Sering Merasa Tak Pede? Mungkin Kamu Terserang Sindrom Ini
Body image sering 'menyerang' pada remaja usia 12-19 tahun. Efeknya, mereka jadi kurang mencintai diri sendiri dan cenderung membandingkan diri dengan ‘kelebihan’ orang lain. Sebelum fatal, identifikasi dulu apa yang menyebabkan body image ini terjadi dan bagaimana cara terbaik untuk menerima dan mencintai diri apa adanya. Let’s check it out!
Apa Itu Body Image?
Foto: IstimewaGambaran seseorang terhadap tubuhnya sendiri, yang diikuti dengan perasaan, pikiran dan penilaian pribadi. Mulai dari bentuk fisik, warna kulit, berat badan, dan sebagainya. Intinya segala seuatu yang berhubungan dengan gambaran tubuh masuk ke dalam kategori body image. Hal ini dianggap wajar terjadi pada para remaja yang ingin tampil menarik, sehingga sangat concern dengan body image-nya.
Studi menunjukkan bahwa paparan gambar kecantikan ideal meningkatkan ketidakpuasan, depresi, kemarahan, serta menurunkan harga diri pada wanita maupun pria. Ketika wanita tidak puas dengan tubuh mereka sendiri, gambaran model cantik, dan langsing yang ada di majalah dan televisi dapat memperkuat perasaan negatif itu. Role model panutan seperti ini dapat membuat mereka merasa lebih buruk tentang ukuran, warna kulit, atau fitur fisik lain yang mereka miliki.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Remaja ‘Terserang’ Body Image
Foto: Istimewa- Terlalu Banyak Melihat di Sosial Media
Perhatikan jenis akun media sosial yang kamu ikuti. Disadari atau tidak, membuat kamu jadi tunduk pada standar kecantikan yang tidak realistis, yang dapat memengaruhi pola pikir tentang diri sendiri. Kecenderungan melihat sosial media sangat mempengaruhi kamu terkena sindrom body image. Sebaiknya ikuti akun yang memotivasi, dan berhenti mem-follow akun yang membuatmu merasa kurang sempurna.
- Terjebak di Masa Lalu
Kegagalan di masa lalu bisa menyebabkan kamu terus merasa gagal dan tidak pernah berhasil. Misalnya trauma dengan ukuran gaun pesta yang tidak pernah ideal, atau putus cinta karena merasa pasangan tidak suka dengan bentuk fisikmu. Ingatkan diri bahwa kamu bukan orang yang sama dengan yang dulu. Tubuhmu juga tidak sama lagi, dan itu hanyalah masa lalu. Hari ini, siapkan mental dan fisik untuk mencapai tujuan.
- Memiliki Tujuan yang Tidak Realistis
Setiap orang memiliki bentuk tubuh yang unik. Mungkin ada area tubuh yang menurutmu masih kurang ideal. Berhentilah membandingkan diri dengan orang lain, dan fokuslah untuk memiliki tubuh sehat sesuai harapanmu. Ketika sudah mencapai tujuan itu, perlahan-lahan kamu akan mencintai area tubuh yang dulu tampak tidak sempurna.
- Dikelilingi Lingkungan yang Tidak Mendukung
Orang-orang di sekitar, memiliki pengaruh kuat pada sikap dan pola pikirmu. Atmosfer negatif akan menyebar dengan mudah. Mereka yang sering mencemooh atau membuat komentar negatif tentang tubuh akan membuatmu melakukan hal yang sama. Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang punya pandangan positif dan menghargai pencapaian sekecil apapun.
Dampak Negatif Body Image
Foto: IstimewaHal yang menjadi masalah adalah, ketika seorang remaja tidak puas dengan bentuk tubuhnya sendiri. Ini yang disebut body image negatif yang sering dialami remaja wanita kebanyakan. Apa sih penyebabnya? Karena memiliki perasaan tidak mampu dibandingkan dengan tolak ukur tubuh yang sempurna.
Sebagian besar dipengaruhi oleh media dan budaya populer. Misalnya saat melihat model cantik di majalah atau menonton film yang dibintangi aktris-aktris cantik, langsing dan berambut lurus, yang datang mewakili citra dan stereo type kecantikan. Akibatnya, wanita merasa harus langsing dan "sempurna" agar terlihat cantik, keren dan diidolakan.
Body image juga dapat dipengaruhi secara negatif oleh pengalaman kekerasan fisik atau seksual di masa lalu. Di mana seseorang pernah di-bully, diganggu atau dilecehkan berdasarkan ukuran tubuh, jenis kelamin, warna kulit atau bentuk fisik.
