Saat kamu sudah jatuh cinta dengan pekerjaanmu, bekerja pastinya terasa seperti bermain atau menjalankan hobi. Tapi ketika nggak didukung oleh budaya perusahaan yang sesuai, sebaiknya resign atau bertahan, ya?
Kalau bertanya ke beberapa orang, mungkin ada saja yang berkomentar, "Mentalnya lemah banget, gitu aja resign." Tapi nggak menutup kemungkinan juga kalau ada orang yang merekomendasikanmu untuk mencari tempat kerja lain, yang lingkungannya lebih bisa mendukungmu.
Ternyata, psikologi punya pandangannya sendiri, yang dikenal dengan Quality of Work Life (QWL) yang dipopulerkan oleh Cascio. Lewat QWL kamu terbantu untuk bebas dari kegalauan antara resign atau bertahan. Yuk Beauties, simak bahasannya.
1. Kesehatan dan Kebahagiaan
Kebahagiaan dan Kesehatan. foto freepik.com: snowing |
Saat seseorang bekerja, apa pun bidangnya pasti dihadapkan dengan sejumlah target yang harus dicapai. Misal seorang social media specialist punya tuntutan kerja untuk bisa membuat berbagai konten yang viral. Karenanya mereka perlu punya keterampilan meningkatkan interaksi dengan audiens dan memahami tren yang ada.
Tapi terkadang, target yang sudah diupayakan dengan berbagai cara belum berhasil. Ketika target pekerjaanmu nggak tercapai, wajar kalau kamu merasa stres. Stres menurut Lazarus dikenal sebagai reaksi yang muncul saat kapasitas yang kamu miliki lebih kecil dari beban kerja yang harus kamu selesaikan.
Cascio menjelaskan saat kamu merasa stress dengan tuntutan yang ada dan nggak bisa mengelolanya maka bisa berdampak pada kebahagiaan dan kesehatan fisikmu. Namun, saat perusahaan memberi dukungan dan membantu mencari alternatif supaya kamu bisa mengelola stres, pastinya kamu akan tetap merasa senang karena kinerja dan usahamu dihargai.
Kesehatan fisikmu pun dijamin terjaga serta didukung dengan pemberian jaminan kesehatan dari perusahaan. Tapi saat kamu sakit dan tetap dituntut untuk produktif tanpa ada jeda, sebaiknya kamu pertimbangkan lagi pilihanmu untuk bertahan atau mundur dari kantor tersebut.
2. Keamanan Kerja atau Job Security
Keamanan Kerja atau Job Security. Foto freepik.com: freepik |
Menurut Cascio, rasa aman itu bisa berupa, suasana atau tempat kerja yang aman. Termasuk bebas dari sexual abuse, ancaman psikologis dan sosial, seperti bullying antar rekan kerja.
Kalau perusahaanmu punya budaya kerja yang peduli, misal saat kamu melaporkan ada tindakan bullying, pastinya hal ini akan segera ditindak. Tapi kalau perusahaan hanya mengabaikannya, sudah pasti keamanan dan kenyamananmu saat bekerja terganggu sehingga sulit untuk produktif.