Tampil Konyol di Layar Kaca, Ternyata Komedian Asal Indonesia Ini Punya Kecerdasan di Atas Rata-Rata!
Berkarier di dunia hiburan membuat banyak selebritas membentuk citra uniknya tersendiri. Apa yang ditampilkan di layar kaya, tak selalu sama dengan kehidupan nyatanya.Â
Cara ini bukanlah sebuah kesalahan, karena di dunia kreatif kita bisa berkreasi selama masih dalam batas wajar dan jadi disukai banyak orang. Nah, seperti salah satu komedian legendaris Indonesia, yang pasti Beauties sudah tahu namanya ini.Â
Dikenal dengan nama Dono yang suka tampil konyol di layar kaya, siapa sangka di baliknya ia adalah sosok yang hebat. Bahkan, punya kecerdasan di atas rata-rata.Â
Profil Dono Warkop DKI
Dono, komedian Indonesia yang ternyata sosok cerdas/Foto: istimewa
Dono memiliki nama lahir Wahyu Sardono. Ia lahir di Delanggu, Klaten, pada 30 September 1951 dan meninggal dunia pada 30 Desember 2001, saat usianya 50 tahun.Â
Namanya dikenal luas sebagai pemeran Dono dari grup lawak Warkop DKI. Grup ini mulanya beranggotakan Nanu Moeljono, Rudy Badil, Dono, Kasino, dan Indro.Â
Namun, Rudy Bagil mundur terlebih dulu karena sering mengalami demam panggung. Sementara, Nanu sempat muncul di beberapa film Warkop DKI, sayang perjalanannya tidak panjang karena ia meninggal dunia akibat sakit ginjal di tahun 1983.Â
Jadilah, tiga nama yang akhirnya naik popularitas Dono, Kasino, dan Indro.
Di layar kaca, Dono digambarkan dengan sosok yang konyol, selalu mengalami nasib sial, tapi selalu mujur dalam urusan asmara. Dengan karakter tersebut, ia menjadi salah satu yang paling dikenal oleh masyarakat.
Ditambah, ia juga mendapat julukan "Si Bemo" karena tampang wajahnya yang mirip bemo.Â
Kehidupan Nyata Seorang Dono Warkop DKI: Dosen-Penulis Novel
Dono, komedian Indonesia yang ternyata sosok cerdas/Foto: istimewa
Namun siapa sangka, jika sosok yang selalu tampil konyol di layar kaca ini adalah orang cerdas, bahkan kecerdasannya di atas rata-rata lho, Beauties!
Dulunya, Dono berkuliah di Universitas Indonesia jurusan sosiologi. Menurut adik Dono, Rani Toersilaningsih, kakaknya memilih jurusan sosiologi karena memang suka mengamati orang, lingkungan, dan sebagainya untuk dituangkan dalam bentuk tulisan atau gambar karikatur.Â
Selama jadi mahasiswa, Dono sudah aktif bekerja di beberapa surat kabar, seperti Tribun dan Salemba, terutama sebagai karikaturis. Setelah kedua media tersebut berhenti terbit, barulah ia diajak untuk bergabung ke Warkop.
Di tahun kelima kuliah, Dono sempat diangkat sebagai asisten dosen Prof. Selo Soemardjan, guru besar sosiologi UI. Sebagai dosen, pribadi Dono dikenal sebagai sosok yang tegas dan displin.
Warkop DKI/Foto: Instagram.com/@warkopers_cirebon |
Dalam beberapa kesempatan, Indro pernah bercerita bahwa dulu Alm. Nano sempat tidak diluluskan ujiannya oleh Dono, padahal mereka berteman. Tak hanya itu, Indro pun saat sedang ujian akan dikurangi jumlah scene-nya sampai disiapkan ruangan khusus agar ia lebih fokus belajar.Â
Di balik karakter konyolnya juga, Dono adalah seorang mahasiswa yang sangat kritis. Ia dulu sering ikut aksi demonstrasi. Salah satu yang diikutinya ada Peristiwa Malari pada 1974, dimana ia dan mahasiswa lainnya menolak dominasi ekonomi Jepang di Indonesia.Â
Selain aktif sebagai aktor, komedian, dosen, ternyata Dono adalah penulis novel. Melansir laman Wikipedia, sampai di usianya 50 tahun, ia telah menulis lima novel dan empat di antaranya adalah tentang perjalanan seorang mahasiswa.Â
Kelima judul novelnya, yakni:Â
- Balada Paijo (1987)
- Cemara-Cemara Kampus (1988)
- Bila Satpam Bercinta (1999)
- Dua Batang Ilalang (1999)
- Senggol Kiri Senggol KananÂ
Dari bukti jejak di atas, bisa membuktikan jika Dono bukan sekadar aktor atau komedia biasa, tapi ia sangatlah cerdas! Saat ini, walau ia telah tiada, namun nama dan pesonanya masih diingat oleh masyarakat luas.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Warkop DKI/Foto: Instagram.com/@warkopers_cirebon