Ternyata Ini Alasan Harga Barang di Mal dan Supermarket Sering Berakhiran Rp999, Sudah Tahu?
Ada perbedaan yang cukup mencolok saat berbelanja di toko kecil dengan toko besar seperti supermarket hingga mal, yakni penulisan harganya.Â
Jika berbelanja di penjual kaki lima atau toko klontong, pasti Beauties akan mendapatkan harga barang yang sudah bulat. Contohnya Rp10.000, Rp20.000, dan Rp100.000.Â
Namun, saat berbelanja di mal atau supermarket, umumnya kita akan melihat harga barang dari label harga yang terpajang. Umumnya, harga dari barang tersebut dijual dengan angka berakhiran Rp999. Contohnya, Rp9.999, 29.999, dan Rp99.999.Â
Lantas, apa yang membuat harga barang di mal dan supermarket sering berakhiran Rp999? Ini dia jawabannya...
Trik Pemasaran Klasik 'Charm Pricing' untuk Menarik Pembeli
Ilustrasi belanja/Foto: Freepik/freepik
Membuat harga barang atau produk berakhiran dengan angka 99 merupakan trik pemasaran klasik bernama Charm Pricing. Tujuan dari charm pricing adalah untuk menurunkan digit kiri agar lebih menarik pembeli.Â
Contohnya: harga sheetmask Rp19.999 lebih menarik dari yang ditulis harga Rp20.000.
Mengutip Unravel Research, konsumen biasanya memproses harga dengan cepat. Mereka lebih fokus pada digit paling kiri. Hasilnya, penurunan harga dari angka 2 ke angka 1, yang sebenarnya bukan pengaruh besar tapi membuat pembeli seperti mendapatkan diskon.Â
Penelitian dalam berbagai konteks menunjukkan bahwa bentuk charm pricing ini memang berhasil. Produk dengan harga akhiran 0,99 menjadi lebih sering dipilih.Â
Ilustrasi belanja/Foto: Freepik/freepik/ Foto: Tria Oktyana |
Lebih lanjut, mengutip detikFinance, Paypal melaporkan Universitas Chicago pernah melakukan penelitian penerapan harga ini pada pakaian perempuan. Mereka menjual baju dengan harga USD 43, USD 39, dan USD 44.Â
Hasilnya, pakaian yang paling banyak terjual adalah yang bernilai USD 39, meskipun ada yang lebih murah dari harga tersebut.
Pada situs aplikasi konsultan usaha dan akuntansi online, Akurat, secara tradisional banyak pelanggan yang memberi harga akhiran dengan angka ganjil, seperti 5, 7, atau 9. Dari perspektif pelanggan, penjual seolah telah memangkas harga semurah mungkin, hingga tercipta angka-angka ganjil tersebut.Â
Hal inilah yang membuat angka berakhiran ganjil atau 99 sering digunakan, karena membuat kesan harga tampak lebih baik. Pun, dalam buku milik William Poundstone berjudul Priceless, terdapat delapan studi tentang penggunaan "harga pesona" (harga yang diakhir dengan angka ganjil) dan menemukan bahwa hal ini dapat meningkatkan penjualan sebesar 24% jika dibandingkan dengan harga bulat.Â
Nah Beauties, terjawab ya mengapa harga barang di mal dan supermarket sering berakhiran Rp999. Bagaimana, kamu juga suka terkecoh kalau belanja dengan akhiran 99 nggak nih?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Ilustrasi belanja/Foto: Freepik/freepik/ Foto: Tria Oktyana