4 Taktik Manipulatif yang Kerap Dilakukan Pelaku KDRT untuk Menjerat Korban Kembali ke Hubungan Toksik
Beauties, tahukah kamu bahwa kekerasan masih dapat terjadi, bahkan setelah hubungan telah berakhir? Bentuk kekerasan pasca berakhirnya hubungan salah satunya adalah hoovering.
Perilaku hoovering merupakan taktik manipulatif pelaku kekerasan dalam rumah tangga untuk menjerat kembali korbannya pada hubungan yang tidak sehat bagi psikologis dan kesehatan mental.
Pelaku kekerasan menggunakan taktik manipulasi hoovering untuk menjerat kembali korban pada lingkar kekerasan. Bahkan bukan hanya saat korban baru akan pergi dari hubungan kekerasan tersebut atau baru saja berhasil pergi dari hubungan kekerasan, namun saat pelaku dan korban telah berpisah dalam waktu yang lama namun pelaku masih berusaha ingin menjerat korban kembali.
![]() Pelaku Kekerasan Domestik Melakukan Taktik Manipulasi Hoovering untuk Menjerat Korban Kembali/Foto: Freepik.com |
Sebagai taktik manipulasi, menurut Sherry Gaba dalam artikelnya yang berjudul “Spotting the Hoovering Techniques of a Narcissist and how to avoid being manipulated by them” yang dimuat dalam Psychology Today, hoovering dikenal juga sebagai salah satu upaya gaslighting. Gaslighting sendiri merupakan taktik psikologis pelaku kekerasan agar korban mempertanyakan perasaan dan pikirannya dalam mengambil keputusan, salah satunya keputusan untuk mengakhiri hubungan kekerasan.
Berikut taktik manipulasi pelaku kekerasan domestik dalam bentuk hoovering untuk menjerat korban kembali pada lingkaran kekerasan, bahkan setelah bertahun-bertahun pasca perpisahan terjadi.
1. Pelaku Kekerasan Mengirim Pesan Singkat
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/Beststudio |
Pelaku kekerasan mencoba terkoneksi dengan korban dengan mengirim pesan singkat yang berisi kerinduan dan rasa cinta dengan tujuan agar korban terjerat kembali pada hubungan yang sepenuhnya dapat dikontrol oleh pelaku yang sarat dengan kekerasan. Pelaku kekerasan akan berupaya agar korban ingin melakukan percakapan kembali dengan pelaku.
Pelaku akan membujuk korban untuk melakukan pertemuan agar korban bersedia hadir bertemu pelaku dengan beragam alasan yang diutarakan oleh pelaku. Pelaku juga akan memberikan pesan berisi tentang janji bahwa pelaku akan berubah hingga mencoba mengingatkan kembali masa-masa saat mereka sedang dalam hubungan awal yang terkesan baik.
Pelaku kekerasan akan memohon untuk diberi kesempatan untuk membangun kembali hubungan yang telah usai dan berjanji untuk berubah. Semua hal tersebut tidak lain merupakan cara pelaku untuk menjerat kembali korban agar kembali kepada hubungan kekerasan di bawah kontrol pelaku kekerasan.
2. Pelaku Melakukan Recollection
Recollection merupakan upaya pelaku membujuk korban untuk mengingat kembali saat mereka sedang bersama, khususnya di masa kesan awal yang baik. Pelaku mengajak korban untuk nostalgia atas masa-masa mereka saat bersama dan mendorong perasaan rindu agar muncul kembali. Tujuan pelaku kekerasan tidak lain yakni menjerat korban kembali kepada hubungan mereka yang sarat kekerasan.
4 Taktik Manipulatif yang Kerap Dilakukan Pelaku KDRT untuk Menjerat Korban Kembali ke Hubungan Toksik
4 Taktik Manipulatif yang Kerap Dilakukan Pelaku KDRT untuk Menjerat Korban Kembali ke Hubungan Toksik/Foto: Freepik/Freepik
3. Melibatkan Korban Kembali
Pelaku kekerasan tidak segan untuk membuat skenario yang melibatkan korban secara fisik, seperti menelepon atau mengirim pesan singkat dengan berpura-pura membutuhkan bantuan.
Pelaku akan memohon kepada korban dengan berpura-pura membutuhkan kehadiran, seperti pertolongan medis dan dukungan psikologis. Jika tidak dipenuhi, maka pelaku tidak segan melakukan ancaman berupa melukai diri bahkan bunuh diri.
4. Love Bombing
Ilustrasi pasangan/Foto: Pexels.com/KarolinaGrabowska |
Love bombing merupakan cara seseorang menghujani pasangannya dengan banyak sikap dan tindakan cinta. Love bombing pada hubungan penuh kekerasan digunakan untuk memanipulasi korban bahwa pelaku kekerasan telah berubah.
Pelaku tiba-tiba memberikan kasih sayang dan cinta yang tak biasa, seperti memperlakukan korban spesial sebagaimana keinginan korban selama ini. Hal tersebut tidak lain bertujuan hanya untuk menjerat korban pada lingkaran kekerasan kembali.
Love bombing dapat berupa mengirim hadiah, mengingat hari ulang tahun korban, memberi perhatian lebih yang tak biasa, menjanjikan liburan menyenangkan ke destinasi impian, menjanjikan membelikan barang impian, barang kesukaan, barang mewah, dan lain sebagainya.
Love bombing dapat muncul di tahap awal saat korban menyadari dan mengutarakan tindakan kekerasan pelaku dan pelaku khawatir untuk ditinggalkan akibat korban mulai sadar atas tindakan kekerasan yang dilakukan.
Love bombing juga dapat muncul bahkan setelah bertahun-tahun korban berpisah dengan pasangan. Semua bentuk perilaku love bombing bertujuan untuk menjerat kembali korban dalam hubungan kekerasan yang dikendalikan oleh pelaku kekerasan.
Ilustrasi KDRT/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Jelena Stanojkovic |
Penting untuk mengetahui taktik umum pelaku kekerasan domestik agar lebih mampu menangkal upaya pelaku kekerasan untuk menjerat kembali dirinya sehingga tidak akan ada celah bagi pelaku kekerasan.
Beauties, sebagai perempuan meskipun bukan sebagai korban kekerasan, baiknya mengedukasi diri terkait pola-pola umum kekerasan dan pola manipulasi yang dapat menjerumuskan perempuan pada hubungan kekerasan, terutama perempuan sangat rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Sangat penting khususnya bagi perempuan korban kekerasan untuk menciptakan pertahanan diri agar tidak terpengaruh oleh taktik manipulatif maupun paksaan (coercive) yang digencarkan oleh pelaku pasca perpisahan yang terjadi sebagai upaya yang dibangun pelaku untuk menjerat korban pada kondisi kekerasan kembali.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/Beststudio
Ilustrasi pasangan/Foto: Pexels.com/KarolinaGrabowska
Ilustrasi KDRT/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Jelena Stanojkovic