Hati-hati, Ini 5 Tanda Toxic Positivity di Tempat Kerja

Budi Rahmah Panjaitan | Beautynesia
Rabu, 15 Oct 2025 07:45 WIB
Hati-hati, Ini 5 Tanda Toxic Positivity di Tempat Kerja
Hati-hati, Ini 5 Tanda Toxic Positivity di Tempat Kerja/ Foto: Freepik.com/freepik

Pernah mendengar ajakan seperti ini di kantor? “Ayo tetap semangat!”, “jangan mudah baper, nikmati aja prosesnya!”. Kalimat-kalimat ini tujuannya memang untuk menjaga suasana agar tetap positif, namun, tanpa disadari bisa berujung toxic positivity. Ini bisa terjadi ketika dorongan untuk berpikir positif justru dilakukan dengan mengesampingkan realita dan perasaan karyawan.

Budaya yang mendorong kita untuk “bahagia terus” di tempat kerja bisa menimbulkan rasa bersalah saat lelah, kecewa, atau bahkan stres. Padahal, emosi negatif adalah hal yang wajar muncul di lingkungan kerja yang seringkali penuh tekanan. Untuk mengenali seperti apa toxic positivity di tempat kerja, kenali tanda-tandanya berikut.

1. Semua Orang Terlihat “Setuju” dengan Ide Atasan

Setuju dengan atasan/ Foto: Freepik.com/pressfoto
Setuju dengan atasan/ Foto: Freepik.com/pressfoto

Pernah melakukan ini, Beauties? Di beberapa tim kantor, ada budaya di mana semua orang selalu berkata “ya” pada setiap keputusan atasan, bahkan ketika mereka tidak sepenuhnya setuju. Mengutip dari Scienceofpeople ,situasi ini sering disebut sebagai groupthink, saat karyawan takut menyampaikan pendapat berbeda karena tidak ingin terlihat “negatif” atau “tidak mendukung tim.”

Alhasil ini bisa berakibat pada terhambatnya ide-ide baru dan sulitnya motivasi untuk tumbuh. Lingkungan kerja yang terlalu “positif” justru bisa membuat tim kehilangan keberanian untuk berpikir kritis lho.

2. Pujian dan Semangat Berlebihan

Pujian berlebihan/ Foto: Freepik.com/freepik

Kita tentu sepakat bahwa memberikan apresiasi itu penting. Namun, ketika pujian disampaikan terus-menerus tanpa makna yang jelas, seperti misalnya, “Kamu luar biasa banget!” untuk setiap hal kecil, maka itu bisa menjadi bentuk sanjungan palsu.

Di tempat kerja, hal ini sering digunakan untuk menjaga suasana “positif” atau bahkan untuk memanipulasi orang lain agar mau melakukan sesuatu. Masalahnya, sanjungan berlebihan bisa membuat hubungan antar rekan kerja terasa dangkal dan tidak otentik.

3. Senyum Palsu

Senyum palsu/ Foto: Freepik.com/drobotdean

Pernahkah Beauties memperhatikan bahwa rekan kerja selalu tersenyum di depan umum, tapi terlihat lelah atau sedih ketika mereka sendirian? Banyak orang di tempat kerja merasa harus tampak bahagia agar tidak dicap “tidak profesional.”

Padahal, memaksakan kebahagiaan justru membuat stres semakin menumpuk. Menekan emosi negatif terlalu sering bisa meningkatkan risiko depresi dan kelelahan mental. Kita melihat lingkungan kerja yang ceria, namun di saat bersamaan kita juga bisa merasakan adanya ketegangan di baliknya.

4. Semua Terlihat Sibuk, tapi Produktivitas Menurun

Produktivitas menurutn/ Foto: Freepik.com/Freepik

Toxic positivity juga bisa muncul dalam bentuk “pura-pura sibuk.”Ketika seseorang ditekan untuk “tetap positif dan terus jalan”, mereka mungkin akan memilih terlihat sibuk daripada jujur mengatakan bahwa sistem kerja saat ini tidak efektif.

Akibatnya, banyak pekerjaan dilakukan hanya untuk menjaga “citra positif” di mata tim atau atasan, bukan karena benar-benar produktif. Untuk mengetahuinya, coba lihat seberapa banyak aktivitas yang dilakukan yang berbanding lurus dengan inovasi yang dihasilkan.

5. Hubungan Kerja Terasa Dangkal

Hubungan dangkal/ Foto: Freepik.com/tirachardz

Lingkungan kerja yang terlalu menjunjung “positivity” seringkali menghadirkan rasa tidak aman untuk jujur tentang perasaan. “Jangan baper, santai aja!” “Coba lihat sisi baiknya!”. Kalimat ini bisa membuat timbulnya rasa diabaikan dan pada akhirnya enggan untuk terbuka lagi.

Akibatnya, hubungan antar rekan kerja menjadi dangkal, penuh basa-basi tapi minim empati. Rasa kepercayaan pun berkurang karena semua orang sibuk tampil “bahagia,” bukan saling memahami.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE