Tak Melulu Harus Diakhiri, Hubungan Toksik Juga Bisa Diperbaiki dengan 4 Langkah Ini

Hubungan yang toksik merupakan frasa yang cukup umum didengar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika hal ini terjadi dalam hidupmu, tentu, kamu tidak boleh mengabaikannya karena bisa membahayakan kondisi mental maupun fisik.

Meskipun begitu, tidak semua hubungan toksik harus diakhiri mengingat beberapa hubungan masih punya kesempatan untuk diperjuangkan. Dilansir dari Mind Body Green, inilah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki hubungan yang toksik.

Mencari Tahu Kemungkinan untuk Diperbaiki

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/yanalya/ Foto: Retno Anggraini

Hubungan toksik dapat diubah, tetapi kedua belah pihak harus sama-sama berkomitmen untuk mengatasi masalah tersebut. Kedua belah pihak harus berkomunikasi secara terbuka, berbicara dengan jujur, introspeksi, atau bahkan mencari bantuan profesional.

Kedua belah pihak harus menganalisa perilakunya dan melakukan perbaikan dari dalam. Jika masing-masing pihak tidak bersedia berusaha untuk berubah, maka hubungan tidak akan bisa berubah dan harus segera diakhiri.

Siap untuk Mengakhiri Hubungan

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/freepik

Sebelum kamu berusaha mengonfrontasi pasangan yang toksik, pastikan bahwa kamu cukup punya harga diri dan kepercayaan diri bahwa kamu akan baik-baik saja meskipun hubungan berakhir. Jika tidak, carilah dukungan dari orang di sekitarmu.

Jika kamu ingin memperbaiki hubungan dengan pasangan yang toksik, kamu harus siap mental untuk pergi jika pasangan tidak mau berubah. Jika kamu tidak mempersiapkan mental dengan baik, pasangan akan tetap bertingkah seperti yang sudah-sudah karena mereka bisa melihat bahwa apa pun yang terjadi, kamu tidak akan meninggalkan mereka.

Tak Melulu Harus Diakhiri, Hubungan Toksik Juga Bisa Diperbaiki dengan 4 Langkah Berikut

Tak Melulu Harus Diakhiri, Hubungan Toksik Juga Bisa Diperbaiki dengan 4 Langkah Ini/Foto: Freepik.com/yanalya

Mengenali Pola Komunikasi yang Buruk

Hubungan yang toksik cenderung diwarnai dengan pola perilaku yang sama, yakni saling menuduh, menyalahkan, mengkritik, dan menuntut. Jika pola perilaku tersebut merajalela dalam hubungan, bicaralah dengan pasangan dan bekerjasamalah untuk mengakhiri siklus tersebut.

Penting bagimu dan pasangan untuk mengingat bahwa yang kalian lakukan bukanlah menjatuhkan satu sama lain, melainkan berjuang bersama untuk memerangi masalah komunikasi. Mentalitas kolaboratif dapat membantu pasangan saling terhubung secara alami dan bisa memperbaiki hubungan.

Mengutarakan Isi Hati

Ilustrasi hubungan/Foto: Pexels/Mikhail Nilov

Dalam sebuah hubungan toksik, kamu mungkin akan menghindari konflik agar tidak membuat pasangan marah. Jika dibiarkan berlangsung terus-menerus, hal ini akan membuatmu memendam rasa benci terhadap pasangan yang toksik tadi.

Kamu mungkin akan merasa cemas untuk mengomunikasikan sesuatu dengan pasangan karena takut menghadapi responsnya. Namun, penting bagimu untuk merasa santai, bisa menjadi diri sendiri, dan bisa menyampaikan kekhawatiran kepada pasangan.

Ketika kamu merasa kesal terhadap sesuatu, alih-alih memutuskan untuk membiarkannya berlalu, cobalah untuk mengambil jeda sebelum menyampaikan isi hatimu kepada pasangan. Minta mereka untuk menyadari bahwa perilaku mereka dapat membuatmu merasa tidak nyaman.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!