Ternyata 7 Hal Ini yang Membuat Kamu Tidak Bisa Lepas dari Hubungan Toxic

Maura Valysha Carmelie | Beautynesia
Kamis, 03 Oct 2024 18:30 WIB
Ternyata 7 Hal Ini yang Membuat Kamu Tidak Bisa Lepas dari Hubungan Toxic
Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages

Siapa sangka hubungan yang seharusnya menjadi pelarian dari hiruk pikuk kehidupan justru malah dapat menjadi mimpi buruk yang tidak terlihat ujungnya? Beauties, begitulah rasanya ketika terjebak di hubungan yang toxic. Bisa jadi orang terdekatmu atau mungkin kamu sendiri pernah atau sedang merasakan hal ini. Menurut Jane Clayborne pada In Session Psych, rata-rata wanita setidaknya membutuhkan tujuh kali percobaan untuk meninggalkan hubungan toxic untuk selamanya. 

Meski sudah sering diingatkan akan bahayanya, mengapa, sih seseorang masih dapat terjebak dalam lingkaran buruk ini? Apa yang sebenarnya membuat hal ini terasa begitu sulit? Apa karena takut kesepian? Atau mungkin karena ada harapan dia akan berubah? Nah, ini 7 hal yang mungkin adalah jawaban yang kamu cari selama ini!

!. Takut untuk Sendirian

Ilustrasi/Foto: pexels.com/pixabay

Korban hubungan toxic seringkali merasa tidak akan bisa menemukan kebahagiaan yang ia rasakan sekarang ini di tempat lain. Mereka mungkin berpikir bahwa tidak ada orang lain yang akan mencintai mereka atau bahkan mereka tidak pantas mendapatkan yang lebih baik.

Mereka berfikir terlebih buruk lagi kalau harus meninggalkan pasangan mereka dan menjalani kesendirian. Ketakutan akan ketidakpastian dan perasaan kesepian yang mungkin muncul setelahnya membuat banyak orang memilih untuk bertahan dalam hubungan toxic.

Padahal menurut Psychology Today, seorang yang terjebak di hubungan toxic rasanya sama saja seperti sendirian. Hal ini karena mereka akan merasa tidak dicintai oleh pasangan dan tidak diperlakukan dengan baik sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka.

2. Manipulasi yang Kuat

Ilustrasi pasangan tengah bertengkar/Foto: pexels.com/RDNE Stock project

Ilustrasi/ Foto: pexels.com/RDNE Stock project

Pernahkah kamu mendengar kata gaslighting? Melansir laman Medical News Today, tindakan gaslighting itu seperti dibohongi terus-menerus sampai seseorang akan merasa bingung mana yang benar dan mana yang salah.

Pelaku gaslighting akan membuat korbannya seperti sedang bermimpi buruk. Kalau kamu sudah terdampak trik manipulasi ini kamu akan merasa bersalah karena pasangan yang toxic ini secara terus menerus membuat masalah seolah-olah terlihat seperti kesalahanmu. Jika mereka sudah ketahuan membuat kesalahan, mereka justru akan memutar balikkan keadaan kepadamu.

Mereka akan mengungkit kesalahan yang pernah kamu lakukan sebelumnya sehingga kamu akan terus memaafkan mereka karena mengira kamu pantas mendapatkan hal tersebut. Hal inilah yang akan membuat kamu merasa bahwa kamulah masalahnya, bukan hubungannya.

3. Percaya Bahwa Perilaku Pasangan dapat Diubah

Ilustrasi bertengkar

Ilustrasi/ Foto: Pexels.com/Mart Production

Apakah kamu pernah melihat orang yang bersikeras mempertahankan handphone yang sudah rusak dan kuno padahal baterai dan performa handphone-nya sudah tidak bagus? Nah, hal ini sama seperti orang yang bertahan pada hubungan yang toxic. Mereka memiliki harapan bahwa suatu saat nanti handphone lamanya yang hampir tidak dapat dipakai ini akan menjadi smartphone yang canggih.

Padahal di kondisi nyatanya mereka tahu bahwa akan lebih baik kalau mereka menggantinya dengan yang lebih baik. Namun, terlalu besarnya harapan pada suatu hal yang tidak pasti ini malah yang membuatnya terjebak pada hubungan yang tidak sehat. 

