Terkenal Berjiwa Bebas, Ternyata Ini 7 Tanda Tipe Kepribadian ISFP yang Toksik! Apa Saja?

ISFP (Introvert, Sensing, Feeling, Perception) adalah salah satu tipe kepribadian MBTI yang dikenal sebagai tipe adventurer atau suka berpetualang. Seorang ISFP termasuk orang yang berpikiran terbuka, berorientasi pada layanan, sensitif, artistik, dan berjiwa bebas.

Sayangnya, setiap tipe kepribadian selalu mempunyai kecenderungan terhadap sifat buruk atau toksik. Sifat yang tidak sehat ini bisa membuat orang lain tidak nyaman.

Simak berbagai sifat dari pemilik tipe kepribadian ISFP yang tidak sehat yang telah dirangkum dari Yourtango.

Terlalu Mandiri

Beberapa orang dengan tipe kepribadian ISFP cenderung ingin melakukan semuanya sendiri.  ISFP menginginkan validasi dari orang-orang yang berpikir bahwa mereka membuang-buang waktu dan tidak memiliki fokus dalam hidup. Seorang ISFP akan berusaha keras untuk menyelesaikan tugasnya sendiri dan pada akhirnya ini bisa membuat orang menjauh.

Tidak Dapat Diprediksi

ilustrasi/Foto: Unsplash/Brooke Cagle

ISFP sering kali tidak bertindak sesuai aturan. Mereka telah menjalani seluruh hidupnya dengan membengkokkan aturan dan melakukan hal-hal untuk mendorong batas masyarakat. Mereka tampaknya tidak ingin mematuhi norma. Seorang ISFP bahkan bisa melakukan sesuatu dengan cara yang mungkin tidak dipikirkan orang lain.

Sangat Kompetitif

Sangat Kompetitif/Foto: Pexels/Monstera

Seorang ISFP juga memiliki pemikiran yang kompetitif. Apakah itu di rumah atau di tempat kerja, mereka harus menjadi pemenang dan itu bisa membuat orang yang mereka sayangi menjadi stres. Mereka adalah pekerja keras dengan misi untuk menyelesaikan sesuatu bahkan jika itu hampir tidak sopan dan melampaui batas.

Impulsif

impulsif/Foto: Pexels/Karolina Grabowska

Dilansir dari Personality Hunt, seorang ISFP yang toksik juga terkenal sangat impulsif. Perilaku impulsif ini di luar batas normal. Mereka bisa membuat sebagian besar keputusan tanpa memikirkannya secara matang. Masalah sebenarnya bukan pada saat membuat keputusan. Mereka justru cenderung berpegang teguh pada keputusannya bahkan ketika mereka terbukti bersalah.