Beauties, dalam dunia pekerjaan, kamu mungkin pernah bertemu dengan rekan kerja atau kolega yang tidak bisa berhenti bicara alias cerewet. Mereka mungkin adalah orang yang akan terus-menerus mengganggu kamu dengan pesan singkat, mampir ke meja kerja kamu dan mengoceh mengenai banyak hal, atau bahkan ikut dalam percakapan grup dan mengambil alih suatu topik.
Kamu mungkin akan merasa risih dan merasa terganggu, namun di satu sisi kamu juga tidak ingin bersikap kasar atau jahat dengan memotong pembicaraannya atau langsung pergi. Sebab, hal tersebut dapat membuat suasana yang tidak mengenakan di tempat kerja.
Padahal kamu tidak perlu takut untuk menetapkan batasan dengan mereka, lho, Beauties! Kamu memiliki tanggung jawab untuk diri sendiri untuk menetapkan batasan dengan cara yang sopan dan diplomatis, agar pekerjaanmu tetap terlaksana dengan baik.
Dilansir dari Harvard Business Review, berikut terangkum cara sopan menghadapi orang yang tidak bisa berhenti bicara di tempat kerja, yuk, disimak!
1. Menyempurnakan Cara untuk Menginterupsi
Ilustrasi Menginterupsi Pembicaraan/foto:freepik/diana.grytsku |
Menginterupsi bisa menjadi hal yang sulit, tetapi bukan tidak mungkin. Mulailah dengan sopan dengan kalimat seperti, "Bisakah aku membagikan pemikiranku disini?" atau "Sebelum kita melanjutkan obrolan, apakah aku bisa menambahkan sedikit..."
Kamu juga dapat menambahkan gerakan tangan dengan lembut, seperti mengangkat tangan atau jari telunjuk kamu. Jika kamu sedang dalam rapat secara virtual, ketiklah sebuah kalimat di ruang obrolan atau grup bahwa kamu memiliki sesuatu untuk dibagikan sehingga pemimpin rapat dapat menghubungi kamu. Menyalakan microphone sendiri juga merupakan sinyal lain bahwa kamu ingin berbicara.
Namun, kamu juga bisa menginterupsi dengan lebih tegas. Hal ini dilakukan dengan menyatakan satu kalimat berulang kali dengan nada datar. Misalnya, kamu dapat mengucapkan nama orang tersebut seperti, "Santi, Santi, Santi, permisi tapi aku harus kembali bekerja" atau ungkapan, "Aku harus menghentikan pembicaraan ini."
2. Menggunakan Perspektif "Aku"
Ilustrasi Aku/foto:freepik/cookie_studio |
Penting untuk menggunakan kata "aku" untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan kamu dan mengambil alih dari perspektif kamu. Hal ini berarti kamu bisa mulai berbicara dengan bahasa orang pertama. Dalam praktiknya, kamu bisa mengaplikasikannya seperti ini:
- Aku sedang dalam deadline pekerjaan dan tidak dapat mengobrol sekarang.
- Untuk dapat hasil yang terbaik, aku benar-benar membutuhkan waktu untuk fokus. Terima kasih telah menghargai itu.
- Aku memiliki prioritas baru yang memerlukan perhatianku saat ini.
- Aku gugup untuk mengatakan hal ini, tetapi aku berusaha untuk berkomunikasi dengan dua arah. Aku rasa percakapan kita tidak seimbang. Bisakah kita mendiskusikan cara memperbaikinya?