Melansir Psychology Today, meyakini bahwa kamu dapat merubah sikap pasangan hanyalah hal yang sia-sia sekaligus awal dari kekecewaan. Beauties, lebih baik jangan melanjutkan suatu hubungan yang mengharuskan seseorang untuk berubah menjadi lebih baik dari dirinya yang hari ini.

4. Memaklumi Pasangan Toxic Sebagai Masa Sulit Hubungan

Ilustrasi pasangan bertengkar

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Panupong Piewkleng

“Sabar, anggap saja hubungan kamu sedang diuji”. Pernah mendengar kalimat itu? Mungkin kalimat tersebut berlaku ketika hanya ada satu atau dua masalah di dalam hubungan. Tetapi, kalau sering terjadi bisa saja sebenarnya memang ada yang salah dari hubunganmu.

Banyak individu yang bertahan dalam hubungan toxic karena percaya bahwa perilaku pasangannya adalah bagian yang tidak dapat dipungkiri dari fase sulit dalam hubungan. Mereka meyakini bahwa setiap pasangan pasti mengalami pasang surut, dan perilaku negatif pasangan hanyalah sementara. Keyakinan ini seringkali membuat mereka enggan mengakhiri hubungan, berharap bahwa pasangannya akan berubah seiring berjalannya waktu.

5. Merasa Sudah Terlanjur Lama Bersama

Asian boy kid sitting and crying on bed while parents having fighting or quarrel conflict at home. Child covering face and eyes with hands do not want to see the violence. Domestic problem in family.

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Kiwis

Pernahkah kamu mendengar hubungan pernikahan tidak sehat yang dipertahankan dengan alasan demi anak? Nah, hal lain selain anak seperti investasi waktu, emosi, dan kebiasaan yang telah terjalin dalam hubungan yang panjang juga dapat membuat seseorang kesulitan untuk melepaskan ikatan tidak sehat tersebut.

Selain itu, tekanan sosial dan harapan untuk memiliki hubungan yang sempurna juga menjadi faktor yang memperkuat keputusan untuk bertahan. Meskipun menyadari bahwa hubungan tersebut tidak sehat, rasa takut akan ketidakpastian dan kehilangan membuat seseorang tidak ingin mengakhirinya.

Padahal, tanpa disadari, perasaan terlanjur ini tidak akan memperbaiki apa-apa, selain hanya memperpanjang rasa sakit yang dialami atau bahkan dapat berdampak ke mental orang sekitar seperti anak atau calon anak apabila hubungan akan dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius.

6. Tidak Ingin Memulai dari Nol dengan Orang Baru

Pasangan bertengkar

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/couple

Seseorang yang terjebak di hubungan toxic ternyata juga dapat disebabkan oleh rasa ketidakinginan dan ketakutan untuk memulai kembali dari nol dengan orang baru. Memulai hubungan baru berarti membangun kembali kepercayaan, keintiman, dan ikatan emosional yang kuat di mana proses ini membutuhkan waktu, kesabaran, dan juga energi yang tidak sedikit.

Spekulasi tersebut bagi mereka terasa sangat melelahkan dan menakutkan. Manusia yang pada dasarnya adalah makhluk yang akan selalu memikirkan segala sesuatu yang belum terjadi yang kemudian berdampak kepada perilakunya yang mudah untuk takut atas sesuatu yang belum terlihat ini menyebabkan seseorang jauh lebih ingin berkorban untuk hubungan yang toxic daripada memulai dengan orang baru.

7. Mulai Terbiasa dengan Siklus Toxic

Ilustrasi pasangan bertengkar

Ilustrasi/ Foto: Getty Images/PixelsEffect

Dilansir dari laman In Session Psych, korban hubungan toxic seringkali terjebak dalam siklus yang berulang. Fase-fase dalam siklus ini, mulai dari periode 'bulan madu' yang penuh kasih sayang hingga fase konflik besar yang cukup sering terjadi, menciptakan ketergantungan emosional yang kuat.

Korban sering kali berharap bahwa pasangannya akan berubah selama fase-fase positif, namun pada akhirnya kembali ke pola yang sama. Siklus ini menciptakan ketidakpastian yang membuat korban sulit untuk memutuskan pergi, meskipun mereka menyadari bahwa hubungan tersebut tidak sehat.

Beauties, menjalin hubungan dengan seseorang itu pasti memiliki tujuan untuk membuatmu lebih bahagia dengan kehadirannya. Namun, apabila dengan adanya ia di sampingmu justru membuatmu sakit secara mental maupun fisik maka hubungan tersebut sudah tidak layak lagi untuk dipertahankan. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE