampir sama dengan Enouement, emosi Liberosis membawa kamu kepada kenangan indah di masa lampau. Bedanya, Liberosis lebih merujuk pada keinginan untuk kembali menjadi anak-anak sehingga jauh dari rasa khawatir.
Emosi ini lahir dari perasaan lelah akibat beratnya tanggungan di masa dewasa sehingga memunculkan perasaan rindu terhadap diri kecil yang masih belum terbebani oleh apapun.
------------------
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!