Citra tubuh negatif juga dapat menyebabkan harga diri menjadi rendah dan perilaku buruk seperti ‘isolasi sosial’. Seorang wanita yang tidak menyukai tubuhnya akan merasa tidak nyaman berpartisipasi dalam kegiatan fisik atau bersosialisasi dengan orang lain.
Dalam beberapa kasus ekstrem, bahkan ada yang sampai mengalami gangguan makan (eating disorder), yang terbagi menjadi gangguan anorexia nervosa dan juga bulimia nervosa, melukai diri sendiri dengan obat-obatan terlarang, alkohol, serta aktivitas seksual yang tidak aman dengan banyak pasangan.
Sebagian wanita memilih merokok, minum pil diet atau obat-obatan lain untuk menekan nafsu makan dan menurunkan berat badan. Sedangkan yang lainnya menjalani operasi kosmetik, seperti implan payudara, suntikan kolagen dan sedot lemak, agar terlihat seperti aktris atau model idaman mereka, tanpa peduli akan risiko operasi bagi kesehatannya. Dampak lainnya bisa menyebabkan depresi dan penyakit mental ketika wanita merasa tidak sesuai dengan citra kecantikan di masyarakat.
Terima dan Cintai Tubuh dengan Sepenuh Hati
Foto: IstimewaLangkah pertama untuk menyembuhkan body image negatif menjadi positif adalah menerima apa yang kamu miliki. Terimalah bahwa kamu dilahirkan dengan bentuk fisik dan raga yang telah ditentukan oleh genetika yang diberikan Sang Maha Pencipta, yang tidak dapat kamu ubah.
Pikirkan cara lain yang membuatmu bangga terhadap dirimu sendiri, dengan menempatkan pikiran dan energi pada aktivitas yang kamu kuasai, baik itu pendidikan, spiritual, atau sosial.
Fokuslah pada kesehatan tubuhmu, bukan penampilan fisik semata. Bahkan jika kamu ingin mengubah kebiasaan gaya hidup, perubahan itu harus ditargetkan pada gaya hidup sehat, seperti asupan makanan yang baik, berolahraga, tidur cukup dan menikmati hidup! Jangan fokus pada penampilan wanita lain. Model dalam iklan dan aktris dalam film berusaha untuk "menjual" gambaran yang tidak realistis, dan tidak akan mencapai kesempurnaan. There’s no body perfect in this world!
Orangtua Harus Menanamkan Pola Pikir Ini pada Anak
Foto: IstimewaSedari dini, sepatutnya orangtua tidak mengajarkan seorang anak untuk mengagumi bentuk raganya secara fisik. Akan lebih baik jika pujian ditujukan karena kecerdasan dan kemampuan dalam mencapai prestasi, bukan pada berat badan, kecantikan, atau penampilan.
Hindari mengomentari masalah berat badan dengan kata-kata seperti "gendut", "jelek", atau "kurus" saat menggambarkan diri atau orang lain. Anak akan melihat teladan dan kebiasaan yang diajarkan orangtuanya di rumah. Sebagai orangtua, dorong anak untuk memacu prestasi dan bangga akan bakat yang ia miliki. Ajak ia untuk tidak memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan penampilan fisik, kecantikan atau ketampanan.
Beri pemahaman, bahwa penambahan berat badan pada payudara dan pinggul adalah normal dimasa pubertas remaja. Bantu mereka untuk bisa menerima perubahan ini. Berikan edukasi tentang pubertas, menstruasi, dan kesehatan seksual. Seorang anak juga harus tahu bahwa orang dilahirkan dalam keragaman tinggi badan, berat, ukuran, warna kulit dan kemampuan fisik yang berbeda. Perbedaan inilah yang membuat mereka unik.
Dengarkan keluhan anak jika ia mengalami ejekan atau intimidasi berdasarkan jenis kelamin, ukuran, kemampuan fisik, atau warna kulitnya. Cobalah untuk menenangkan dan melindunginya saat menghadapi situasi ini atau hubungi yayasan atau LSM yang berurusan dengan intimidasi dan bullying.
Luangkan waktu untuk bicara pada anak dari hati ke hati tentang apa yang terjadi dalam hidupnya. Ciptakan lingkungan rumah di mana anak merasa aman untuk berbicara dengan orangtuanya, tentang segala ‘keluhan' yang dirasakan tentang tubuhnya.
Ingat Ladies, kamu tidak tercipta hanya dengan satu set pinggul, payudara, paha atau warna kulit. Kamu adalah manusia seutuhnya, dengan karakteristik dan kemampuan unik yang menjadikan kamu sangat istimewa.